HELLO GESSS
APA KABAR SEMUA? PADA SEHATKAN?
KANGEN AKU ATAU KANGEN CERITA INI?MAAP YA BARU UP SEKARANG😢
SIAPA YANG NUNGGU CERITA INI.
SEKEDAR INFORMASI, BACA PART INI SAMPAI HABIS. JANGAN ADA YANG TERLEWATKAN. KARENA SEWAKTU-WAKTU PART INI AKU MEMBANTU KALIAN. IKUT MEMECAHKAN TEKA-TEKI DI CERITA INI.
SATU LAGI, PART INI KHUSUS TENTANG CERITA ADERA
UDAH PADA SIAP?
WAJIB RAMEIN KOLOM KOMENTAR!"Dasar anak pembawa sial!"
"Anak gak tau diri!"
"Gara-gara ibu kamu, saya harus kehilangan orang yang saya cintai!"
Suara makian diiringi dengan suara cambukan itu berhasil membuat tubuh keempatnya mematung di depan sebuah pintu rumah yang terbuka lebar.
Keempat gadis yang masih mengenakan seragam sekolah itu melebarkan matanya kala melihat sebuah ikat pinggang mendarat di tubuh seorang gadis yang terlihat sudah lemah tak berdaya di lantai.
"IBU SAMA ANAK SAMA SAJA. PEMBAWA SIAL!"
"IBU KAMU ITU MURAHAN!"
"Cih, Kamu itu anak haram. Pembawa sial!"
"ADERA!" Teriak mereka berempat ketika melihat seorang pria yang ingin mendaratkan ikat pinggangnya lagi di tubuh sahabatnya.
Eca berlari terlebih dahulu memasuki rumah, ikut bersimpuh di lantai melindungi tubuh Adera dari cambukan. Disusul dengan Amara yang melindungi tubuh Adera dari sisi kanan. Lalu, Ran yang melindungi kepala Adera, dan terakhir Keisya yang memeluk erat Adera dari belakang. Semuanya melindungi Adera dari siksaan itu lagi.
"Om kenapa mukulin Dera?" tanya Eca yang sudah menangis karena tak kuat melihat kondisi sahabatnya.
"Gak waras otak anda! Ini anak kandung anda sendiri!" maki Keisya, menatap nyalang ke arah Reno, ayah dari Adera.
"Dia itu anak yang tidak pernah diharapkan. Dia hidup cuman bawa sial doang!" ucap Reno tertawa, sambil menunjuk ke arah Adera.
Ran menggelengkan kepalanya keras, "Bener-bener gak waras!"
Adera tidak tuli dia mendengar semua perkataan yang papahnya ucapkan. Tapi, gadis itu hanya terdiam membisu dengan luka memar disekujur tubuhnya.
Apa dia menangis? Tidak!
Apa dia merintih kesakitan? Tidak juga.
Gadis cantik berkulit eksotik itu hanya diam saja. Semuanya terasa mati rasa baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARA STORY [Slow Update]
Genç KurguAmara Calistha, kini tumbuh menjadi sosok gadis mandiri namun susah diatur. Sejak, kejadian tujuh tahun yang lalu, seolah semuanya terenggut. Hidupnya, dunianya hingga senyum manisnyapun seakan lenyap. "Untuk apa aku tersenyum, jika alasan senyumku...