ZAIGAL [END]

Prolog

Part ini sudah direvisi✔

Seorang gadis kecil berumur 5 tahun tengah bermain bersama abangnya disebuah taman.

"Bang kelvin Rara mau eskrim," ujar gadis itu.

"Bentar ya Abang beliin dulu, kamu tunggu disini," ujar abang nya yang dipanggil Kelvin itu.

Kelvin pun pergi untuk membeli kan adiknya eskrim. Gadis itu duduk sambil melihat kesana kemari. Namun ia melihat anak kecil seumurannya tengah menangis didekat sebuah pohon.

Gadis itu pun mendekati anak kecil itu dan menepuk pundaknya. "Kamu kenapa?" tanya gadis itu.

Anak kecil itu pun mendongak dan gadis itu terkejut melihat darah mengalir di hidung anak kecil itu.

"Hidung kamu berdarah," ujar gadis itu khawatir.

"Nih, aku punya tissue buat bersihin hidung kamu," ujar gadis itu memberikan tissue kepada anak kecil didepan nya.

Anak kecil itu mengambilnya dan mulai membersihkan hidung nya. Tak lama darah pun hilang dan tak mengalir lagi.

"Nama kamu siapa? Aku Rara," ujar gadis yang di panggil Rara itu.

"Nama aku Gaga, kenapa kamu disini?" tanya anak kecil yang bernama Gaga.

"Aku disini lagi main sama abang," ujar Rara lalu duduk disamping Gaga.

"Terus abang kamu kemana?"

"Abang lagi beliin Rara eskrim,"

"Gaga rumah kamu dimana?" tanya Rara.

"Itu disana," ujar Gaga sambil menunjuk rumah nya.

"Rara!" teriak Kelvin.

"Abangg!"

"Kamu dari mana aja? Abang nyariin kamu dari tadi. Ini siapa, Ra?"

"Ini temen aku namanya Gaga. Gaga ini bang Kelvin."

"Iya, kita pulang yuk? Udah sore,"

"Gaga, Rara pulang dulu ya? Nanti kita main lagi,"

"Iya,"

"Dadah Gaga," ujar Rara melambaikan tangannya pada Gaga dan dibalas lambaian oleh lelaki kecil itu.

***

Kini Rara dan Gaga pun bermain di taman. Mereka kini sudah menjadi teman bahkan bisa dibilang sahabat.

Kini mereka tengah duduk diayunan kayu sambil memakan eskrim. "Rara kalo Gaga pergi gimana?" tanya Gaga sambil memakan eskrim nya.

"Emangnya Gaga mau pergi kemana?"

"Pergi jauh,"

"Kenapa Gaga pergi? Gaga mau ninggalin Rara sendirian?" ujar Rara sambil menahan isakan.

"Enggak, Gaga gak bakal ninggalin Rara. Nanti Gaga bakal balik lagi kesini," ujar Gaga.

Lalu ia pun mengambil kotak kecil dan memberikannya pada Rara. "Rara jaga kotak ini ya? Dibukanya dirumah aja, jagain ini buat Gaga. Rara bisa kan?" tanya Gaga.

"Rara bakalan jagain kotak ini buat Gaga,"

Tin tin

Sebuah mobil pun datang dan berhenti didepan mereka berdua. Lalu keluar lah seorang wanita paruh baya yang sangat cantik menghampiri mereka.

"Ga, ayo kita pergi," ujar wanita itu.

"Tapi Mah, bisa lebih lama?"

"Enggak bisa sayang, kita harus pergi sekarang." ujar wanita itu.

Gaga pun menghela nafas nya kasar. Ia belum siap jika harus pergi meninggalkan Rara. Namun, ia tak bisa apa-apa.

"Rara, Gaga pergi ya? Jangan lupain Gaga. Nanti kita ketemu lagi,"

"Hiks.. Hiks.. Janji ya Gaga bakal balik lagi," ujar Rara sambil terisak lalu mengangkat jari kelingkingnya.

Tak lama Gaga pun mengaitkan jari kelingking nya dengan Rara. "Gaga janji, yaudah Gaga pergi ya? Dadah Rara."

Rara pun memandang Gaga yang sudah menaiki mobil dan tangis nya pecah seketika.

"Gaga!"

"Gaga jangan tinggalin Rara, hiks hiks Rara gak punya temen lagi, Gaga hiks.."

"Gaga!" teriak Rara yang melihat mobil milik Gaga pergi dari taman.

"Gaga!"

***

"Gaga!" teriak seorang gadis yang tengah tertidur.

Ia pun mengubah posisi nya menjadi duduk. Ia memandang kosong dan tak lama air matanya kembali turun.

"Gaga, Rara kangen," lirih gadis itu.

Ia pun melihat ke arah nakas yang terdapat jam alarm yang menunjukkan pukul 02.00 pagi.

Ia pun mulai menidurkan kembali dirinya, air matanya tetap turun jika mengingat masa lalu nya yang memisahkan dirinya dengan teman nya. Mungkin bisa dibilang lebih dari teman.

Ia pun berusaha untuk tertidur namun, usahanya sia-sia. Ia pun menutup wajah nya dengan selimut tebalnya. Dan berusaha untuk memejamkan matanya.

***
Tbc