32. Menikahimu

1.5K 130 2
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Dan cinta yang sempurna itu ketika kita sudah terikat dalam ikatan suci, cinta yang tentunya lebih diridai oleh Allah yaitu pernikahan."--CDBT.

_________________________________________

Pernikahan memanglah hal yang selalu dinanti-nanti kan oleh semua orang, dimana dua insan akan dipersatukan dalam ikatan suci dan menjalankan ibadah paling lama. Dan juga mereka telah berhasil menempuh cinta yang sebenarnya, cinta yang tentunya diridai oleh Allah. Tapi tidak dengan Rara, ia masih bingung dengan hatinya. Apakah ia harus bahagia atau sedih. Dirinya bahagia karena akan menjadi seorang Istri tapi ia sedih karena menikah bukan dengan laki-laki yang dia cinta.

Rara mengenakan gaun berwarna putih dengan hijab yang melekat dikepalanya dan tidak lupa dengan mahkota kecil yang menghiasi kelapanya membuat kesan anggun ditubuh Rara serta riasan tipis diwajahnya membuatnya nampak cantik hari ini.

"Sayang kamu sudah siap?" Tanya Lina yang kini duduk disebelah Rara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang kamu sudah siap?" Tanya Lina yang kini duduk disebelah Rara.

"Loh kamu nangis?" Cicit Lina saat melihat ada genangan air mata diwajah Rara.

"Bunda," lirih Rara lalu memeluk Lina erat, membuat Lina bingung pasalnya ini bukanlah tangisan kebahagiaan. Ada apa dengan putrinya.

"Kamu kenapa Ra, cerita sama Bunda."

"Rara-"

"Iya kamu kenapa," ujar Lina seraya menghapus air mata Rara.

"Rara mencintai laki-laki lain," ungkapnya lalu menunduk ia tidak begitu berani untuk sekedar menatap wajah sang Bunda.

"Siapa?"

Rara mendongak sekilas kemudian kembali menunduk, "Zaki," guman Rara namun masih terdengar jelas oleh Lina.

Lina menarik nafas panjang, ia tau betul perasaan putrinya ini. Dulu saat ia menikah dengan Diki pun tidak ada rasa cinta diantara mereka berdua. Tapi seiring berjalannya waktu cinta itu datang dengan sendirinya. Terbukti sekarang mereka telah mempunyai dua putri dari pernikahan mereka, tanda cinta mereka.

Lina menarik dagu Rara agar mau menatapnya, Lina tersenyum lembut lalu menggenggam tangan dingin Rara.

"Sayang, Bunda faham apa yang kamu rasakan sekarang. Semua sudah menjadi keputusan Ayah kamu, Bunda nggak bisa menolaknya. Lagipun kalian sudah dijodohkan sejak kecil jadi Bunda tidak bisa apa-apa. Bunda cuma bisa berdo'a untuk kamu supaya kamu terus bahagia. Siapapun dia kamu harus tetap menghormatinya sebagai suami kamu, Bunda nggak mau kamu menjadi istri yang durhaka pada suami."

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang