Nulis ini sambil dengerin psycho dari Red Velvet
****
"Kita lihat. Mana yang lebih dulu mati. Aku atau Dia" Ujar Rei sambil membidikkan senjatanya ke arah Earth. Lam merasakan jantungnya berhenti berdetak. Tapi sebelum dia sempat mengatakan apapun tiba-tiba sebuah dentuman terdengar lalu Lam bisa melihat pintu kamar mereka yang roboh. Lam mematung ditempatnya ketika sekelompok pria bertopeng masuk ke kamar dengan senjata laras panjang.
"Jangan bergerak"
"Angkat tangan kalian"
Teriakan demi teriakan memenuhi ruangan tersebut. Rei dan Sam berdecak kesal.Lam mematung sesaat sebelum dia menyadari apa yang terjadi, dia bernafas lega. Dia mengenali mereka dari seragam dan logo di lengan mereka.
"Apa kalian tidak mendengar!!" Teriak beberapa suara secara bersamaan karena Lam, Rei, dan Sam tidak juga mengangkat tangan mereka. Rei masih mengarahkan senjatanya pada Earth, jadi Lam masih mengarahkan senjatanya pada Rei, dan Sam berdiri gontai sambil memegang luka tembak di bahu kirinya.
"Dalam hitungan lima jika kalian tidak melemparkan senjata kalian maka kami akan mulai menembak" Ancam pria yang berdiri di dekat Sam. Lam bisa mendengar bukan hanya empat orang polisi tapi juga beberapa polisi lainnya yang sedang mengawasi mereka dari teras kamarnya
"Tiga"
Rei melirik Sam.
Sam tersenyum tipis
"Empat"
Rei memalingkan wajahnya ke Lam.
"Shit" Rutuk Lam dalam hati. Dia bisa melihat Rei dan Sam bergerak. Dia tahu siapa target mereka.
"Li-"
Dor
Dor
Dor
Lam menembakkan senjatanya ke tubuh Rei dan Sam sebelum mereka melakukan apapun. Teriakan panik "jangan tembak! Jangan tembak!" Terdengar. Lam menjatuhkan senjatanya ke lantai dan menatap tubuh Rei serta Sam yang tergeletak di atas lantai bersimbah darah. Dia mengangkat tangannya di kepalanya. Suara sahutan demi sahutan terdengar tapi Lam mengabaikan mereka. Dia menatap ke atas tempat tidur dan bernafas lega ketika melihat Earth baik-baik saja.
Ya. Baginya yang terpenting adalah Earth.
Lam tidak mengatakan apapun ketika seorang polisi memborgolnya dan membacakan hak-haknya. Polisi tersebut menyeret Lam bersamanya.
"Apa dia mati?" Tanya Seorang polisi yang berlutuk di depan Earth. Satu-satunya kalimat yang membuat Lam tertarik
"Tidak. Dia hanya pingsan" Jawab pria lain yang sedang memeriksa nadi Earth. Lam melirik Earth sekilas sebelum membiarkan polisi menyeretnya keluar dari kamarnya. Begitu keluar kamar, polisi menutupi kepalanya dengan jaket dan menyeretnya keluar hotel. Lam bisa mendengar suara orang-orang yang panik tapi dia mengabaikan semuanya. Dia tidak berontak dan mengikuti polisi yang membawanya hingga ke mobil. Polisi tersebut mendorong Lam masuk ke dalam mobil sebelum dia duduk di samping Lam.
Lam diam untuk beberapa saat. Bunyi serinai dan percakapan panik orang-orang terdengar.
"phi Ten" Ujar Lam tiba-tiba
Pria disamping Lam tidak mengatakan apapun tapi Lam tahu pria disampingnya sedang mendengarkan omongannya.
"Katakan aku meminta maaf pada Phi Earth" Ujar Lam sambil meneteskan air mata. Lam bisa mendengar pria disampingnya berdecak. Lalu dia merasakan sebuah tangan besar menepuk kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/179934444-288-k660353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Internal Affairs
FanficManakah yang akan mereka pilih di antara cinta, keluarga, negara, dan kewajiban? Karakter milik chiffon_cake dan Ide cerita berasal dari film Internal Affairs milik Max and Felix Chong. I do not own the photos (If you do not want your photo to be in...