Dua Puluh Lima

1.4K 168 43
                                    

A/N

Orang-orang akan melakukan apapun demi cinta, seperti membangun sebuah makam besar hanya demi mengenang sang kekasih, atau membawa pasukannya untuk berperang demi merebut kembali kekasihnya, atau bahkan meminum racun dan mati bersama kekasihnya.

Apa hal yang paling bodoh yang pernah kalian lakukan demi orang yang kalian sukai?

Me: naik ke rinjani dan melakukan bungee jumping, even thought i am an acrophobia 😅 #almostgotaheartattack #ipromisetomyselfwonteverdoitagain

****

Beam POV

Walau tidak semua berjalan sesuai rencanaku tapi setidaknya aku pikir aku sudah mengatasi segalanya tapi ternyata aku salah. Aku melupakan sesuatu atau seseorang yang seharusnya aku atasi terlebih dahulu. Tapi ketika aku melihat Paris dan Tuan Phun berbicara di lorong saat aku sedang menuju ke toilet, aku kembali disadarkan akan hal yang seharusnya sudah aku lakukan sejak dulu.

"Kamu bilang kamu akan mengatasinya" Tuan Phun terlihat marah "aku seharusnya tidak mempercayaimu"

Paris menatap Tuan Phun dingin "Ini diluar prediksiku. Aku tidak menyangka dia akan mengajukan Ming".

Tuan Phun berdecak "Lalu apa yang akan kamu lakukan?" Protesnya

Paris mendesah "apa lagi. Menyelesaikannya secepat mungkin sebelum dia menjadi semakin berbahaya"

Aku memutuskan menyingkir sebelum mereka melihatku. Aku tahu Paris adalah pria yang menyewa pembunuh bayaran untukku. Jika tidak, tidak mungkin Phana menelantarkan kasus tersebut. Hubungan Paris dan Phana terlihat biasa di luar tapi kepercayaan yang Phana berikan pada Paris sungguh di luar dugaan. Jadi, aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Saatnya menggunakan kartu hitamku: Moon Jirakit.

****

3rd Person POV

Moon berjalan masuk ke apartemennya dan terkejut ketika dia melihat Paris duduk di ruang tengahnya. Moon berjalan seakan kedatangan Paris adalah hal yang biasa baginya. Dia duduk di sebelah Paris.

"Ada apa? Ingin aku membunuh bocah itu lagi?" Tanya Moon.

Paris tersenyum tipis dan meminum wiski di gelasnya "Tidak. Aku akan mengatasinya sendiri"

Moon menatap Paris bingung. Paris terlihat mabuk berat.

"Hei Ada apa?" Tanya Moon sambil menyentuh wajah Paris. Paris menatap Moon dan tersenyum.

"Aku hanya lelah. Lelah mencintainya" Bisik Paris "Karena pada akhirnya dia memilih Nong Yo dan hari ini....."

Moon menatap Paris serius

"Hari ini dia memilih Beam dibandingkan aku. Dia menyerahkan White Dragon padaku sedangkan dia memberikan Blue Dragon pada si Brengsek Beam" Paris tertawa.

"Dia beralasan bahwa dia masih membutuhkanku dan tidak ingin aku terlalu sibuk. Bullshit. Dia hanya berpikir bahwa aku tidak lebih baik dari Beam dalam hal manajemen" Paris terlihat terluka "Aku tidak akan pernah menang dari siapapun. Bagi Phana aku tidak ubahnya dengan sebidak catur di papan permainannya"

Moon mendesah. Dia menarik gelas wiski dari tangan Paris dan meminumnya.

"Sudah kukatakan berhenti mengejar si Brengsek itu dan bergabunglah denganku!" Protes Moon sambil menatap Paris lembut.

Paris menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di tangan besar Moon

"Ehm... Haruskah aku melakukannya?" Bisik Paris.

Moon terkejut ketika melihat air mata mengalir di wajah Paris dan wajah terluka Paris.

"Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan. Katakan saja!" Ujar Moon sambil mengusap air mata Paris.

Internal AffairsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang