41. Nada-Nada Cinta

1.2K 100 10
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Yang dulu senyuman itu hanya sesaat ku nikmati, sekarang aku bisa nikmati itu disetiap detik ku, tatapan yang tak pernah aku lihat sama sekali, kini aku bisa menikmatinya disetiap nafasku. Terimakasih ya Allah— kau telah menghadirkan sosok pria yang mampu mengembalikan senyuman ku,"CDBT.

__________________________________________


"Abah ikut senang nduk akhirnya kamu bisa melupakan Zaki, Abah harap kamu bisa bahagia dengan dia. Abah yakin dia itu jodoh terbaik yang Allah kirim untuk kamu, meski dia pernah mengirim mu ke penjara tapi Abah yakin dia melakukan itu hanya agar kamu bisa sadar dengan perbuatan kamu dan tidak akan mengulanginya lagi," ujar Kyai Taufiq berusaha memberikan wejangan pada putrinya.

"Nadya juga berharap sama seperti apa yang Abah harapkan, Nadya sudah banyak berbuat salah membuat Ummah dan Abah malu karena kelakuan Nadya," ujar Nadya lirih ia kembali mengingat dimana Abahnya hampir saja kehilangan nyawanya karena perbuatan Nadya, Kyai Taufiq terkena serangan jantung karena cacian yang diberikan oleh orang-orang akibat perbuatan putrinya.

Nyai Saadah berjalan mendekati Nadya dan digenggam erat tangan dingin nya, "Sudahlah ini semua sudah jalan yang Allah tuliskan dalam hidup kita, dengan kamu yang sudah mulai untuk berubah dan tidak mengharapkan yang tidak pasti itu sudah membuat hati Ummah dan Abah membaik."

"Tapi karena perbuatan Nadya Abah hampir saja kehilangan nyawanya," ujarnya lalu menatap wajah pria yang sudah dipenuhi keriput dan rambut yang sudah memutih itu dengan tatapan sendu.

"Maut itu ada ditangan Allah nduk, jika kemarin Abah benar-benar dijemput oleh-Nya itu bukan sepenuhnya salah kamu," ujar Kyai Taufiq lalu memeluk tubuh putrinya.

"Sekali lagi Nadya minta maaf sama kalian karena udah bikin kalian sedih."

"Ummah sama Abah sudah memaafkan kamu nduk," ujar Nyai Saadah lembut.

"Sudah jangan nangis lagi toh, sebaiknya kamu bersiap-siap bukan nya sebentar lagi calon suami kamu dan juga keluarganya akan datang?" Ujar Kyai Taufiq yang dibalas anggukan oleh Nadya.

"Kalau gitu Nadya kekamar dulu," pamitnya lalu berjalan kearah kamarnya yang berada dilantai dua.

Sepeninggal Nadya Kyai Taufiq tak henti-hentinya menyunggingkan senyum ia bahagia sangat bahagia, akhirnya putrinya ini mau berubah dan memulai kehidupan baru bersama dengan pria yang sama sekali tidak pernah terfikirkan olehnya, beliau juga bersyukur karena pria itu mau menerima Nadya apa adanya dan mampu mengubah semua sifat kekanak-kanakan nya.

* * * *

"Gimana apa sekarang sudah baikan?" Tanya Lina saat ini ia berada dikamar Rara, Zaki tadi memberitahunya bahwa Rara sedang sakit, Tasya juga tidak henti-hentinya merengek ingin bertemu dengan kakaknya.

"Alhamdulillah sudah nggak pusing sama mual lagi Bunda," ujar Rara lirih setelah meminum teh jahe buatan Lina rasa mual diperutnya kini sudah mereda.

"Tuh apa Tasya bilang kakak tuh nggak bisa jaga diri," pekik Tasya sambil berkacak pinggang.

Rara terkekeh lalu menarik lembut tangan Tasya untuk tidur disampingnya, dikecup lembut puncak kepalanya dan mencubit hidung mancung Tasya, "Jangan marah-marah terus nanti cepat tua."

"Kakak sendiri nggak bisa jaga diri, bibir kakak juga pucat banget," ujar Tasya lalu menyentuh bibir Rara yang memucat.

"Kakak nggak kenapa-kenapa cuma masuk angin aja," ujarnya berusaha meyakinkan.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang