29. Dijodohkan

1.3K 112 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Labukanlah hati hanya kepada pemiliknya, maka kita tidak akan merasakan kekecewaan, karena Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita."-CDBT

__________________________________________

Sudah satu minggu kepulangan Lina dari rumah sakit akhirnya mereka bisa merasa aman karena Nadya sudah dijebloskan ke penjara karena kasus penculikan Tasya dan rencana pembunuhan Rara. Sebenarnya Rara masih belum menyangka bahwa kejadian ini akan menimpa keluarganya. Seorang gadis yang notabetnya anak dari seorang Kyai berani melakukan hal itu hanya karena cinta.

Setelah Lina diperbolehkan pulang Rara berniat untuk menginap di rumahnya. Ia masih belum ada niatan untuk kembali ke pesantren, Rara masih ingin dirumah menjaga Bunda dan adiknya. Kejadian beberapa hari yang lalu selalu membuat Rara merasa bersalah.

Rara, Lina, Tasya dan Diki sekarang tengah duduk santai sembari menonton TV dan memakan cemilan yang sudah disiapkan oleh Lina. Keadaan Lina sendiri sudah lebih membaik ia bersyukur kedua putrinya selamat dari genggaman Nadya.

"Tasya sudah mengerjakan PR belum?" Tanya Lina duduk disamping putri bungsunya seraya mengusap puncak kepalanya.

"Udah Bunda," jawabnya antusias.

Lina mengangguk dan mengecup pipi Tasya sekilas mulai sekarang ia tidak akan membiarkan Tasya sendirian. Ia tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali.

"Ra," panggil Diki. Rara yang merasa namanya dipanggil menoleh kearah Diki.

"Umur kamu sekarang berapa?"

"23 tahun Ayah."

"Usia kamu sudah sangat matang untuk menikah, kamu sudah menemukan calon mu?" Pertanyaan Diki membuat Rara menunduk, ia memang sudah memilih calon imam untuknya. Tapi ia juga tidak tau pria itu mencintainya atau tidak.

"Rara."

"Rara belum punya calon Ayah," jawab Rara seadanya.

"Ayah ingin menjodohkan kamu dengan anak dari teman Ayah," lontar Diki yang membuat mata Rara membola.

"Apa Dijodohkan?"

"Ayah yakin dia bisa membuat kamu bahagia dia pria yang tampan, tegas, dan juga ilmu agamanya bagus. In Syaa Allah dia bisa membimbingmu menuju jannah-Nya," jelas Diki.

"Tapi Ayah bahkan Rara saja tidak mengenalnya ataupun mencintainya. Bagaimana jika kita menikah tapi tidak ada cinta didalamnya," protes Rara.

"Cinta itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu ketika kalian saling bersama menikmati waktu berdua, rasa cinta itu akan datang dengan sendirinya."

"Ayah kamu benar sayang, mau sampai kapan kamu akan tetap sendiri. Toh usia kamu juga sudah matang untuk menikah. Bunda yakin laki-laki yang dipilihkan Ayah kamu itu laki-laki baik sayang," ujar Lina berusaha memberikan wejangan pada Rara.

"Tapi-"

"Sayang mau sampai kapan? Bukannya Bunda ingin memaksakan kamu, tapi nak dari kamu masih berumur tiga tahun Ayah kamu sudah menjodohkan kamu dengan anak dari temannya," jelas Bunda.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang