13; Visit at night

987 91 32
                                    

BUDAYAKAN BACA DULU, BARU VOTE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BUDAYAKAN BACA DULU, BARU VOTE.
BACA SAMPAI HABIS YA, HARGAI AKU YANG SUDAH SUSAH PAYAH MEMBANGUN CERITA INI.

KOMEN YANG BANYAK UNTUK PART T INI.

KASIH TAU KALAU ADA TYPO

KASIH TAU AKU, APA YANG HARUS DIPERBAIKI.

ENJOY TO READING

TENCU ❤

.
.
.
.

Di sinilah Alden sekarang, berdiri di depan pagar besi yang menjulang tinggi. Di temani oleh si Montok, nama baru yang dia berikan untuk motor kesayangannya.

"Montok, kira-kira Amara ada di rumah gak ya?" tanya Alden pada motor besar berwarna putih miliknya.

Kalau saja, di situ ada orang yang menyaksikan cowok itu berbicara sendiri pada motornya, sudah pasti Alden akan di cap sebagai orang gila tampan.

Malam ini, lebih tepatnya jam delapan malam. Cowok dengan kaos hitam yang dibalut dengan jaket merah. Celana jeans berwarna senada juga sneakers putih, berkunjung ke rumah Amara.

Alden celingak-celinguk mencari seseorang yang bisa membukakan pintu pagar besar ini. Dia yakin rumah semegah ini mustahil jika tidak ada satpam yang menjaganya. Alden berani jamin satpam rumah ini, pasti lebih dari satu orang.

"PAK SATPAM ... PAK SATPAM ..., BUKAIN PAGARNYA DONG! ADA ORANG GANTENG MAU BERTAMU NIH," teriak Alden kencang sekali. Sudah bisa dipastikan teriakannya itu nembus sampai perumahan sebelah.

Tidak tahu malu! Apa seperti itu caranya bertamu ke rumah seseorang.

Jika, si Montok bisa berbicara pasti dia akan berkata seperti ini. "Jangan teriak bos, malu. Ini di rumah orang."

Tak lama dari itu, datang seorang pria berperut buncit membuka pintu pagar besi itu.

"Kamu yang barusan teriak? gara-gara teriakan kamu, hampir saya keselek biji mangga," semprot bapak itu memarahi Alden.

Cowok bermata sipit itu malah memperlihatkan cengiran lebarnya, "Maaf, Pak."

"Ada perlu apa?" tanya Pak Budi, penjaga rumah Amara.

"Saya mau ketemu sama Amara, Pak."

"Temennya?" tanya Pak Budi yang diangguki oleh Alden.

"Yaudah, silahkan masuk."

Alden tersenyum senang. Dia langsung mendorong si Montok masuk ke dalam halaman rumah Amara.

Dipencet terus menurus bel yang ada di samping pintu. Aish! rupanya Alden tidak sabaran.

AMARA STORY [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang