"AAAAAAAA!!!"
Nisa menendang-nendang selimutnya kesetanan. Dia menjumbulkan sebelah tangannya dan memukul-mukul tak tentu arah. Berharap setan yang menggangu terkena pukulan mautnya dan pingsan, jadi Nisa bisa kabur dari kamar.
Tangannya berhenti memukul ketika dia merasakan selimut yang dipakainya ditarik-tarik ke bawah. Dengan cepat Nisa menarik selimutnya ke atas, kemudian tertarik ke bawah lagi, dan Nisa menarik ke atas lagi.
Ya ampun ... ini setan bandel kali, pun.
Air mata Nisa semakin deras mengalir. Rasanya dia mau berteriak lagi tapi takut membangunkan seisi rumah. Masalahnya, saat ini dia sedang tidak berada di rumahnya sendiri, jadi dia tidak ingin membuat keributan di tengah malam. Kalau semisal ini rumahnya, Nisa pasti sudah dari tadi menjerit-jerit kemudian berlari ke kamar mamaknya untuk mencari perlindungan.
Nisa bernapas lega ketika dia tidak lagi merasakan tarikan di selimutnya. Napasnya memburu, jantungnya berdetak sangat cepat, mengalahi detakan jantungnya ketika ketakutan karena Prisma. Karena mau setakut apapun Nisa pada Prisma, rasa takutnya pada setan jauh lebih besar.
Rasanya jantung Nisa seperti berhenti berdetak ketika dengan tiba-tiba selimut yang dikenakannya terbuka. Matanya membulat sempurna menatap langit-langit kamar yang gelap. Napasnya tercekat, dengan gerakan pelan dia menolehkan kepalanya ke samping.
"AAAAAA!!!"
Itu menjadi teriakan terakhir Nisa sebelum pandangannya yang sudah gelap menjadi semakin gelap.
Nisa pingsan!
.....
Andre terbangun dari tidurnya, tiba-tiba saja dia merasa sangat kehausan. Dengan gerakan pelan dia turun dari kasur dan melangkah keluar kamar. Menuruni anak tangga dan menuju dapur, kemudian menuang air minum ke dalam gelas dan membawanya kembali ke lantai atas.
Saat hendak kembali masuk ke dalam kamar, tiba-tiba saja lampu di sekitarnya mati, tak lama setelahnya dia mendengar suara teriakan seseorang dari dalam kamar di sebelahnya. Seketika sebuah senyum jahil tercetak di bibirnya.
Dia menggagalkan niatnya yang hendak masuk ke kamar Prisma. Dengan langkah pelan dia berjalan ke kamar yang ditempati Nisa--kakaknya. Tangannya memegang handle pintu, kemudian memutarnya. Lagi, senyuman jahil kembali terlihat. Dia hapal betul kebiasaan kakaknya yang suka lupa mengunci pintu, dan kebiasaan buruk kakaknya kali ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Dia berjalan masuk, sedikit berhati-hati karena keadaan di sekitarnya nampak gelap. Bisa didengarnya suara tangisan Nisa, membuatnya semakin menyunggingkam senyum jahil. Kakaknya ini sangat takut dengan gelap dan juga hantu, Andre sering mengejeknya akan hal itu.
Langkahnya berhenti ketika dia merasa menabrak sesuatu yang diyakininya adalah kasur, karena dapat dia rasakan benda empuk itu bergerak-gerak. Dia menggeser tubuhnya ke kiri beberapa langkah, kemudian menjulurkan sebelah tangannya dan meraba-raba apapun yang ada di depannya. Dia tersenyum senang ketika merasa tangannya menyentuh punggung seseorang yang dirasanya adalah punggung kakaknya. Andre menepuk-nepuk punggung itu beberapa kali sembari menahan tawanya yang rasanya ingin meledak. Apalagi ketika dapat dia rasakan kaki kakaknya menendang-nendang kasur, rasa untuk menjahili kakanya semakin menjadi.
Andre menghentikan tepukannya, dia meraba-raba meja nakas di sebelahnya dan langsung memekik senang ketika menemukan benda yang dia cari. Ponsel kakaknya. Menaruh gelas yang sedari tadi dipegangnya di meja, setelah itu Andre kembali menghadap ke ranjang.
Andre menghidupkan ponsel itu dan menyalakan senter dari sana. Setelah itu dia melirik Nisa yang masih ketakutan, terlihat dari tubuh yang tengah berbaring di kasur itu bergetar. Andre meraih selimut yang dipakai Nisa dan menarik-nariknya. Bahkan, ketika dirasanya Nisa kembali menarik selimut itu ke atas, Andre semakin gencar menarik selimut itu berlawanan arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Galak! [TAMAT]
Romance[Belum direvisi] Nisa mempunyai ketakutan tersendiri dalam hidupnya. Sebuah ketakutan yang mungkin akan dianggap lucu oleh orang lain, namun begitu menyeramkan untuknya. Takut pada Tuhan? Itu harus. Takut pada setan? Sudah biasa. Takutnya ini adalah...