Dua belas

2.9K 178 2
                                    

Happy reading👋🖤
Sudah di revisi



Selama diperjalanan keadaan mobil hening tak ada suara. Zaira yang tengah fokus menyetir dan Galvin yang tengah memijit pelipis nya yang bertambah pusing.

Galvin memberitahu arah jalan menuju rumahnya dan Zaira hanya mengangguk sebagai jawaban. "Vin, lo tidur aja kalo masih pusing." ujar Zaira.

Galvin pun melihat ke arah samping dimana Zaira yang tengah menyetir.

Kenapa gue ngerasa familiar sama lo?  Batin Galvin.

Zaira yang merasa ditatap pun melihat ke samping terlihat Galvin yang melihat ke arahnya. "Vin, lo kenapa liatin kayak gitu?" tanya Zaira.

"Enggak papa." ujar Galvin.

Tak lama Galvin pun menutup matanya membuat Zaira yang menatapnya dengan cemas.

Mobil kini terparkir dihalaman rumah dengan cat abu-abu berlantai dua. Zaira pun melepas saetbelt nya lalu menepuk pipi Galvin.

"Vin.. Vin.. Udah sampe." ujar Zaira tapi tak ada respon dari Galvin.

"Vin.. Elah jangan bercanda, ini udah sampe." ujar Zaira lagi.

Enggak mungkin dia pingsan, kan? Batin Zaira.

Ia pun segera keluar dari mobil dan mengetuk pintu rumah Galvin.

Tok tok tok

Pintu terbuka menampilkan wanita paruh baya yang diyakini adalah ibu Galvin. "Ada apa ya?" tanya wanita itu.

"Permisi apa anda ibu dari Galvin?" tanya Zaira sopan.

"Iya saya ibu dari Galvin. Ada apa ya?" tanya Syakilla.

"Eum permisi tante, saya teman nya Galvin. Nama saya Zaira. Galvin pingsan di dalam mobil, tan." ujar Zaira.

Syakilla yang mendengar itu melototkan matanya kaget. "Lalu gimana keadaan Galvin nak?" tanya Syakilla khawatir.

"Dia di mobil, tan. Ayok." ujar Zaira diikuti Syakilla dibelakang nya. Zaira membuka pintu depan terlihat Galvin yang sudah tak sadarkan diri dengan wajah pucat nya.

Syakilla yang melihat itu menangis. "Yaudah bawa masuk aja." ujar Syakilla diangguki Zaira.

Mereka berdua memapah Galvin memasuki rumah dengan tangan kiri nya dirangkul oleh Syakilla dan tangan kanan nya dirangkul oleh Zaira.

Mereka pun menaiki tangga demi tangga. "Yaampun mah! Abang kenapa itu?" tanya Gina yang baru keluar dari kamar.

"Gina tolong bukain pintu kamar abang kamu cepetan!" titah Syakilla. Gina pun mengangguk dan memutar kenop pintu kamar Galvin.

Zaira dan Syakilla pun membantu membawa Galvin sampai membaringkan nya di tempat tidurnya.

Zaira pun membantu melepas sepatu milik Galvin dan menarik selimut hingga menutupi tubuh Galvin. Syakilla yang melihat itu tersenyum tipis.

"Makasih ya, Zaira." ujar Syakilla.

"Sama-sama tan, yaudah aku pulang dulu ya tan?" ujar Zaira.

"Eh, pulang sama siapa?" tanya Syakilla.

"Sama abang tan, tadi udah ditelpon. Sekarang abang udah diluar." ujar Zaira.

"Yasudah hati-hati, sekali lagi makasih." ujar Syakilla.

"Iya tan, Assalamualaikum." pamit Zaira sambil mencium tangan Syakilla membuat Syakilla termenung.

"Waalaikumsalam." balas Syakilla.

ZAIGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang