Empat puluh tiga

1.8K 115 1
                                    

Happy reading💛



"Zaira! Sampai kapan kamu mau tidur terus?! Cepetan bangun!!" teriak Callista dibalik pintu kamar Zaira.

Zaira yang merasa tidur nya terganggu pun sedikit membuka matanya yang masih berat. "Sebentar lagi, Mah!" teriak Zaira dari dalam kamar.

Callista memijat pelipis nya pusing menghadapi putri nya ini. "Cepetan bangun! Itu dibawah ada cowok katanya pacar kamu!!" teriak Callista lagi.

Sontak Zaira langsung mengubah posisi nya menjadi duduk. Rasa kantuk hilang ketika Mamah nya mengatakan 'ada cowok katanya pacar kamu', Zaira menepuk dahinya. Bagaimana ia bisa lupa sih kalau Galvin akan menjemputnya.

"Kenapa Mamah gak bilang dari tadi si?!" teriak Zaira langsung berlari menuju kamar mandi.

Callista menggelengkan kepalanya. Ia pun menuruni tangga. Ia melihat seorang cowok yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya dengan seragam SMA yang sama dengan putrinya. Ia juga sempat terpaku dengan kedatangan pangeran yang begitu tampan. Dia juga dulu pernah merasakan masa muda jadi tak jarang melihat yang ganteng lewat sampai tak berkedip.

"Mamah ngapain?" tanya Zaira yang berada disamping Callista.

Callista mengerjapkan matanya lalu menoleh pada Zaira. "Enggak papa, udah buruan sarapan." ujar Callista.

"Gak usah, Mah soalnya udah telat." balas Zaira.

Gadis itu berjalan menuju Galvin yang sedari tadi menatap ke arah nya. "Ayo berangkat," ujar Zaira.

Galvin bangkit dari duduk nya lalu mengangguk. "Tante saya sama Zaira pamit sekolah dulu," pamit Galvin pada Callista.

Callista mengangguk. Kedua remaja itu pun menyalimi tangan Callista lalu pergi. Jika kalian bertanya dimana abang kembar nya, jawaban nya mereka sudah berangkat beberapa menit lalu karena Callista menyuruh mereka berangkat duluan.

Galvin menaiki motor dan memasang helm disusul Zaira yang menaiki motor Galvin sambil berpegangan pada pundak cowok itu karena motor Galvin lumayan tinggi. Tak lama motor pun berjalan pergi menuju sekolah.

***

Mereka berdua telah sampai di sekolah dan berjalan dikoridor menuju kelas mereka. Banyak pasang mata yang memuja mereka, bahkan terang-terangan. Tapi mereka berdua tak perduli dan hanya memasang wajah datarnya.

"Hai Zaira!" sapa seseorang dibelakang mereka.

Kedua nya pun menoleh mendapati Rino sambil melambaikan tangan nya pada Zaira. Galvin langsung melingkarkan tangan nya di pinggang gadis itu.

"Kenapa chat gue semalem enggak dibales? Padahal gue ngirim voice note lagu, bukan nya lo yang minta?"

Galvin menatap Zaira meminta jawaban namun gadis itu menggelengkan kepala nya. "Sejak kapan gue minta?" tanya Zaira.

Kini ketiga nya tengah dijadikan bahan tontonan. "Semalem, kan lo ngechat gue, katanya lo enggak bisa tidur jadinya gue ngirim voice note." balas Rino.

"Jangan mimpi!" tajam Zaira lalu menarik tangan Galvin untuk pergi meninggalkan Rino yang tengah menanggung malu.

Gue pastikan lo jatuh ke pelukan gue. Batin Rino.

***

Mereka berdua tiba di dalam kelas. Hanya mendapati mereka berdua dengan siswa yang lain nya.

K

eempat teman nya entah pergi kemana karena tak menemukan batang hidung nya. Mungkin sedang ke kantin, pikir keduanya. Kedua nya larut dalam kegiatan masing-masing.

ZAIGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang