TG 19 || Kamu ... cantik

7.3K 784 10
                                    


Untuk pertama kalinya, berada di dekat Prisma Nisa merasa tenang. Alih-alih takut seperti biasanya, Nisa sungguh merasa aman di dekat pria itu. Dekapannya terasa hangat menenangkan, membuatnya betah untuk berlama-lama di sana.

Nisa masih sesenggukan, napasnya pun masih tersendat-sendat. Lalu jantungnya ... huh, jangan ditanya lagi, rasanya seperti organ dalam itu ingin meloncat keluar dari tempatnya. Jika tadi penyebab jatungnya berdetak tidak normal karena dia merasa takut, sekarang lain lagi. Entah mengapa Nisa merasa euforia di dalam tubuhnya melonjak tajam, menghantarkan rasa getar pada hati.

Prisma melepaskan dekapannya ketika dia merasa Nisa sudah mulai tenang. Dia sedikit menjauhkan tubuhnya dari Nisa, kemudian tangan kanannya beralih menangkup wajah gadis itu. Diperhatikannya wajah manis gadis itu lekat-lekat. Matanya sedikit sembab, hidungnya berubah merah, sangat lucu. Membuat sisi egois dalam diri Prisma langsung keluar begitu saja. Dalam hati dia bersumpah kalau hanya dia yang boleh melihat wajah lucu Nisa saat menangis. Hanya dia yang boleh menjadi sandaran Nisa ketika gadis itu merasa terpuruk. Hanya dia yang boleh membuat dan mendapat senyum dari Nisa. Hanya dia, Prisma, tidak boleh yang lain.

Ibu jari Prisma bergerak mengusap air mata di pipi Nisa. Dia tersenyum lembut, sembari terus mengusap-usap pipi tembam gadis itu. Setelah itu dia melepaskan tangkupan tangannya pada wajah Nisa. Merangkul bahu gadis itu, dan mengajaknya untuk berjalan ke arah kasur.

"Kamu langsung tidur saja, sudah malam. Saya akan berjaga di sini." Prisma membantu gadis itu berbaring, membetulkan letak selimut, setelah itu Prisma mengusap pelan kepala Nisa sebelum beranjak.

"A-Abang mau ke mana?" Tangan Nisa secara refleks mencekal lengan Prisma ketika dilihatnya pria itu akan berjalan pergi. Nisa menatap Prisma dengan pandangan memohon. Sungguh, saat ini dia benar-benar takut jika harus ditinggal sendirian. Listrik masih belum hidup, dan bayangan-bayangan setan di dalam film yang tadi dia tonton dengan kurang ajarnya masih berseliweran di kepalanya.

"Saya tidak ke mana-mana. Saya mau menghidupkan lilin dulu," jawab Prisma sembari tersenyum menenangkan.

"Tapi nantik kalok ada setan kayak mana?"

"Nggak ada. Udah, kamu tenang aja. Lagi pula saya nggak ke mana-mana."

Akhirnya dengan ragu Nisa melepaskan cekalan tangannya. Dia masih merasa was-was jika tiba-tiba saja pria itu pergi meninggalkannya.

Prisma membuka laci meja nakas yang tepat berada di samping kasur. Dia mengambil lilin dan korek api dari sana, kemudian menghidupkan lilinnya dan menaruh benda itu di atas meja nakas. Setelah itu dia berjalan menuju sofa, menarik sofa itu mendekat ke kasur, dan kemudian duduk di sana.

"Sudah, sekarang kamu tidur." Tangan Prisma bergerak mengelus-elus kepala Nisa. Membuat Nisa secara perlahan mulai memejamkan mata.

Tak berselang lama, Nisa pun sudah masuk ke alam mimpi. Prisma yang melihat Nisa sudah tertidur, pun, dengan segera bangkit dari duduknya. Mengelus sebentar kepala Nisa, kemudian dia berjalan keluar menuju kamarnya untuk berganti baju, karena sejak mereka pulang dari pasar malam tadi, Prisma sama sekali belum mengganti bajunya gang sedikit basah.

Setelah mengganti baju, Prisma kembali ke kamar Nisa. Duduk di sofa yang tadi sudah dia geser di dekat kasur, kemudian memperhatikan Nisa lekat. Dalam benaknya dia mengingat kembali kejadian yang terjadi hari ini. Meskipun semua rencana yang sudah dia susun untuk pendekatan dirinya dengan Nisa gagal, sekarang dia sama sekali tidak merasa menyesal. Hari ini dia sangat berterima kasih pada hujan. Berkat hujan, dia merasa dirinya dengan Nisa sudah semakin dekat.

Sekeras apapun Prisma berusaha untuk mencoba mendekati Nisa jika tuhan tidak menghendaki, sehebat dan sebagus apapun rencananya, semua itu akan sia-sia. Seperti rencana yang sudah dia susun tadi yang gagal karena hujan, mungkin tuhan tidak setuju dengan rencana yang dia buat. Makanya, Prisma diberi jalan lain yang malah menghasilkan buah manis yang akan selalu terkenang.

Tetangga Galak! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang