27 [SEASON 2]

176 15 0
                                    

"kau harus berjanji pada ku, kau harus menjauhi namja itu! Jangan dekat-dekat dengannya!"

Joy mengangguk ketika mendapatkan Sungjae sudah bersiap dengan koper kecilnya. Ya, dia akan kembali ke London.

Joy sudah pulang beberapa hari yang lalu, tapi ia masih tidak boleh pergi ke sekolah karena dia masih terlalu lemah. Dan hari ini, ia mengantar Sungjae sampai ke depan rumahnya. Setelah Joy pulang dari rumah sakit, Sungjae menginap di rumah Joy sampai hari ini.

"oppa hati-hati!" seru Joy ketika Sungjae menggenggam tangannya, "kau jangan terlalu khawatir, oppa kan harus belajar dan membawa ku ke sana?"

Sungjae mengangguk, "ya, aku akan cepat kembali dan membawa mu pergi bersama ku!" ia mendekatkan Joy ke dadanya.

"pergilah! Nanti oppa ketinggalan pesawat!" seru Joy sambil menjauhkan tubuhnya dari Sungjae.

Sungjae tersenyum lebar, "baiklah! Sampai nanti!" ucap Sungjae sambil perlahan menjauh.

Joy melambaikan tangannya, "kau tenang saja aku akan menjaga diri! Dan oppa harus menjaga hati okay?!" teriaknya.

Sungjae tertawa kencang sampai terdengar ke telinga Joy yang sudah berjarak 2 meter, "eoh! Kau juga harus jaga hati ku untuk ku!"

Joy ikut tertawa, "sampai nanti!" serunya ketika Sungjae sudah menjalankan mobilnya dan menghilang dari pandangannya.

Joy masuk ke dalam rumahnya. Setelah Sungjae pergi, rumahnya kembali kosong. Ayahnya masih sibuk di liar kota dan ibunya sedang mengurus Kantor yang di tinggalkan oleh ayahnya.

Walaupun begitu, Joy tidak peduli. Mereka memang selalu sibuk dengan pekerjaan. Ayahnya tidak datang menjenguknya ketika ia kecelakaan, dan ibunya langsung pergi setelah membayar asuransi. Sungguh orangtua yang menyebalkan.

"aaaaaah!!" Joy membanting tubuhnya ke kasur. Tubuhnya sangat lemas dan tidak bertenaga. Setelah tertidur sangat lama, ia merasa semua tenagannya habis di sedot oleh dirinya saat tertidur.

Joy tersenyum ketika ia mengingat apa yang terjadi di alam bawah sadarnya saat itu, "gomawo. Kau membuat ku kembali sadar dan memberikan kekuatan saat aku koma.." gumamnya pelan.

Joy memejamkan matanya ia mengingat sebuah wajah yang tidak terlalu jelas. Wajah itu sekilas memiliki kemiripan dengan seseorang yang ia kenal. Seseorang yang menemaninya ketika ia kesepian, saat ia beesedih, dan saat Joy merasa ketakutan. Sama sepertinya, wajah itulah yang menemaninya di tempat yang sangat gelap di alam bawah sadarnya.

"gomawo, kau selalu ada saat ku sendiri dan selalu menenaniku saat aku sedih! Gomawo.." gumamnya lagi, "gomawo.." .

Drtt drtt

Joy merasa ponselnya bergetar, ia pun  melirik ponselnya dan melihat nama Hayoung di layar ponselnya. Joy langsung menempelkan ketelingannya.

"ne Hayoung-ah?"

"Joy-ah! Apa kau di rumah?"

Joy berdecak kesal, "tentu saja di mana lagi memang?"

"oh baiklah aku dan Yerin akan ke rumah mu saat pulang nanti!" seru Hayoung, "kau mau apa? Biar kami membawakannya untuk mu!"

Joy terdiam memikirkan apa yang ia inginkan saat ini, "ah.." Joy bergumam pelan, "apa benar kau akan membawakannya untuk ku?"

"eoh! Palli katakan, ssaem akan segera masuk!" seru Hayoung.

Joy menatap langit langit kamarnya, "okay, bawakan aku Youngjae!" jawab Joy singkat.

"mwo?!!"

Before We Get Married ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang