38. Ikatan Cinta

1.3K 116 3
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Sekarang yang aku inginkan adalah berada disamping mu hingga saat nanti aku tidak lagi bisa mendampingimu."-CDBT.

__________________________________________

"Ra ayo cepet masaknya aku mau liat," seru Aya sambil mengguncang-guncangkan lengan Rara.

"Kamu mau makan tumis kangkungnya atau mau liat aku masak ini?" Tanya Rara sambil memotong bawang dan juga cabai.

"Aku cuma mau liat kamu masak, tumisnya nanti Mas Danu yang makan," ujar Aya enteng lalu mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit.

Rara memutar bola mata malas kalau saja bukan demi baby yang ada diperut Aya yang nanti akan jadi ponakan nya ia malas melakukan ini, mana tadi ia harus meninggalkan Zaki di ndalem karena dirinya harus menuruti keinginan ibu hamil ini.

Usia kandungan Aya sudah masuk ke 3 bulan Danu, Nyai Saadah dan Kyai Hasyim pun harus exstra ketat untuk menjaganya supaya tidak terjadi apa-apa pada kandungan nya, Aya masih sangat ceroboh ia bahkan suka tidak berhati-hati saat hendak menaiki tangga itu yang membuat Danu meringis dan khawatir jadi ia memutuskan untuk pindah ke kamar bawah supaya Aya tidak naik turun tangga.

Rara sudah memasukan beberapa bumbu dan kangkung ia tengah mengaduk-aduk tumis kangkungnya, Aya melihat Rara yang memasak dengan lihai membinarkan matanya ia terus mengusapkan perut buncitnya tatapan nya pun tak lepas dari cara Rara mengaduk tumisnya.

"Eh-Ra kamu ada disini? Barusan aja kita mau kerumah kamu," ujar Danu sekarang ia berdiri tepat disamping Aya.

"Iya Mas tadi aku mau mengantarkan makanan untuk Umi, eh ada dia jadi aku langsung ajak dia deh kesini," seru Aya yang masih fokus melihat Rara memasak ia enggan untuk melirik kearah suaminya.

"Kalau ngomong itu liat orangnya," tegurnya melihat sang istri berbicara tapi matanya fokus pada wajan yang berisi tumis kangkung buatan Rara.

"Ih!! Mas gimana sih aku masih mau natap ini!" Ketus Aya membuat Danu mengelus dadanya kalau tidak sedang ngidam sudah Danu gendong dan membawanya kekamar karena sudah menghiraukan nya.

"Mas ke musholah dulu ya, kamu jangan terlalu capek oke," ujar Danu sambil mengusap puncak kepala Aya, lalu Aya mencium punggung tangan Danu.

Setelah kepergian suaminya Aya kembali menatap Rara yang sekarang mulai memindahkan tumis kangkung itu diatas piring dan meletakan nya diatas meja, sedangkan Aya tengah duduk manis dikursi ia masih asik memandangi Rara yang sekarang tengah menggoreng telur dadar.

"Kamu kok aneh banget sih ngidamnya, kamu minta aku masak tapi kamu ndak mau makan. Kamu maunya yang makan Gus Danu," ujar Rara yang masih sibuk dengan telur dadarnya.

"Aku juga nggak tau Ra kan bukan aku yang minta."

"Oh iya dimana Diva dari tadi aku tidak melihatnya," ujar Rara lalu duduk disebelah Aya.

"Diva dia ikut sama Ummah dan Abah katanya mau ke acara nikahan nya anak sepupu Abah," jelas Aya.

"Kamu nggak ikut?" Tanya Rara penasaran.

"Mau sih tapi Mas Danu melarang katanya aku biar dirumah saja," ujar Aya sambil memakan cemilan dari dalam kulkas.

Rara menganggukan kepalanya faham ia tidak sengaja melirik kearah jam yang bertengker di dinding sudah pukul 5 ini artinya Rara harus pulang karena takut Zaki membutuhkan sesuatu, Rara pamit pada Aya ia harus cepat pulang ia tidak ingin Zaki menunggu.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang