42. Kehilangan

1.4K 97 6
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Bersyukurlah dengan apa yang sudah kita miliki, sebuah kekurangan jangan jadikan alasan agar tidak bersyukur. Karena hakikatnya harta hanyalah titipan dari-Nya."CDBT.

______________________________________

Hari ini Zaki sudah mulai berangkat ke kantor karena keadaan Rara sudah membaik dan tidak mengalami pusing lagi jadi Zaki memutuskan untuk berangkat ke kantor. Seperti saat ini Rara yang tengah membantu Zaki menyiapkan Jas, kemeja dan juga berkas-berkas yang nanti akan Zaki bawa. Kantor Zaki tidak jauh dari pesantren jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai disana tepat waktu, meski Zaki adalah atasan nya ia tidah boleh datang terlambat karena sebagai pemimpin Zaki harus memberikan contoh yang baik untuk para pekerjanya.

"Sayang, kalau aku datang telat kamu jangan nungguin aku ya, lebih baik kamu istirahat aja," ujar Zaki lembut.

"Iya tapi kamu pulangnya jangan malam-malam ya," ujarnya lalu meraih tangan suaminya dan mencium punggung tangan nya.

"Iya humairah ku," ujar Zaki seraya mengecup puncak kepala Rara.

"AAAAAAA SIAPAPUN TOLONG FIZAH, FIZAH MAU TERLEPAS DARI KE UWUUAN DI DEPAN FIZAH INI YA ALLAH," teriaknya dari arah tangga sambil menutup wajahnya rapat-rapat, ia tadi tidak sengaja melihat adegan mesra antara Zaki dan Juga Rara.

Hal itu membuat Zaki dan Rara menutup telinganya rapat-rapat suara Hafizah begitu menggelegar terdengar jelas di setiap sudut ruangan. Ya, Hafizah memang begitu sangat humble jika saja Abi ada disini pasti Hafizah sudah diberikan tatapan mematikan olehnya. Ini rumah bukan nya hutan tapi Hafizah tetaplah Hafizah jika tidak berbuat heboh bukan Hafizah namanya.

"Fizah jangan teriak-teriak ini bukan hutan," peringat Zaki

"Tolong bang hargain perasaan para jomblo disini, kalau terus-terusan liat abang uwuu-uwuuan sama kak Rara bisa-bisa abang Fizah lempar ke mushollah nanti," celetuk Fizah membuat Zaki mencubit lengan nya tidak terlalu keras kok.

Hafizah meringis ia terus mengusap lengan nya yang terasa seperti digigit oleh kucing garong, "Kamu ini, sudah abang mau kerja dulu, kamu disini tolong jagain kak Rara ya selagi abang tidak ada dirumah," pesan Zaki membuat Hafizah mengangguk patuh.

"Kalau gitu Abang berangkat dulu, Assalamualaikum," pamit Zaki lalu melangkah keluar berjalan menuju mobilnya.

Langkah tegap Zaki sudah tidak lagi terlihat dipelupuk mereka, Fizah langsung menarik lengan Rara dan mengajaknya jalan-jalan kesekitar pesantren karena semenjak sekolah di Al-Azhar banyak sekali yang berubah dari pesantren ini. Seperti warna cat dinding, letak kantor dan perpustakaan serta murid yang sekarang jauh lebih banyak dari dulu.

"Kak temani Fizah keliling pesantren dong ya, semenjak sekolah di Al-Azhar banyak sekali yang berubah dari pesantren ini," mohon Hafizah bahkan ia sudah bergelayut manja dilengan Rara melihat itu Rara tidak bisa menolak permintaan adik iparnya, ia mengangguk membuat Hafizah sangat bahagia.

"Yeyyyy yaudah ayo kak." Dengan tidak sabaran nya Hafizah menarik lengan Rara membuatnya kehilangan keseimbangan, jujur sebenarnya kondisi Rara belum sepenuhnya membaik ia masih terasa pusing dan juga lemas, entah kenapa dirinya juga merasa sangat malas melakukan hal apapun.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang