Happy reading💛
•
•
•
•"Kita duluan ya!" ujar Kinan dari dalam mobil Acha.
Yap! Akhirnya acara reunian ala mereka berakhir. Rafa dan Raditya menaiki motor masing-masing sedangkan Kinan dan Acha sudah memasuki mobil.
Zaira pulang dengan Galvin, katanya masih ingin berduaan. Selepas mereka pergi, Kini tinggal Zaira memasuki mobil Galvin. Setelah gadis itu masuk dan memasang sabuk pengaman. Galvin menancap gas melaju di jalanan.
Diperjalanan suasana mobil terlihat sunyi. Galvin yang fokus menyetir dan Zaira menatap luar. Gadis itu tersadar karena ini bukan jalan menuju rumah nya dan menoleh ke arah Galvin.
"Vin? Ini bukan jalan ke rumah." ujar Zaira.
Galvin menoleh dan tersenyum tipis. "Emang bukan." balas Galvin santai.
"Terus ini kemana? Kamu gak mau nyulik aku kan?" selidik Zaira.
Galvin terkekeh. "Ya enggak lah, gak ada faedah nya juga nyulik kamu." balas Galvin.
"Ngeselin banget sih jadi orang!" kesal Zaira memalingkan wajahnya.
"Ngeselin gini kamu sayang kan?" goda Galvin.
Pipi Zaira memerah, ia blushing. "A-apaan sih? G-gak jelas banget." gugup Zaira.
"Kok gugup gitu sih?" Galvin semakin gencar menggoda Zaira.
"Udah deh, kamu mending nyetir yang bener! Aku gak mau mati muda!" kesal Zaira mengalihkan topik pembicaraan.
"Mati muda sama aku ini bukan sama orang lain." balas Galvin.
"Kok kamu pulang dari luar negeri ngeselin sih? Kamu salah makan disana? Atau gimana?" tanya Zaira bertubi-tubi.
"Berarti kamu spesial," balas Galvin membuat Zaira tak mengerti.
"Maksud nya?"
"Berarti hanya orang spesial yang tau sifat aku." balas Galvin.
Jadi gue spesial gitu? Ahhh seneng bangett!!! Batin Zaira. Gadis itu memalingkan wajahnya sambil menahan senyum dibibirnya.
"Iya kamu spesial!" Galvin seperti nya tahu isi hati gadis itu.
"Spesial dihati aku untuk hari ini, besok dan selamanya." sambung Galvin.
Astaga Zaira kini membutuhkan oksigen. Jantung nya sedari tadi terus berdetak lebih cepat. Pipi nya semakin memanas.
"Gembel kamu." balas Zaira.
Padahal dalam hati nya sudah terbang ke langit kesepuluh. "Aku bukan gombal, emang fakta nya kok." balas Galvin.
"Iya udah terserah kamu!"
Galvin terkekeh. Suasana kembali hening, kini mobil Galvin tiba di sebuah bukit yang dulu pernah ia kunjungi pertama kali dengan Zaira. Cek part tiga puluh delapan ya kalo yang gak tau.
Mereka pun turun dari mobil, Galvin langsung mengandeng tangan mungil Zaira. Gadis itu tersenyum tipis, mereka beriringan menaiki bukit hingga mereka sampai di atas bukit yang menampakan kota dengan dihiasi lampu-lampu bercahaya. Mereka duduk diatas rumput tanpa alas apapun.
Zaira mendongak menatap bulan yang bersinar terang namun, sayang ia tak melihat satu bintang pun diatas langit yang menemani bulan menghiasi malam. Galvin merebahkan kepalanya dipaha Zaira sebagai bantalan. Ia merasa tak keberatan selagi membuat ia dan cowok itu nyaman.
Tangan nya terulur untuk mengelus rambut hitam milik kekasihnya. Galvin menutup matanya kala merasakan elusan lembut dikepalanya.
Tak ada yang mulai perbincangan, hanya suara angin malam ditemani suara hewan kecil. "Vin?" panggil Zaira memecah keheningan. Ia tak suka karena itu akan menjadi suasana canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAIGAL [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! AWALI DENGAN VOTE!!] Plagiat dilarang mendekat🔪🔪🚫🚫⚠⚠⚠ NO COPY MY STORY! Ini cerita pertama aku, jadi ini ide dari aku dari pemikiran aku. Jangan COPY MY STORY! Mohon hargai karya orang lain! Cover by: @auliasani [C...