TG27 || Kabar Baik?

5.2K 580 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya😉😊
Selamat membaca ....

..............


4 tahun kemudian ....

Nisa berjalan memasuki sebuah minimarket  yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Dia memberikan semyum kecil pada salah satu karyawan yang menyapanya disaat Nisa melangkah masuk. Mengambil satu keranjang belanja, dengan langkah kecil Nisa berjalan menuju stand  makanan ringan dan mengambil beberapa camilan kesukaannya.

Suara dering pada ponselnya membuat Nisa menghentikan kegiatannya sejenak. Nisa berdecak kesal begitu melihat nama yang tertera di sana. Kali ini apa lagi? Tidak bisakah Tari membiarkan Nisa hidup tenang untuk hari ini saja? Sudah cukup Nisa dibuat pening  dengan tingkah mamaknya yang beberapa hari ini menjadi sangat aneh, jadi jangan buat Nisa semakin pening lagi dengan segala tingkah ribet Tari.

"Apa lagi?"

"Nisa! Kau di mana?!"

Spontan Nisa langsung menjauhkan ponselnya dari telinga. Dia menatap kesal pada ponselnya beberapa saat, lalu setelah itu mendekatkan lagi benda itu ke telinganya.

"Bukan urusanmu!" jawab Nisa ketus. Dia kembali melanjutkan kegiatannya yang tadi terhenti. Berjalan menuju lemari pendingin dan mengambil beberapa es krim dan minuman.

"Is, yang betol, min. Aku di rumah mu ini! Kok sepi kali di sini?"

"Ngapai kau ke rumahku? Aku lagi nggak nerima tamu."

Terdengar suara decakan dari ujung sana. "Is, udah lah. Bilang aja kau di mana sekarang."

Nisa tertawa pelan. "Mau ngapai rupanya kau ke rumahku?" Merasa sudah membeli semua yang dibutuhkan, Nisa berjalan ke meja kasir. Menyerahkan belanjaannya pada karyawan yang berjaga di sana.

"Sebagai kawan yang baik, aku mau ngajak kau jalan-jalan. Kita cuci mata nyarik yang seger-seger." Tari tertawa di akhir kalimat.

"Bentar." Nisa menaruh ponselnya ke dalam saku.
"Berapa, Kak?" ucapnya pada penjaga kasir.

"Empat puluh tiga ribu."

Nisa mengambil selembar uang lima puluh rubuan, menyerahkannya pada penjaga kasir lalu dia mengambil belanjaannya dan uang kembalian.

Nisa  mengambil kembali ponselnya. "Apa yang seger-seger? Es doger?" Tawa Nusa mengudara, dia berjalan keluar dari minimarket dan duduk di kursi yang berada tepat di depan minimarket tersebut.

"Gigik kau es doger. Cogan, Nisa ... cogan."

Nisa kembali tertawa, dia mengulurkan tangan kirinya ke depan, merasakan setiap rintik air yang turun. "Males, lah. Kau aja sana. Nggak kau tengok apa kalok sekarang masik ujan?"

"Ujan dari mana? Cuman rintik kayak gini kau bilang ujan. Udah lah, ayok ikot aja. Dari pada kau di rumah sendiri meratapi hubungan kau sama bang Prisma yang nggak ada kejelasan. Mending kau ikot aku, kita nyarik cowok yang lebih ganteng dari bang Prisma."

"Nggak jelas kayak mana? Orang kita baik-baik aja, kok."

"Lebih dari lima bulan dia nggak ada hubungin kau, itu kau bilang baik-baik aja?"

Nisa tidak langsung menjawab, dia menghela napasnya pelan, kemudian memejamkan mata sejenak. "Mungkin dia sibuk."

"Halah! Sesibuk apa pun bang  Prisma, kalok dia betol-betol sayang sama kau, dia nggak mungkin kayak gini. Pas kau wisuda kemaren, pun, dia nggak dateng, ngucapin selamat, pun, enggak. Itu yang namanya sayang?"

Tetangga Galak! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang