TG13 || Prisma gila!

9.3K 1K 48
                                    

Hal yang sampai sekarang tidak dimengerti oleh Nisa adalah rumus fisika. Di mana sebuah benda jatuh harus diukur kecepatannya kemudian dihitung gayanya. Sebuah kegiatan yang menurut Nisa membuang-buang waktu dan tidak berfaedah. Untuk apa kita pusing-pusing memikirkan berapa kecepatan sebuah benda jatuh? Kemudian harus berkutat dengan berbagai macam rumus yang membuat otak Nisa mumet. Kalau mau jatuh ya jatuh saja, apa dengan mengetahui kecepatannya kita bisa menggagalkan benda tersebut jatuh? Hah, fisika dan rumus rumitnya ....

Namun ternyata, ada hal yang lebih rumit dan membingungkan dari rumus fisika. Bukan rumus matematika atau kimia, apa lagi bahasa algoritma, yang ini lebih berbentuk kepada sesosok makhluk, sesosok makhluk yang bernama Prisma.

Nisa sama sekali tidak mengerti, dari semua hal yang ada di Bumi, Prisma adalah hal tersulit yang susah ia pahami. Jika kalian berpikir kalau wanita itu adalah hal yang paling susah dimengerti, lalu, apa kabar dengan laki-laki yang tiba-tiba saja berubah sikap seenak jidat? Banyak mau dan banyak tingkah, suka membuat ulah hingga akhirnya membuat kepala berasa ingin pecah.

Menurut Nisa, Prisma adalah sesosok makhluk paling menyeramkan yang pernah ia temui setelah setan. Sikapnya suka berubah-ubah, kayak bunglon. Sebentar baik, tetapi jahatnya lama. Prisma lebih membingungkan dari rumus fisika. Sesosok bukti bahwa pria tidak lebih sama rumitnya dari wanita.

"Ekhem! Ekhem!"

Nisa mengalihkan atensinya dari bakso yang tengah ia eksekusi. Mengangkat kepala guna melihat tingkah aneh Prisma. Kali ini, hal aneh apa lagi yang akan pria itu lakukan?

"Nisa."

Nisa mengangkat sebelah alisnya, menirukan gaya yang sering dilakukan oleh Prisma, dengan mulut yang tidak berhenti mengunyah.

"Hehehehe."

Dahi Nisa bekerut. Ketika lagi-lagi Prisma melakukan hal yang sama seperti tadi. Memanggil namanya dan setelah Nisa melihat ke arah Prisma, pria itu hanya tertawa. Membuat Nisa langsung memasang sikap waspada, mungkinkah setan yang merasuki Prisma bertambah banyak?

"Abang jangan kayak orang gilak gitu, lah. Takut aku." Oke, cukup acungi jempol saja atas keberanian Nisa mengatai Prisma gila. Karena memang saat ini, rasa takutnya terhadap Prisma menguap begitu saja. Sudah mencair, namun masih bisa membeku.

Nisa sudah mengambil ancang-ancang untuk kabur jika Prisma lagi-lagi mengamuk. Namun, ternyata hal yang ia lakukan sungguh sia-sia. Bukannya marah, pria itu malah tertawa. Membuat Nisa menatapnya cengo, ini dia yang bodoh atau Prisma yang gila?

"Saya gila juga gara-gara kamu," jawab Prisma. Dia masih mengeluarkan tawa, meski mulutnya penuh dengan makanan. Nisa jadi membayangkan, bagaimana jika seandainya Prisma tiba-tiba saja tersedak bakso? Kira-kira, apakah pria itu masih bisa tertawa seperti itu?

"Abang yang gilak, kenapa bawak-bawak aku pulak?"

Prisma mengendikkan bahu, tidak menjawab ucapan Nisa dan malah menambah nasi ke dalam piringnya--yang ketiga kali. Dari sini Nisa tahu kalau Prisma mempunyai napsu makan yang tinggi. Pantas saja tubuh pria itu besar, orang makannya banyak.

Nisa memilih tak acuh, dia kembali menatap bakso lava di mangkuknya yang tinggal setengah. Dari pada meladeni tingkah aneh Prisma, lebih baik dia segera menghabiskan bakso lava yang tadi dibeli pria itu.

Nisa mengelap keringat yang mengalir di dahi, kemudian menyerot ingusnya yang hampir saja keluar. Bakso yang ia makan sungguh luar biasa, rasanya pedas, tapi enak.

Prisma menatap Nisa dengan dahi berkerut. Menyendokkan nasi ke mulut kemudian berpikir, sudah tahu bakso itu pedas, tapi kenapa masih dimakan? Terkadang dia heran dengan orang-orang yang suka dengan makanan pedas. Apa mereka tidak kasihan dengan perut yang akan mulas setelah memakan itu?

Tetangga Galak! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang