Tujuh

3.4K 220 3
                                    

Happy reading🖤🖤
Sudah di revisi



Zaira menatap pantulan dirinya di cermin kamar. Gadis itu tengah melamun entah mengapa lelaki yang duduk satu bangku dengan nya di kelas mengingatkan dirinya dengan seseorang.

"Huftt.. Gue kangen lo." ujar Zaira.

"Gue dirumah sendirian, bonyok ke luar negeri, kakak pertama sibuk di kantor, kembar biadab sibuk urusan mereka. Terus gue ngapain dong?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Yakali gue teriak-teriak gak jelas? Bisa-bisa gue mati karena gabut!" ujarnya sambil berguling kesana kemari di atas kasur nya.

"Andai gue punya cowok kayak di wattpad pasti seru deh, gue ngechat cowok nya terus gue ngasih kode lalu cowok nya peka dan ke rumah gue bawa martabak! Aish! Halu gue udah enggak ada obat, Fiks!" ujarnya.

Cewek emang begitu. Menghalu dan menghkayal yang belum bisa terjadi. Berandai-andai aja dulu, siapa tau besok jadi kenyataan.

"Mending daripada gue gabut, gue baca wattpad aja? Marraton sampe malem baca yang sad ending terus gue cosplay jadi mak lampir terus ada orang yang ngajak gue main film!"

Oke fiks nih anak harus di bawa ke psikeater! Siapa tau batin nya tersiksa karena terus menghalu.

Iri? Bilang bos, haha!

***

Galvin mendengus karena Syakilla mengajak nya untuk menemani dirinya ke Mall. Padahal ada Gina, kenapa ia yang harus di ajak coba?

Baru saja ia bermanja dengan tempat tidur nya tapi ia langsung dikejutkan dengan Syakilla yang mengajak nya ke Mall untuk berbelanja dengan tatapan melas miliknya. Akhirnya ia pun menyetujui ajakan Syakilla. Karena ia tak mau mendengarkan ceramah dari sang bapak negara.

"Mah! Udah belum sih? Kalau ending nya kek gini, Galvin enggak mau ikut!" rengek Galvin. Hilang sifat dingin nya itu. Entah mungkin saat bersama orang yang disayang nya sifat dingin juga spj nya hilang.

Syakilla terkekeh. "Kenapa sikap dingin kamu?" sinis Syakilla.

"Mahhh!" Galvin terus menggoyangkan tangan Syakilla seperti anak kecil yang minta dibelikan robot mainan oleh ibunya.

"Yaudah kamu pulang aja! Ntar kalo ada yang buat mamah enggak ada jangan nyesel tapi." Galvin membulatkan matanya.

"Omongan itu doa, mah!" peringat Galvin.

"Ya itu sih pilihan kamu. Mau tetep nemenin mamah atau kamu pulang udah liat jasad mamah di rumah." Syakilla memberikan dua opsi yang membuat Galvin menghela nafasnya.

"Oke! Aku pilih opsi satu!" putus Galvin membuat Syakilla tersenyum.

"Makasih yaa,"

Galvin memaksakan senyum nya. "Iya mamah! Buruan ya belanja nya" ujar nya lembut selembut omongan dia kalau mau sesuatu.

***

"Abang?!" Kelvin menutup telinga nya kala mendengar teriakan tarzan milik adiknya itu.

"Ngapain sih? Kalau mau masuk ketuk dulu, kasih salam! Jangan teriak!" omel Kelvin membuat gadis itu cengengesan.

"Ya maaf."

"Huftt.. Yaudah mau apa?" tanya Kelvin.

"Mau pinjem gitar." sahut Zaira.

ZAIGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang