"Karena jika kamu baik, kamu pasti akan selalu dimampukan untuk mendapatkan yang baik pula. "
Hari ini keluarga Ima bersiap-siap untuk pergi nanti malam ke rumah Aisyah. Semua perlengkapan telah tertata rapi. Ima pun langsung memberitahu bahwa mereka akan berkunjung sekeluarga ke rumah Aisyah. Ima sengaja tidak mengatakan maksud dan tujuannya. Ima ingin memberikan surprise kepada sahabatnya itu. Ima pun mengambil benda pipih yang terletak di saku gamisnya.
"Assalamualaikum, Syah"sapa Ima lewat via suara.
"Wa'alaikumsalam Ima.... Tumben telfonan. "cengir Aisyah kepada Ima.
"Ya aku pengen aja sih dan mau kasih tau sesuatu."balas Ima.
"To the point aja Ima. Udah deg-degan nih jantung aku mau tahu. "canda Aisyah.
"Ah, gak mau lah. "balas Ima menjahili Aisyah.
"Imaaaa.... "teriak Aisyah lewat hpnya.
"Iyaa sabar dong..ntar malam keluarga aku mau ke rumah kamu, Syah. "ucap Ima.
"Wah, sekeluarga ya.. Kebetulan ayah sama bunda dirumah. Aku tunggu nih. Btw, keluarga kita lagi ada acara apa ya? "tanya Aisyah heran. Karena tak biasanya Ayah sama bundanya mau pulang untuk acara nanti malam.
"Ya secara kan kita pernah bertetangga dekat nih, dan rumah kita sekarang sedikit menjauh, jadi marilah kita adakan silaturrahmi. Ibaratnya pernah sedekat nadi dan tak mau sejauh matahari. "ucap Ima panjang lebar.
"Mulai deh ngalaynya Fatimah Azkandriya Milaikha. "jawab Aisyah sambil tertawa.
"Ya udahlah. Yang penting kamu dandan yang cantik ya. Tunggu aku habis shalat Isya. Assalamualaikum. " ucap Ima mengakhiri.
"Iya iya, Wa'alaikumsalam Imaaa. "balas Aisyah.
Dan sambungan telepon pun terputus.Sesuai dengan rencana, keluarga Ima pun pergi ke rumah Aisyah. Malam ini Aisyah sungguh cantik. Aisyah mengenakan gamis berwarna pink soft dengan warna khimar yang senada. Hasbi yang melihatnya langsung beristigfar berkali-kali.
Aisyah menuruni anak tangga satu persatu. Entah mengapa jantungnya berdetak kencang. Tidak seperti biasanya, padahal ini hanya acara silaturrahmi keluarga tapi tetap saja Aisyah merasa cemas. Entah apa yang ada dibenak wanita itu.Aisyah mengambil posisi duduk didekat bundanya. Tiba-tiba saja bunda Aisyah memegang erat tangan Aisyah. Sungguh Aisyah dibuat bertambah bingung. Nenek dan ayahnya pun tersenyum ke arahnya. Sedangkan Ima jangan ditanya lagi. Sejak tadi alis tebalnya naik turun melihat Aisyah dan melirik ke arah Hasbi.
"Jadi kedatangan kami disini, ingin membicarakan niat baik kami yaitu mengkhitbah putri bapak untuk anak saya, Hasbi. "ucap Abdurrahman.
Deg. Demi apa, jantung Aisyah ingin melompat keluar saat ini.
Aisyah pun mendongak ketika nama Hasbi disebut. Dengan cepat ia menundukkan pandangan, tidak bisa dipungkiri lagi Aisyah benar-benar grogi saat ini.
"Untuk lebih jelasnya, biar anak saya yang berbicara. "sambung Abdurrahman lagi.
Hasbi pun mengambil nafas dan mulai mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Diamku Mengikhlaskanmu [ Sudah Terbit ]
Teen FictionBisakah kau bayangkan daun yang layu bertahan pada ranting yang lemah dan disapa cuaca tak ramah? Aku wanita penuh dengan luka. Sudah berapa kali aku bilang, jangan singgah jika hanya untuk bermain-main. Aku sudah tau rasanya kehilangan. Jadi tak pe...