Dua Puluh Enam

1.5K 183 18
                                    

Tepat setelah Phana mengatakan dia tidak ingin masalah sebelum transaksi dengan Xin dan Suyang terjadi, masalah benar-benar datang. Beam menatap dua orang pria yang tergeletak di lantai bawah tanah Red Dragon.

"Dengarkan aku. Phi-phi disana itu..." Beam menunjuk ke anak buah Phana yang berdiri tidak jauh darinya "...tidak sesabar aku. Mereka bisa menyiksa kalian perlahan hingga setengah mati jadi katakan siapa yang menyuruh kalian?" Pinta Beam.

Walau Beam sudah bisa menduga siapa pelakunya. Tapi dia tetap harus memastikannya.

"S-sumpah... Ka-kami tidak uhug...tahu..." Ujar salah seorang dari mereka.

"D-dia membawa u-ang...kami...ugh....tidak tahu....."

Beam mendesah tidak sabar. Dia mengeluarkan handphonenya dan mencari wajah Moon di lama pencarian google.

"Apa dia orangnya?" Tanya Beam sambil memperlihatkan foto Moon.

Kedua pria di depannya memucat. Tidak perlu pengakuan untuk mengetahui jawabannya. Semua orang menatap Beam penasaran.

"Siapa?" Tanya Ming yang sedari tadi memperhatikan dari ujung ruangan.

Beam memperlihatkan foto Moon. Ming berubah kesal. Dia hendak pergi tapi Beam menahannya.

"Apa yang kamu lakukan? Bukankah Phi Phana bilang untuk tidak membuat masalah!" Desis Beam kesal.

Ming mengepalkan tangannya.

"Bagaimana dengan mereka?" Tanya Tuan Phun.

Beam menatap Tuan Phun "entahlah. Menyerahkan mereka ke polisi karena saya yakin Polisi akan segera mencarinya? Di luar ada begitu banyak saksi" Jelas Beam.

Tuan Phun menatap Beam tidak percaya "melepaskannya?"

Beam menatap Tuan Phun santai "ehm... Lalu ada pilihan lain?"

Tuan Phun tidak menjawab. Dia berjalan ke arah dua orang tersebut dan menarik pelatuk senjatanya. Beam yang berdiri membelakangi mereka hanya terdiam di tempatnya saat dia mendengar bunyi peluru ditembakkan dan erangan pelan. Dia mengepalkan tangannya.

"Tikus seperti mereka harus dihabisi atau mereka akan menimbulkan penyakit" Ujar Tuan Phun sambil menepuk bahu Beam.

Beam mendesah. Dia menyingkirkan tangan Tuan Phun dan berjalan keluar ruang bawah tanah. Ming mengikutinya.

"Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Ming.

Beam berjalan naik ke lobi Red Dragon. Dia menatap anak buahnya Thong.

"Aku ingin kamu dan beberapa orang mengumpulkan cctv di daerah sekitar sini. Bawa padaku dan jangan biarkan polisi mendapatkannya" Tegasku.

Thong mengangguk. Dia dan beberapa anak buahku berjalan ke luar Red Dragon. Aku menatap Ming.

"Aku harus bicara dengan Phi Phana soal ini. Moon bukan pria yang bisa kita datangi dan hancurkan dengan mudah" Jelas Beam.

"Aku akan ikut denganmu"

Beam menggeleng dan menatap Ming tajam "kamu adalah pemilik tempat ini. Aku ingin kamu membereskan semua barang bukti. Jangan biarkan dirimu terlibat masalah karena ini" Ujar Beam sebelum dia berjalan keluar dari Red Dragon.

"Aku!" Ming berteriak. Beam berhenti. Dia berbalik dan menatap Ming.

"Aku sudah bicara dengan Phi Forth dan aku... Aku..."

Beam tersenyum. Dia berjalan ke arah Ming dan menepuk bahunya.

"Kita akan bicara soal ini nanti. Sekarang, kamu harus mengurus club ini. Dan telponlah Phi Forth. Dia bisa membantumu jika polisi datang atau pengacara perusahaan Jamornhum" Tegas Beam. Ming mengangguk.

Internal AffairsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang