Akhirnya bisa update juga😴
Maaf sebelumnya buat kalian yang udah mau nunggu cerita ini atas kemoloran yang aku lakuin.Sebenernya naskah cerjta ini tuh udah selesai sejak lama, dan tinggal update aja. Tapi, entah datang kesialan dari mana, part 30 ini malah tiba-tiba hilang dan aku terpaksa nulis ulang. Kalian pasti taulah rasanya itu gimana, ngeselin banget deh pokoknya.
Jadi, sekali lagi aku minta maaf atas kemoloran update cerita ini😊
......................................
"Saya terima nikah dan kawinnya Annisa Fadlan Lubis binti Surya Fadlan Lubis dengan mas kawin tersebut, tunai.""Bagaimana para saksi, sah?"
"Sah."
"Alhamdulillah."
Lantunan doa diucapkan sang penghulu. Semua yang ada di ruangan tersebut menunduk takzim sembari mengamini. Tak terkecuali Prisma yang kini menangkupkan tangan di depan dada sembari berdoa agar rumah tangga yang akan dijalaninya sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Prisma mendesah lega. Akhirnya impiannya sejak beberapa tahun lalu dapat terwujud, yaitu memiliki Nisa seutuhnya dengan membawa gadis itu ikut bersamanya membina sebuah rumah tangga, dan menjadikan gadis itu pendamping hidup sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak.
"Cie ... yang sekarang udah nikah ... bobok nggak sendirian lagi, dan nggak jadi jomblo karatan lagi ...."
Prisma mendengkus samar mendengar bisikan setan dari Jangga. Memilih mengabaikan, Prisma menatap ke depan dengan perasaan was-was, dalam hati dia bersyukur dapat mengucap ijab qabul dengan lancar.
"Gilak! Dedek emesh kenapa bisa cantik kali kayak gitu? Aku kayak lagi nengok proses bidadari turun dari kayangan," bisik Jangga lagi. Sembari melirik Nisa yang kini sedang berjalan menuruni anak tangga.
"Bisa diem nggak kau!" ketus Prisma berbisik. Dia menyikut lengan Jangga lalu menjauhkan wajah temannya yang berada tepat di sampingnya. Temannya ini memang tidak bisa mengerti situasi dan kondisi! Merusak suasana saja!
"Idih, baru nikah udah galak kayak gitu. Awas nantik dedek emesh berpindah ke laen hati."
Abaikan saja, Prisma ... batinnya berbisik. Menghirup napas dalam lalu mengembuskannya pelan, Prisma memilih menolehkan kepalanya ke samping.
Tubuhnya menegang kaku dan mulutnya terbuka lebar. Matanya sama sekali tak berkedip begitu melihat salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang nampak sempurna tengah menuruni anak tangga bersama dengan bunda dan ibu mertuanya.
"Woi! woi, Prisma!"
"Ah, ya?"
Prisma tersadar dari lamunannya dan menatap Jangga yang baru saja mengguncang bahunya sembari tersenyum jahil. Dia mengerjapkan mata beberapa kali lalu langsung tersadar dengan tingkah bodohnya barusan. 'Ah, shit!' umpatnya dalam hati, dia mendengkus keras begitu melihat Jangga yang menertawakan dirinya.
"Gilak! Mukak mupeng kau betol-betol kocak. Hahaha!"
Tawa Jangga mengudara dan langsung menyita perhatian orang di sekitarnya, bahkan Hani--istri Jangga--harus menyikut perut suaminya karena merasa tidak enak akan tingkah konyol Jangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Galak! [TAMAT]
Romance[Belum direvisi] Nisa mempunyai ketakutan tersendiri dalam hidupnya. Sebuah ketakutan yang mungkin akan dianggap lucu oleh orang lain, namun begitu menyeramkan untuknya. Takut pada Tuhan? Itu harus. Takut pada setan? Sudah biasa. Takutnya ini adalah...