Bersabarlah!

2.1K 148 1
                                    

"Untuk hati yang sedang lelah diuji. Kesabaran itu memang pahit pada awalnya. Tapi percayalah, ia akan manis di penghujungnya. Jadi bersabarlah, semoga kesabaran yang kau paksakan ini akan berbuah kebaikan. "

Umi mengetuk kamar Ima. Dan segera mungkin Ima bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu. Ia tidak boleh bersedih lama-lama. Jangan sampai orang-orang yang begitu ia sayangi mengetahui masalahnya ini.


"Assalamualaikum sayang. Umi boleh masuk. "ucap Umi.
"Iya Umi, masuk aja. "balas Ima.
"Mata kamu kenapa sembab? Habis menangis, ya? "tanya Umi kaget. Maryam memang tidak mengetahui perihal Ima yang mengunci diri di kamar tadi. Hasbi tidak ingin menceritakan kepada Umi maupun Abi sampai ia tahu alasan Ima menangis.
"Gak kok Umi, Ima hanya sedikit kelelahan. "balas Ima seadanya.
"Kalau ada apa-apanya, kamu cerita sama Umi, jangan dipendam sendiri. "jelas Umi lagi.
"Iya Umi."ucap Ima sambil memeluk Uminya.
"Oh iya, Umi mau nanya sama Ima. Kalau Ima sudah wisuda, apakah Ima mau bekerja? "tanya Maryam.
"Inshaa Allah, Ima mau mengajar di yayasan punya Abi sama Umi. Ima akan mengembangkan yayasan tersebut."terang Ima.
"Alhamdulillah, Umi bangga sama Ima. "balas Maryam yang menangis bahagia.
"Kok Umi nangis? "tanya Ima.
"Umi bangga punya anak sholeha seperti kamu nak. "peluk Maryam lagi.
"Ima juga bangga punya Umi seperti Umi. "balas Ima yang memeluk Uminya.

***

Ima menatap layar ponsel membuka salah satu media sosialnya. Ima memang tidak terlalu suka online di media sosial, tetapi bukan berarti Ima tidak pernah membukanya. Ima melihat Instagram yang cukup lama diabaikannya. Ternyata Ali mengikuti akun Instagram Ima. Jantung Ima kembali bergetar, entah terasa lebih sesak atau sebaliknya. Sebisa mungkin Ima mengabaikan semua hal tentang Ali. Ima melihat beberapa foto yang pernah ia posting. Ingatan Ima memutar kenangan dua tahun yang lalu. Senja yang ada di foto itu menjelaskan tentang sesuatu yang penuh akan makna keikhlasan. Pada foto senja itu, Ima menuliskan kata-kata Mutiara penuh makna, "Ada yang tak pernah tenggelam ketika senja pergi, yakni 'rasa'. Dari senja kita mengerti bahwa apa yang terjadi hari ini akan berlalu dengan indah. Mengapa demikian? Karena senja tak pernah ingkar kepada sore, ia selalu datang di waktu yang sama."

Ima pun tersenyum membaca postingannya itu. Ini senyum penuh haru, Ima benar-benar malu karena dirinya tak sekuat kata-kata indah yang ia rangkai. Ima bersyukur kepada Allah yang selalu memberi kebetulan yang membuat Ima gagal untuk berputus asa.

***

Setelah selesai makan malam, seperti biasa Ima pamit menuju kamarnya. Ima tidak ingin terpuruk lagi dengan kenyataan yang harus ia hadapi.

"Untuk kak Ali, aku ingin mengatakan bahwa aku tak pernah membenci kepergianmu. Tapi yang aku khawatirkan adalah proses melupakan yang entah mengapa sungguh berat bagiku." ucap Ima dalam hatinya.


Satu notif masuk ke hp Ima.

From: Sahabat Jannah 😍
Assalamualaikum ukhti.
Kamu baik-baik aja kan?

From: Me
Wa'alaikumsalam ukhti.
Khawatir ya? 😂

From: Sahabat Jannah 😍
Ih, ditanya malah nanya.

From: Me
Iya iyaaa. Aku baik-baik aja kok 😇.

Setelah selesai chattingan dengan Aisyah, Ima mengambil wudhu sebelum tidur. Setelah itu, ia hanya bermonolog di dalam hati. "Sehebat apapun manusia merencanakan sesuatu, tetap rencana Allah sebaik-baik rancangan. Takdir Allah memang tidak semuanya baik, tapi apa yang ditakdirkan-Nya itu pasti yang terbaik bagi kita. Jangan memaksa semua harus kita miliki. Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Karena, boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. Jangan merisaukan apa yang belum kita miliki. Tapi risaulah apa yang belum kita syukuri. " batin Ima berusaha memotivasi dirinya.

Ima pun perlahan memejamkan matanya setelah selesai membaca ayat kursi dan surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, serta An-Nas sebelum tertidur. Dan berdoa mohon perlindungan Allah dalam tidurnya.

Ayat kursi adalah sebuah ayat ke-255  dari Surat Al Baqarah dalam kitab suci Al Quran. Ayat kursi ini dikenal dengan ayat banyak dihafal umat muslim selain surat Al Fatihah. Satu ayat dalam Surat Al Baqarah tersebut menduduki posisi ayat yang agung. Menurut penjalasan Imam Nawawi dalam Syarh Imam Muslim, ayat tersebut begitu istimewa karena di dalamnya mengandung dasar-dasar nama dan sifat Allah yang sangat Indah.

Rasulullah menyetujui dalam hadisnya jika ayat kursi merupakan ayat yang paling agung dalam Al Quran. Sesuai dengan hadis Nabi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِى أَىُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَم. قَالَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ  يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِى أَىُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ. قَالَ قُلْتُ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ. قَالَ فَضَرَبَ فِى صَدْرِى وَقَالَ  وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ أَبَا الْمُنْذِرِ

Nabi Muhammad  bersabda, Wahai Aba Mundzir – Ubay bin Kaab – tahukah Engkau mana ayat yang paling agung menurutmu di dalam kitab Allah? aku ( Aba Mundzir ) menjawab, Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Beliau mengulangi lagi, Wahai Aba Mundzir, tahukah Engkau mana ayat yang paling agung menurutmu di dalam kitab Allah? Aku ( Aba Mundzir ) menjawab, Yaitu Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum (ayat kursi). Kemudian beliau menepuk dadaku dan berkata semoga engkau dimudahkan mendapatkan ilmu wahai Aba Mundzir (HR. Muslim)


Sebagai ayat yang paling agung, ayat kursi sering dibaca dalam keadaan tertentu. Misalnya sesaat sebelum tidur. Membaca ayat kursi sebelum tidur merupakan salah satu anjuran Nabi yang bermanfaat untuk keselamatan diri. Penelitian Dr Arthur J Alisn dari Britis University mengungkapkan bahwa memang ada yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur, dan masuk kembali ketika terbangun. Sedangkan untuk orang mati, sesuatu itu tidak kembali. Sesuatu itu bisa jadi merupakan roh yang dijelaskan dalam Al Quran.

Sangat wajar jika Rasulullah menganjurkan umatnya untuk membaca ayat kursi sebelum tidur. Tidur dapat direnungkan sebagai simulasi kematian, namun perbedaanya hanya pada pengembaian roh tersebut. Suratan kembali tidaknya roh tersebut hanya ada pada genggaman Allah. dan barangsiapa yang membaca ayat kursi sebelum tidur, maka Allah akan menjaganya. Sebagaimana keterangan hadis Nabi dalam Kitab Fadhail Quran :

إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ لَنْ يَزَالَ مَعَكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ

Apabila kamu naik tempat tidurmu, bacalah ayat kursi. Selamanya kamu akan disertai penjaga dari Allah dan setan tidak akan mendekat kepadamu  (HR Bukhari).

Penjagaan Allah adalah sebaik-baik penjagaan. Dengan membaca ayat kursi sebelum tidur, kita sudah berupaya agar Allah menjaga kita sepanjang perjalan tidur kita. Setan pun tidak akan mendekat, terlebih mengganggu ketenangan tidur kita. Maka dari itu, yuk segera amalkan dengan istiqamah pembacaan ayat kursi sebelum tidur, agar kita tetap dalam penjagaan Allah.
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dalam Diamku Mengikhlaskanmu [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang