Empat belas

2.7K 171 2
                                    

Happy reading👋🖤
Sudah di revisi



Setelah membersihkan diri, Zaira duduk ditepi tempat tidurnya. Ia mengambil ponsel dan menekan beberapa nomor. Setelah tersambung ia pun meletakkan ponsel itu didekat telinga nya.

"Hallo?" ujar seseorang diseberang sana yang tak lain adalah Kinan.

"Assalamualaikum." ujar Zaira tanpa memperdulikan ucapan Kinan.

"Hehe, maaf. Ulang-ulang."

Zaira memutar bola mata nya malas. "Assalamualaikum pacar Soonjongki ingin bertemu dengan mantan istri haluan Taehyung." ledek Zaira.

"Waalaikumsalam, dengan siapa ya? Kayak nya anda salah sambung. Saya istri sah Taehyung disini."

"Owh, berarti saya salah sambung? Oke saya akan menghubungi Taehyung untuk menceraikan istrinya."

"Anjir lo Ra! Gue udah terbang malah lo jatohin lagi."

"Hahahahah."

"Udah deh gak usah ketawa, to the point!"

"Santuy, ada bang Ervan dirumah gue."

"Lah? Kenapa gue gak ikut pulang bareng lo ya tadi? Kan nanti gue main dulu sama lo sekalian nungguin bang Ervan."

"Telat!"

"Iye iye, yaudah gue mau haluin Taehyung dulu, bye."

Panggilan diputuskan sepihak oleh Kinan dan kini Zaira tengah mencibir kesal.

Ia memutuskan untuk mengerjakan pr nya, karena besok pr itu akan dikumpulkan besok.

***

Sedangkan di kediaman Alexsander. Galvin tengah mengerjakan pr nya. Ia sangat serius mengerjakan pr itu hingga darah segar mengalir dari hidung nya dan menetes di buku miliknya.

Tes!

Galvin berdecak sebal. "Please jangan sekarang." gumam Galvin sambil memijit pelipisnya yang merasakan pusing.

Ia menghapus jejak darah dihidung nya menggunakan tissue yang disediakan dimeja belajarnya. Tak lama kepalanya semakin pusing, ia kembali memegang kepala nya.

Ia memilih untuk mendudukan dirinya ditepi tempat tidur sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing.

"Bang Galvin." ujar Gina dari luar yang didengar oleh Galvin. "Masuk aja gak dikunci." balas Galvin yang masih memegang kepalanya.

Gina yang mendapat jawaban dari kakanya langsung memasuki kamar. "Astaga! Bang Galvin kenapa?" panik Gina yang mendapati Galvin yang tengah memegang kepalanya.

"Enggak papa. Kamu ngapain disini?" tanya Galvin.

"Tadinya aku pengen diajarin matematika, soalnya ada yang aku gak ngerti. Aku liat abang kayaknya kecapean dan aku gak jadi nanya, mending abang istirahat aja." ujar Gina.

Galvin tak mau dikasihani dan tak mau membuat adiknya khawatir dengan keadaan dirinya. "Enggak papa, Gin--" ucapan Galvin terpotong karena dirinya sudah tak sadarkan diri karena pusing dikepalanya sudah tak bisa ditahan. Gina yang melihat itu langsung mendekati Galvin dengan perasaan campur aduk.

ZAIGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang