1. Tentang Rasa

3.8K 187 15
                                    

بسم الله الر خمن الر حيم

"Terkadang mencintai dalam diam itu lebih menyanangkan, meskipun kita harus merasakan sakit untuk hal itu"

@Ikamelawati

_________________

DISEBUAH kamar bernuansa putih terlihat seorang wanita cantik tengah tertidur pulas di baluti dengan selimut tebal yang menyelimuti seluruh tubuhnya, menikmati mimpi yang sangat indah sehingga ia enggan untuk bangun. Karena terlalu nyenyak tidurnya ia sampai tidak mendengar suara jam weker.

Kringg

"Astagfirullah Rara! Udah jam segini loh kok belum bangun-bangun juga?" Seorang wanita perkiraan umur 40 tahun masuk ke kamar Rara dan menggelengkan kepalanya ringan ketika ia melihat putrinya masih terlelap dalam tidurnya.

"Rara ayo bangun nak," ujarnya lagi sembari menepuk pelan bahu Rara, dirinya bangun dengan malas lalu melihat ke arah Bundanya yang kini duduk tepat di sampingnya.

"Em...iya Bunda, maaf soalnya semalam Rara lembur menyelesaikan tugas tesis Rara," sahutnya dengan suara khas bangun tidur, merentangkan kedua tangan nya sambil mengedipkan mata sayunya berusaha menetralisir cahaya yang masuk ke retinanya.

"Yaudah sekarang kamu mandi terus sarapan, Bunda tunggu di meja makan," katanya lalu beranjak pergi dari kamar Rara.

Rara Ainura Valeesya, gadis cantik pemilik bola mata yang indah, hidung mancung serta bulu mata yang lentik. Ia sebentar lagi menyelesaikan S-2 nya disalah satu kampus ternama di daerah Jambi.

Beberapa hari lagi ia akan di wisuda maka dari itu ia rela lembur untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya dan jangan lupa tesis nya, ia juga harus menyelesaikan tugas skripsi nya.

Selang beberapa menit Rara selesai membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat ke kampus, saat sedang memasukan buku-buku tebal ke dalam tasnya Rara melupakan sesuatu yaitu ponselnya. Ia lupa di letakan dimana benda pipih itu.

"Aish! semalam aku simpan dimana sih," gumannya sembari membuka lemari kecil disamping tempat tidurnya dan membuat tumpukan buku yang sudah ia susun rapih menjadi berantakan.

Setelah beberapa menit ia menemukan ponselnya tergeletak disamping buku diary nya."Alhamdulillah, akhirnya
ketemu juga."

* * * *

Rara memasukan buku beserta laptop ke dalam tasnya ia segera beranjak dari kamarnya menuruni tangga, menuju ruang makan.

Ruang makan yang sederhana namun terlihat mewah, Di meja makan kedua orang tua Rara dan adiknya Tasya Azafani yang kini masih duduk di kelas 2 SD gadis kecil dan polos. Sudah berkumpul untuk sarapan pagi ini.

Terdengar langkah kaki dari arah tangga membuat semua orang yang ada disana tersenyum kecuali Tasya, gadis itu merasa dirinya sudah sangat lapar tapi kakaknya ini lama sekali turun nya. Dan sekarang Rara sudah duduk di kursi sebelah Ayahnya.

"Kakak lama banget sih, Tasya udah lapar nihh," gerutu Tasya.

"Hehe maaf yah Dek kakak cari ponsel dulu tadi," jawab Rara sambil mengusap puncak kepala Tasya dan beralih untuk mencuwil pipinya gemes.

"Aduhh! sakit tau!" ringisnya sambil mengelus bekas cubitan kakanya.

Melihat tingkah kedua putrinya menimbulkan gelak tawa Diki dan Lina. Sesekali Rara dan Tasya bertengkar hanya karena hal kecil, tingkah lucu Tasya membuat Rara gemas dan suka menjahili adik perempuan nya itu.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang