Dalam Diamku Mencintaimu (2)

1.9K 150 1
                                    

"Untukmu kekasih halalku. Jangan cintai aku karena nyaman. Sebab nyaman bisa hilang kapan saja. Tetapi cintailah aku karena iman. Iman tidak akan hilang selagi Allah masih dihati. "

Ima menyiapkan teh hangat Sebelum Ali berangkat kerja. Sudah beberapa bulan mereka menikah hanya ditemani basa-basi seperti orang asing. Namun, jauh dilubuk hati terdalam yang tak bisa dipungkiri, Ali sudah jatuh hati pada istrinya itu. Ia begitu kagum dari sifat lembut istrinya. Sebenarnya Ali tau semua tentang Ima. Dalam catatan kecil Ima yang terselip dalam novel kesukaannya, Ali sempat membacanya walau Ima tak mengetahui hal itu.

01 Mei 20**

Untukmu Imamku...
Maafkan aku yang belum terbiasa dengan hal ini. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa-apa. Andai kamu tahu kalau aku tidak bisa memasak, pasti kamu sedih punya istri seperti aku. Dan disaat itu kamu mengatakan untuk membeli makanan saja, aku malu terhadap diriku ini. Dan terkadang kamulah yang membuat sarapan buat kita. Aku pun bertambah malu menjadi istri yang tak sesuai yang kamu inginkan. Jangankan untuk bertanya, panggilan untukmu saja aku tak tau. :(

Mengingat hal itu membuat Ali tersenyum geli. Baginya Ima itu penuh kejutan. Diam-diam tetapi menyimpan banyak hal. Dan setelah membaca curahan hati Ima, Ali pun saat itu memulai aksinya.

"Aku mau izin ke minimarket boleh? "tanya Ima gugup.

Ali berpura-pura tidak mendengar. Akhirnya Ima mengulangi kalimatnya lagi. Sambil melambaikan tangannya ke arah wajah Ali.

"Aku boleh izin ke minimarket? "tanya Ima memastikan.

"Eh, kamu ngomong sama aku? Maaf aku gak tau, soalnya merasa gak dipanggil. "kekeh Ali.

"Boleh? "tanya Ima lagi.

"Coba ulangi kalimat tadi, kamu manggil aku siapa? "tanya Ali lagi.

"Gak siapa-siapa. "ucap Ima polos.

"Karena itu aku diam aja. Coba kamu kasih aku panggilan gitu. Kek aa, bang, mas, atau apa gitu."saran Ali dengan wajah teduhnya.

"A-aku manggilnya a-apa? "tanya Ima lagi.

"Itu terserah kamu mau manggil apa istriku. "balas Ali tertawa kecil.

Jantung Ima pun berpacu lebih kencang, dengar Ali memanggil istriku saja berhasil membuatnya tidak baik-baik saja. Ia sungguh gugup.

"Iya. "balas Ima.

"Kok iya? "tanya Ali.

"Gak tau. "jawab Ima lagi.

"Kok gak tau? "tanya Ali lagi.

Ima yang merasa dijahili pun berusaha mengeluarkan kata-kata yang ia susun rapi.

"Bo-boleh kan m-mas? "ucap Ima memejamkan matanya.

"Haha, itu yang aku tunggu. Yuklah aku anterin. Aku gak mau istriku keluar sendirian. "balas Ali dan menyambar kunci mobilnya.

Ima mengikutinya dari belakang dan tersenyum sendiri. Entah apa yang dia rasakan. Sepertinya hati Ima sekarang penuh bahagia dengan hal sepele itu.

Dalam Diamku Mengikhlaskanmu [ Sudah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang