TG11 || Kerasukan dan Setan

9.1K 959 13
                                    

Hidup itu seperti sebuah game, butuh perjuangan agar kita mendapatkan sebuah kemenangan. Berbagai macam strategi harus tersusun dengan apik ketika kita berperang melawan musuh, sebuah Plan-B pun harus disiapkan agar kita tetap bisa hidup ketika ternyata Plan-A gagal. Pokoknya, hal apapun  asal itu baik akan dilakukan asal kita tetap hidup dan bernapas.

Nisa mengumpat dalam hati, merutuki dirinya sendiri yang terlalu terbawa suasana sehingga melupakan sebuah kenyataan besar yang baru lima menit lalu diingatnya. Mobil yang dinaikinya baru saja berheti di pekarangan sebuah rumah bercat putih, membuat Nisa kembali merasa gugup setengah mati.

Di dalam otaknya Nisa memikiran berbagai macam rencana yang seharuanya sudah ia susun sedari tadi. Sebagai antisipasi, jika rencana awalnya gagal, yang ternyata memang benar-benar gagal.

Beberapa pilihan metode pelarian diri dari rumah Prisma sudah hinggap di kepalanya. Membuat Nisa menyunggingkam senyum, melupakan orang di sebelahnya yang menatap Nisa bingung.

"Ada apa?"

Sebuah suara mengagetkannya, menyentak kesadaran Nisa dan menyeretnya paksa kembali ke realita. Nisa menyunggingkan senyum kecil. "Nggak pa-pa, Bang." Entah mendapat keberanian  dari mana, Nisa bisa merespon pertanyaan Prisma dengan baik, tidak gugup dan tidak terputus-putus seperti hari-hari sebelumnya. Membuat Nisa bingung, dan berakhir menatap Prisma seperti orang bodoh.

Sedangkan Prisma, ia menaikkan sebelah alisnya melihat Nisa yang kini berani menatapnya tanpa takut. Merasa tidak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya saat ini, karena baru kali ini, Nisa berani menatapnya seperti itu. Prisma menyunggingkan senyum, sebuah ketidaksengajaan yang menyenangkan--pikirnya.

Tiba-tiba saja, sebuah ide gila mampir di kepala Prisma. Senyum yang ia sunggingkan semakin lebar, membayangkan bagaimana reaksi Nisa nanti.

Sudah terlanjur menggali lubang, sekalian saja diperdalam membuat sumur--pikirnya. Lalu setelah itu, sebuah hal gila yang baru pertama kali ia lakukan terlaksana begitu lancarnya.

Hah! Poor you!

Prisma tertawa dalam hati, otaknya bekerja cepat untuk memerintahkan kepalanya menoleh ke samping, tepatnya ke arah Nisa yang nampak menahan napas. Tubuhnya yang ia majukan ke arah gadis tersebut dibuatnya semakin maju, membuat Prisma dapat melihat dengan jelas tubuh gadis itu yang gemetar, menatap Prisma dengan mata dan mulut yang terbuka lebar, dan tentu saja, nampak menggemaskan.

Sedangkan Nisa dengan tetap memertahankan mata dan mulut yang terbuka lebar, dia menatap lurus ke depan. Jantungnya berdetak sangat cepat dan tubuhnya bergetar hebat. Pasokan oksigen yang menyuplai masuk ke dalam paru-paru terasa kian menipis, yang sukses membuat Nisa menahan napas.

Haaa!! Prisma gila!!

Ingin rasanya Nisa mendorong tubuh besar di hadapannya ini, menggetok kepalanya, atau menampol wajah Prisma yang sekarang nampak tersenyum bodoh. Berteriak sekeras mungkin sampai tenggkrokannya sakit di telinga pria itu, atau menjewer telinganya persis seperti yang biasa mamak Nisa lakukan. Namun, semua itu hanyalah angan, dapat keberanian dari mana Nisa sehingga sanggup melakukan hal itu? Menatap mata Prisma saja, tubuhnya langsung lemas. Huh, tenggelamkan saja Nisa ke kolam ikan sekarang juga!

Pergi ke mana Prisma yang galak itu? Ke mana Prisma yang selalu menatap Nisa tajam? Karena Nisa yakin, kalau pria di hadapannya ini bukanlah Prisma. Mungkinkah pria itu mempunyai alter ego? Hah, kali ini Nisa yakin dengan pikirinnya, hingga tidak sadar dia mengangguk-anggukkan kepala, yang tentu saja hal itu ditangkap oleh netra Prisma, membuat bibir pria itu berkedut menahan tawa.

Setiap ekspresi yang keluar dari wajah Nisa tak pernah luput dari pandangannya. Menurut Prisma, gadis itu terlihat semakin manis ketika dia mengeluarkan segala ekspresi konyolnya. Kalau boleh, Prisma ingin menculik gadis itu dan menyimpannya untuk dirinya sendiri. Menaruh Nisa di dalam lemari kaca di kamarnya, sehingga dia bisa melihat wajah gadis itu setiap saat. Hahaha, Prisma tertawa dalam hati menanggapi pikiran gilanya.

Tetangga Galak! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang