بسم الله الر حمن الر حيم
"Apakah namamu yang tertulis didalam garis kehidupan saya?"-Zaki.
_____________________________________
"Gelang dari siapa sih Ra? dari tadi di pandangin terus?" Celetuk Shila membuat Rara menoleh.
"Aku juga ndak tau, kemarin malam ada anak kecil yang kasih gelang ini ke aku," ujar Rara yang masih memperhatikan gelangnya.
"Dia ndak ngasih tau kamu gitu dari siapa?" Ujar Diva lalu duduk di sebelah Rara.
"Pas aku tanya anak kecil itu cuma jawab dari kaka ganteng, Makanya aku bingung. Tapi aku suka sama gelangnya sangat cantik," jelasnya sambil memperlihatkan gelang yang melingkar di lengan nya.
"Subhanallah cantik sekali Ra gelangnya," puji Shila.
"Emm- tapi kira-kira dari siapa ya," tutur Diva sambil berfikir.
"Mungkin ini dari salah satu fans kamu Ra," celetuk Reva.
"Mana ada, aku aja baru satu minggu disini," jawab Rara.
"Why not Ra siapa tau yang di bilang Reva itu benar," ujar Shila.
"Siapapun dia aku sangat suka dengan gelang pemberian nya," ujar Rara.
* * * *
"Gimana ini Zaki semakin kesini mereka semakin banyak bertingkah," keluh Danu yang masih memikirkan tentang keselamatan pesantren milik Kyai Syam.
"Kamu telfon Kang Kudori dan yang lainnya, beritahu mereka malam ini kita laksanakan rencana yang kemarin sudah kita rencanakan kita buka topeng dari penerror itu," jelas Zaki.
"Kalau gitu saya telfon Kang Kudori dulu," Danu mulai menekan nomor di ponselnya lalu mendekatkan telfon di telinganya.
"Saya sudah menelfon Kang Kudori dan yang lainnya, sekitar jam 9 malam nanti Kang Kudori datang kesini," ucap Danu.
"Yasudah ada baiknya kamu istirahat dulu akan ada banyak tenaga yang kita keluarkan untuk nanti malam," ujar Zaki.
"Iya Ki sampean juga istirahat," Danu menepuk pundak Zaki pelan lalu melangkah meninggalkan Zaki sendiri.
Setelahnya Danu pergi Zaki melangkahkan kakinya untuk berjalan-jalan sekitar pesantren, sekaligus ia ingin memantau para santri yang kebanyakan sedang menyapu halaman ada juga yang tengah menjemur pakaian mereka.
Banyak santri yang menyapa dan mencium punggung tangan Zaki takzim ia pun membalas senyuman mereka. Saat sampai didepan perpustakaan Zaki bertemu dengan Ustad Hanafi yang juga memiki wajah yang tampan dan berhati lembut, tak heran jika banyak kaum hawa yang menyukai beliau.
"Assalamu alaikum Ustad," salam Gus Zaki.
"Wa'alaikumussalam Gus gimana sehat?" Jawab Ustad Hanafi.
"Alhamdulillah saya sehat Ustad, kalau sampean sendiri?"
"Seperti yang Gus lihat saya sehat Gus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]
RomanceSEBELUM BACA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU YA<3 [PART LENGKAP] Cinta dalam diam seorang gadis cantik dan shalihah, ia mengagumi sosok laki laki shalih dan tampan, yang selama ini ia pendam. Lelaki itu pun tidak mempunyai keberanian untuk mengutarakan isi...