5. Bayang mu

1.5K 135 2
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Tersenyumlah saya menyukai nya."—Zaki

__________________________________________

Pagi ini Zaki bersama dengan Umi dan Abinya berkunjung ke tempat kediaman keluarga Nadya, untuk membicarakan soal Zaki yang membatalkan perjodohan itu. Keduanya sudah hampir satu bulan menjalani perjodohan namun Zaki merasa tidak menemukan kecocokan pada diri Nadya.

Ia hanya tak ingin jika sudah menikah nanti Nadya akan sangat tersiksa karena ia tidak mencintai Nadya, jadi lebih baik di sudahi bukan? Sebelum perjodohan ini semakin berlanjut ke jenjang pernikahan.

Kini mereka sudah sampai di depan ndalem Kyai Taufiq yang mana merupakan sahabat dari Kyai Syam saat di kairo, saat pertemuan di kairo Kyai Taufiq berniat untuk menjodohkan putrinya dengan putra sahatnya itu. Kyai Syam sendiri agak sedikit ragu tali ia tetap menyetujuinya.

"Kamu toh Syam mari duduk dulu, sampeyan mau kopi opo teh?" Tanya Kyai Taufiq sambil mendudukkan tubuhnya di samping Kyai Syam.

"Fiq, sampeyan iki mbok yo jangan tepot-repot toh," ujar Kyai Syam sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

"Ngomong-ngomong sampeyan datang kesini ono opo toh, atau mau membicarakan tentang perjodohan Nadya dan Zaki?" Tebak Kyai Taufiq sembari tersenyum lalu menatap wajah Zaki.

"Begini Fiq sebelum nya saya minta maaf pada sampeyan, putra saya Zaki tidak bisa melanjutkan perjodohan itu," jelasnya membuat Kyai Taufiq mengerutkan keningnya.

"Kenapa begitu?"

"Biar lebih jelas Zaki yang akan menjelaskan maksudnya," ujar Kyai Syam lalu memgintruksikan Zaki untuk menjelaskan nya pada Kyai Taufiq.

"Sebelumnya saya minta maaf karena tidak bisa melanjutkan perjodohan ini pak Kyai, karena saya sendiri punya alasan nya. Saya merasa tidak ada kecocokan diantara kami, saya juga tidak mencintai putri sampeyan."

"Saya hanya tidak ingin pada saat menikah nanti saya akan bersikap dingin pada putri Pak Kyai, itu akan membuatnya kecewa dan sakit. Memang cinta akan datang seiring berjalan nya waktu, tapi sekali lagi saya tidak bisa melanjutkan ini saya minta maaf pada sampeyan," ujar Zaki tulus, Kyai Taufiq masih diam namun setelahnya beliau tersenyum pada Zaki.

"Saya faham maksud kamu, itu tidak menjadi masalah mungkin kamu tidak di takdirkan menjadi jodoh putri saya," jawab Kyai Taufiq sembari menepuk pundak Zaki. Sedangkan Nadya yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu sudah menitikan air matanya.

"Kalau tidak bisa menjadi besan, kita masih bisa toh menjadi sahabat sampai surga," tanya Kyai Syam yang dibalas gelak tawa oleh Taufiq.

"Syam sampeyan iki masih aja seperti itu."

"Yowes, Fiq saya pamit pulang dulu ngopi nya nanti saja," ujar Kyai Syam.

"Loh kenapa buru-buru toh?"

"Saya ada perlu sama Rahmat."

"Sampeyan belum ngopi tadi," ujar Kyai Taufiq.

Kyai Syam terkekeh geli lalu memegang pundak sahabatnya itu, "Nanti saya mampir lagi kesini."

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang