Happy reading👋🖤
Sudah di revisi
•
•
•
•Zaira pun berjalan menuju kelasnya. Banyak siswa yang menyapa dirinya namun, ia hanya memasang wajah andalan nya yaitu datar. Ia berpapasan dengan Galvin. Tapi ia tak memusingkan hal itu. Ia membiarkan Galvin berada disampingnya. Toh dia teman sekelas tak ada hubungan apa-apa.
Mereka berdua pun masuk ke kelas mereka. Disana sudah ada keempat temannya. Keempat teman nya menatap penuh curiga. Pasti bakal ada wawancara nih! Batin Zaira.
Mereka berdua pun duduk ditempat mereka berdua. "Kok bisa lo berangkat bareng Galvin, Ra?" tanya Acha.
"Ketemu dilorong." ujar Zaira lalu mengambil novel yang belum sempat ia baca.
Berbeda dengan Zaira. Kini Galvin sedang diintrogasi oleh kedua teman nya. "Kenapa?" tanya Galvin seakan tahu gelagat dari kedua temannya.
"Enggak jadi." kekeh Rafa dibalas tatapan datar oleh Raditya dan Galvin.
Tet tet tett
Bel upacara bendera berbunyi. Semua siswa mengaharuskan keluar kelas dan berbaris dilapangan upacara.
Upacara pun dimulai. Semua siswa berdiri di bawah terik matahari selama 30 menit.
30 menit kemudian...
Akhirnya upacara bendera telah selesai. Semua siswa berjalan dikoridor ada yang akan bolos, ada yang ke kantin, dan ada juga yang langsung ke kelas. Seperti Zaira dkk. Mereka duduk dikursi masing-masing sambil membaca novel yang kemarin mereka beli.
Tak lama bel pelajaran pun berbunyi. Semua siswa memasuki kelas masing-masing dikarenakan guru pelajaran akan memasuki kelas.
***
Bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Tak terkecuali Zaira dkk dan Galvin dkk. Mereka masih berada dikelas.
"Vin.. Lo enggak papa, kan?" tanya Raditya yang melihat wajah Galvin memucat.
Pertanyaan itu membuat mereka menatap kedua nya. Termasuk Zaira, gadis itu pun meneliti wajah Galvin dan bibir cowok terlihat pucat.
"Gue enggak papa." bohong Galvin.
"Yaudah kuyy kantin." ujar Raditya diangguki oleh mereka.
Mereka pun berjalan menuju kantin. "Kalian duluan, gue mau ke toilet." ujar Galvin.
"Mau ditemenin?" tawar Rafa.
"Gue bukan lo!" Rafa cengengesan.
"Lo mau pesen apaan?" tanya Raditya.
"Samain!" teriak Galvin.
Cowok itu pun memasuki bilik kamar mandi. Menatap pantulan wajah nya di wastafel. Memang bibir nya sedikit memucat. Ia pun menghela nafas lalu mencuci wajah nya.
"Sampe kapan? Gue udah lelah! Arghhhh!" Galvin memukul tembok disebelah nya untuk melampiaskan kemarahan nya itu.
Ia lelah. Lelah dengan rasa sakit yang ia rasakan, lelah dengan raga juga pikiran nya. Kenapa tuhan tidak adil? Itu lah yang terus berada di pikiran nya.
Terlihat kepalan tangan nya memerah mungkin sebentar lagi akan mengeluarkan darah. Tapi cowok itu biasa saja. Ia sudah biasa menerima semua rasa sakit yang ia derita.
"Huftt.. Gue butuh lo!" setelah mengucapkan hal itu. Ia pun keluar dari toilet berjalan menuju kantin agar teman-teman nya tak curiga.
***
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa pun berbondong-bondong keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.
"Ra, lo pulang sama siapa?" tanya Kinan.
"Sama abang kembar, emang kenapa?" tanya Zaira dingin.
"Enggak papa, sih cuman nanya aja hehe." kekeh Kinan.
"Nanti gue main ke rumah lo ya, Ra?" ujar Acha.
Zaira mengangguk. "Eh, gak bisa gitu dong, gue juga ikut lah." sahut Kinan.
"Iye, gue sekalian nginep di rumah lo ya? Soalnya bonyok gue lagi ke rumah oma yang di luar negeri." ujar Acha.
"Terus abang lo?" tanya Kinan.
"Abang gue sibuk di kuliah sambil ngurus kantor papah."
ujar Acha."Abang lo di apartemen kan?" tanya Kinan.
"Iya sih, masa iya gue sama abang gue terus? Gue bosen elah, lagian abang gue juga sibuk dan dia juga ngebolehin gue nginep." jelas Acha.
Zaira kembali mengangguk dan keluar kelas diikuti kedua sahabat nya.
Mereka sampai di parkiran. Zaira melihat abang kembar nya yang sedang menunggu dirinya diluar mobil pun pamit pada kedua sahabatnya.
Zaira sampai dihadapan kedua abang nya dan ketiga nya pun memasuki mobil. Tak lama mobil pun pergi.
***
Mobil milik Kelvin sampai dikediaman Adhitama. Saat mereka keluar, Zaira heran kenapa ada sebuah motor ninja hitam. "Bang kok ada motor? Punya siapa tuh?" tanya Zaira pada Kelvin.
Kelvin yang sedang berjalan pun menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap ke arah Zaira. "Motor nya bang Ervan kali." ujar Kelvin lalu pergi memasuki rumah diikuti Zaira. Kalvin sedari tadi sudah memasuki rumahnya.
"Assalamualaikum." ujar Kelvin dan Zaira serempak.
"Waalaikumsalam." balas dua orang cowok yang duduk menatap mereka. Setelah mendapat jawaban Kelvin berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Bang Ervan!" teriak Zaira berlari menuju Ervan lalu memeluknya.
Ervan yang mendapat pelukan mendadak pun kaget lalu membalas pelukan Zaira. "Zaira kangen tau, bang." ujar Zaira.
Ervan dan Rehan pun terkekeh. "Iya abang juga kangen sama kamu." ujar Ervan.
Ervan Abraham Gavriel. Cowok yang berperawakan tinggi, tegas, putih, cool , kakak laki-laki dari Kinan Gabriella. Sering disapa Ervan, tak heran Zaira kenal dengannya. Karena sewaktu duduk disekolah dasar dia sering bermain dengan Ervan. Dan Ervan juga tak masalah dengan hal itu, ia menganggap Zaira seperti adiknya sendiri setelah Kinan. Kini Ervan duduk dibangku perkuliahan sama seperti Rehan.
"Abang jarang main lagi." ujar Zaira sambil cemberut.
"Maaf kan kamu tau sendiri, abang sibuk kayak kaka kamu." ujar Ervan sambil menunjuk Rehan.
"Gimana Kinan kalo sekolah?" tanya Ervan.
"Baik kok bang, aku ke atas dulu ya bang?" tanya nya kepada dua cowok itu.
Kedua cowok itu mengangguk dan Zaira pun pergi menuju kamarnya.
"Enggak kerasa, Zaira udah gede aja. Kayak nya baru kemarin dia main sama gue dan Kinan, eh sekarang udha remaja aja." ujar Ervan.
"Gue juga enggak nyangka. Adik kecil gue udah tumbuh dewasa." sambung Rehan.
"Yaudah kita ke kamar gue aja." ajak Rehan dan disetujui oleh Ervan.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAIGAL [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA! AWALI DENGAN VOTE!!] Plagiat dilarang mendekat🔪🔪🚫🚫⚠⚠⚠ NO COPY MY STORY! Ini cerita pertama aku, jadi ini ide dari aku dari pemikiran aku. Jangan COPY MY STORY! Mohon hargai karya orang lain! Cover by: @auliasani [C...