Dua puluh satu

2.5K 161 1
                                    

Happy reading👋❤



Kini Zaira tengah berada di Gramedia disalah satu Mall ternama. Ia mengitari kumpulan rak berisi beberapa novel. Matanya melihat kesana kemari mencari judul novel yang ia inginkan.

Hingga matanya melihat novel yang ia incar. Langsung saja ia mengambilnya. Ia mengambil 2 buah novel yang berbeda, lalu membawanya untuk membayar.

"Totalnya Rp. 198.000, kak." ujar kasir itu.

Zaira pun mengeluarkan uang dua lembar warna merah dan memberikannya pada kasir itu. Setelah membayar dan menerima uang kembalian ia pergi.

Ia berjalan santai dengan wajah datarnya. Banyak orang yang kagum dengan kecantikan nya. Namun, ia hanya menganggap itu angin lalu.

Ia melihat cafe yang berada tak jauh dari Mall, ia pun berjalan memasuki cafe untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba teriakan dari dalam cafe membuat ia mencari asal suara.

"ZAIRA!"

***

Galvin kini tengah memainkan ponselnya. Sedangkan 2R sedang menikmati lagu yang dimenggema di cafe. Hingga mata Raditya melihat sosok yang familiar baginya. Ia pun memanggilnya.

"ZAIRA!" teriak Raditya.

Galvin dan Rafa yang tengah fokus pada kegiatan mereka terhenti. "Sini." ujar Raditya sambil melambaikan satu tangan nya.

Zaira pun berjalan menghampiri meja Raditya. "Kenapa?" tanya Zaira.

"Duduk dulu lah." ujar Rafa.

Zaira pun mengangguk dan duduk disamping Galvin. "Lo ngapain, Ra?" tanya Raditya.

"Beli novel." balas Zaira sambil mengangkat paperbag nya.

Keduanya mengangguk, sementara Galvin hanya memandang padatnya jalanan.

2R itu tersenyum jail terhadap kedua orang dihadapan mereka. "Btw, baju kalian couple ya?" goda Rafa.

Kedua orang itu pun melihat baju mereka dan saling menatap. Mereka juga baru tau bahwa baju mereka couple.

"Kebetulan." balas keduanya.

2R pun tersenyum jail. "Kebetulan pasti jodoh tuh, ya gak, Raf?" tanya Raditya.

Rafa mengangguk. "Eh, iya gue lupa anjir. Gue harus ketemu Acha." ujar Rafa.

"Gue duluan ya?" pamit Rafa, ketiganya mengangguk. Setelah Rafa pergi, keadaan hening.

Tak lama Raditya pun berdiri. "Gue juga pamit ya? Kinan line gue katanya minta jalan. Gue duluan." pamit Raditya.

Kini tersisa Zaira dan Galvin. Zaira pun berdiri membuat Galvin menatapnya. "Mau kemana?" tanya Galvin.

Zaira menatap Galvin yang tengah menatapnya. "Pulang." ujar Zaira.

Namun, tangannya dicekal oleh Galvin. "Pulang bareng gue." ujar Galvin ikut berdiri.

"Gak terima penolakan!" tegas Galvin saat gadis itu akan membuka suara nya.

ZAIGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang