8. Pemberian Misterius

1.4K 136 4
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Ketika bibir sudah tidak bisa lagi berucap, maka air mata lah yang menjadi saksi bisu tentang rasa sakit yang dirasa." —CDBT.

______________________________________

"Div," panggil Rara pelan namun masih terdengar jelas oleh Diva.

"Njeh Ra kenapa?" Jawabnya yang masih sibuk menyapu lantai.

"Apa iya Gus Zaki mau menikah dengan Nadya?" tanya Rara hati hati.

Diva terdiam lalu berjalan mendekati Rara, "Kenapa tiba-tiba nanya kaya gitu?"

"Aku cuma nanya aja Gus Zaki dan Ning Nadya dulu satu fakultas sama aku," jujurnya membuat Diva cengo.

"DEMI APA KAMU SATU FAKULTAS DENGAN MEREKA!!" Teriaknya membuat Shila dan Reva menghentikan aktifitasnya lalu berlari menggampiri Diva sedangkan Rara hanya menganggukkan kepalanya.

"Jadi kamu dulu satu fakultas dengan Gus Zaki Ra?" tanya Shila tak kalah heboh.

"Aku juga satu kelas sama Gus Zaki."

"SATU KELAS!?" Teriak Reva, Shila dan Diva serempak mereka benar-benar terkejut dengan sebuah fakta yang baru mereka dengar.

"Aduhh! kalian jangan teriak-teriak dong," keluhnya sambil menutup kedua telinganya.

"Jadi waktu itu Gus Zaki pernah minta tolong aku kasih surat buat Nadya, aku gak tau itu surat apa. Di kampus banyak yang bilang kalau mereka itu di jodohkan." Ujar Rara sembari menunjukkan senyum tipisnya.

"Mungkin iya, soalnya Kyai Syam sama Kyai Taufiq mereka sahabatan sejak kecil. Seluruh santri di pesantren ini juga udah tau kalau mereka di jodohkan," ujar Shila membuat tubuh Rara menegang.

"Kamu tau, banyak sekali santriwati yang merasakan patah hati nasional saat rumor itu beredar," celetuk Reva.

Haruskah Rara mengikhlaskan itu, dugaan nya selama ini benar kalau laki-laki yang selama ini ia suka ternyata sudah di jodohkan oleh orang tuanya.

Mengapa rasanya sulit untuk menerima fakta ini, mengapa Rara masih belum siap jika nantinya laki-laki itu akan menyebut nama Nadya saat akad dan bukan namanya lah yang laki-laki itu sebut.

Tok

Tok

"Assalamu alaikumm." seseorang mengucapkan salam sambil mengetuk pintu membuat mereka menoleh.

"Waalaikum salam," jawab mereka serempak.

"Ngapunten ganggu waktunya, Ra Nyai Zubaidah memanggil kamu untuk segera ke ndalem." ucapnya.

"Memangnya ada apa ya?" Jawab Rara bingung.

"Saya juga ndak tau, sebaiknya kamu segera menemui Bu Nyai."

"Yaudah kamu boleh kembali, sebentar lagi saya kesana."

"Njeh, Assalamu alaikum semuanya."

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang