50. Makasih Sudah Datang

1.1K 93 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

"Allah maha adil, Dia tidak akan membiarkan hambaNya merasakan sakit untuk yang kesekian kali."---CDBT.

______________________________________


Rara, gadis itu terduduk diatas kursi ia terus menatap makanan yang sama sekali tidak ia sentuh. Dirinya tidak ingin semua ini ia hanya ingin Zaki suaminya berada disampingnya sekarang, ini tidak benar ia sudah menikah dengan laki-laki yang ia cintai sekarang dan selamanya. Ia tidak mungkin mengkhianati pernikahan nya.

Rara berjalan kearah toilet ia lalu mengarahkan arah pandangnya kearah jendela kecil yang berada diatas.
Sangat jauh, tapi ia harus bisa meraihnya saat kedua tangan Rara hampir meraih jendela itu, seseorang datang lalu menarik tangan Rara kasar dan menghempaskan tubuh mungilnya diatas ranjang.

Gadis itu menatap sinis kearah pria yang berdiri dihadapan nya, Rara tidak akan pernah mau memaafkan kesalahan nya.

"Tolong lepasin aku!" Bentak Rara.

"Itu tidak akan mungkin terjadi, besok hari pernikahan kita dan aku mau besok kamu harus terlihat cantik sayang," ujarnya dengan senyum smirknya.

"Dasar laki-laki gila!" Desis Rara, bukan nya marah pria itu malah tertawa sumbang.

"Iya Ra aku gila karena kamu, kenapa kamu lebih memilih laki-laki bodoh itu dari pada aku!" Geramnya sambil mencengkeram dagu Rara.

"Dan kamu jangan coba-coba lari dari tempat ini, atau aku tidak akan segan-segan untuk menyakiti kamu!" Ancam Rara lalu beranjak pergi dan menutup pintu dengan keras.

Sepeninggal pria itu Rara kembali menangis bahkan matanya sudah sembab, Rara menatap wajahnya dari arah cermin ia melihat takdirnya disana. Takdir yang begitu menyiksa, Allah... apa mungkin ini akhir dari hidupnya menikah dengan laki-laki yang tidak ia cintai dan mengkhianati pernikahan nya dengan Zaki.

"Mas, maaf karena aku sudah mengkhianati pernikahan kita, maaf karena aku begitu lemah sehingga tidak bisa menolak perintah laki-laki gila itu, jika memang ini garis takdir yang Allah tuliskan untuk Rara, aku harap kamu tidak akan kecewa," ujar Rara lirih lalu kembali menundukan wajahnya sambil memeluk kedua lututnya, menangis dalam diam disana.

*   *   *   *

"Apa benar ini alamat yang Bibi itu kirim?" Tanya Zaki kepada Khanza.

"Iya benar, lebih cepat Zaki aku tidak ingin Pria itu mencelakai Rara," ujar Khanza panik.

Khanza, Zaki, Hafizah, dan juga Jack berangkat menuju pulau Berhala. Tempat dimana Rara ditawan, saat mengetahui bahwa Rara ada dipulau itu. Zaki segera berjalan kearah mobil hitam miliknya dan segera berangkat ke pulau itu.

Sayangnya keburuntungan tidak berpihak kepadanya sekarang, jalanan tiba-tiba macet sepertinya ada kecelakaan didepan sana. Zaki beristighfar sebanyak-banyaknya ia memejamkan mata berniat mengatur emosinya. Sedangkan perjalanan menuju pulau berhala masih dua puluh jam lagi.

"Abang kok tiba-tiba macet ya?" Tanya Hafizah kepada Zaki.

"Sepertinya ada kecelakaan Fizah," sahut Zaki, pria itu mengusap wajahnya kasar ia tidak ingin terjadi apa-apa pada Rara kalau dirinya tidak tepat waktu sampai di tempat itu.

"Tenang Zaki sebentar lagi juga tidak macet lagi," ujar Jack berusaha menenangkan Zaki.

"Bagaimana saya bisa tenang Jack? Disana Rara membutuhkan saya!" Sungut Zaki.

"Saya tau Zaki. Tapi, kamu tidak akan bisa sampai dengan cepat jika kamu terus seperti ini!" Ujar Jack.

"Sekarang fokus menyetir In syaa Allah Rara baik-baik saja disana, saya yakin dia bisa menjaga diri," ujarnya lagi.

Cinta Disetiap Butiran Tasbih [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang