39. Sebuah Pengkhianatan

1.5K 108 5
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Terimakasih telah hadir menjadi warna baru dalam hidupku, menghadirkan tawa dan senyum yang dulu sempat menghilang."—CDBT.

___________________________________________

Rara Ainura Valeesya. Gadis itu sekarang tengah masak bersama dengan Umi dan juga mbak-mbak ndalem yang ingin bantu-bantu disini, Rara dan Umi memasak udang balado kesukaan Zaki baru saja Nyai Zubaidah memberitahunya bahwa selain sup ayam Zaki juga menyukai udang balado. Ia memasak dengan lihainya dibantu dengan Umi juga Mbak ndalem.

"Umi kira-kira ini berapa menit lagi ya," ujar Rara yang masih mengaduk udang baladonya.

"Sekitar 15 menit lagi nduk, sambil menunggu itu matang bantu Umi potong bawang ya nduk," ujar Nyai Zubaidah yang dibalas anggukan oleh Rara, ia pun mulai memotong bawang, cabai dan juga beberapa sayuran.

"Zaki kemana nduk?" Tanya Umi yang masih fokus memotong ayam.

"Tadi pagi Mas Zaki pergi ke asrama Umi katanya ingin menemui Ustad Hanafi ada yang ingin dibicarakan," jelas Rara yang di balas anggukan kepala oleh Nyai Idah. Rara lalu menyerahkan sayuran yang sudah ia potong pada Umi.

"Dulu waktu Umi pertama buat udang balado Zaki makan sampai nambah, dia bilang rasanya sangat lezat," jelas Nyai Zubaidah lalu mulai menuangkan sejumput garam dan gula pada masakan nya.

"Jadi Umi ingin mengajarkan kamu masak udah balado resep andalan Umi ini, supaya Zaki makin cinta sama kamu dan saat dia kerja nanti akan ingin cepat pulang kerumah hanya karena rindu dengan masakan kamu," celetuk Nyai Zubaidah membuat kedua pipi Rara merona karena malu tidak suaminya tidak mertuanya sama mempunyai hobi yang sama yaitu menggoda Rara.

"Oh tidak begitu Umi, bagaimana bisa pulang hanya rindu dengan masakan nya saja tentu dengan orangnya juga dong," celetuk Zaki yang tiba-tiba datang dan berjalan mendekati Rara lalu mencium puncak kepalanya hal itu membuatnya semakin malu. Bagaimana tidak Zaki melakukan hal ini didepan mertuanya.

"Kalau kata anak muda jaman sekarang mah bucin," cibir Nyai Zubaidah saat melihat putranya begitu lengket dengan Rara, lihat saja menantunya bahkan sudah menahan nafas karena malu.

"Sama istri sendiri nggak apa-apa dong," ujarnya saat ia ingin meraih pinggang istrinya tapi Rara malah menghindar. Hal itu membuat Zaki semakin gemas dibuatnya.

Zaki mencium aroma sedap membuat perutnya keroncongan ia melihat udang balado kesukaan nya tengah tersaji diatas meja makan, Kyai Syam yang baru selesai membaca al-qur'an pun berjalan menuju meja makan karena perutnya juga sudah merasa sangat lapar.

Zaki duduk dikursi sebelah Kyai Syam tatapan nya tidak pernah lepas dari udang balado kesukaan nya, Rara mengambil piring untuk Zaki ia mengambil nasi dan udang balado tadi kedalam piring suaminya, Nyai Zubaidah pun melakukan hal yang sama pada Kyai Syam.

Zaki memakan nya begitu lahap ia meminta Rara untuk mengambilkan nya nasi dan juga udang baladonya lagi, sudah dikatakan tadi bukan Zaki sangat suka dengan udang balado ia akan menambah porsi makan nya lagi terlebih lagi yang memasak adalah istri tercintanya menambah kesan tersendiri bagi Zaki.

Setelah mereka selesai makan siang Rara membersihkan piring-piring kotor dibantu dengan Uminya, sedangkan Zaki dan juga Kyai Syam mereka sekarang berada diruang tamu hanya untuk duduk-duduk santai. Rara mendekati suami dan juga Abinya saat ia selesai mencuci piring.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang