Beam membuka matanya dan terkejut. Dia bernafas dengan berat. Keringat dingin mengucur di keningnya. Dia kembali bernafas lega ketika dia menyadari bahwa apa yang baru saja dia alami hanya mimpi. Dia menatap wajah tertidur Forth dan tersenyum lega.
"Dia masih hidup" Bisik Beam sambil mengulurkan tangannya dan hendak menyentuh wajah Forth tapi dia membatalkan niatnya. Dia tidak ingin membuat Forth terbangun.
Beam bangun dengan perlahan dan mengenakan pakaiannya. Dia meraih handphonenya dan menatap jam yang menunjukkan pukul 4 pagi. Beam kembali menatap Forth yang masih tertidur di tempat tidurnya. Beam tersenyum tipis. Dia berharap ini bisa menjadi pemandangan masa depannya tapi dia tahu bahwa masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti di antara mereka.
Perlahan Beam berjalan kembali ke tempat tidur. Dia mengarahkan handphonenya dan mengambil gambar Forth. Dia tersenyum puas melihat hasilnya. Dia sudah cukup bersyukur memiliki saat ini dengan Forth.
"Goodbye" Bisik Beam sebelum dia turun ke lantai satu.
Beam berjalan mengendap di ruang tamunya yang gelap. Dia tidak ingin membangunkan Earth tapi sepertinya terlambat.
"Berhenti!" Beam bisa mendengar seseorang mengancamnya dan bunyi senjata yang dikunci.
Beam mengangkat kedua tangannya dan membalik tubuhnya perlahan. Earth terkejut. Dia menurunkan senjatanya.
"Beam?"
Beam tersenyum tipis dan menurunkan tangannya.
"Kamu, bagaimana kamu masuk? Dan tunggu! Kamu dari atas? Kamu menginap disini?" Earth menatap Beam dan tangga menuju lantai dua bergantian.
"Tunggu dulu... Kamu dan dia...." Earth menatap Beam tidak percaya. Beam tersenyum tipis dan berjalan ke arah Earth.
"Kamu harus memperbaiki sistem keamanan disini. Aku bisa dengan mudah masuk, bagaimana jika anak buah Phana juga bisa melakukannya?" Protes Beam.
Earth menatap Beam tajam. Dia bisa merasakan ada sesuatu diantara Beam dan Forth tapi karena Beam memilih untuk tidak mengatakan apapun maka dia juga akan menutup mulutnya.
"Kamu kemari bukan untuk menemuiku bukan?" Ujar Earth sedikit kecewa.
Beam berjalan perlahan dan berdiri di depan Earth "senang bisa melihatmu"
"Cih... tidak usah berbasa-basi denganku" Protes Earth.
Beam tertawa kecil.
"Aku meninggalkan berkas di kamar Phi Forth lihatlah nanti"
Earth mengangguk.
"Lam mengatakan dia akan bekerja sama dan terima kasih sudah mengirimkan Mingkwan"
Beam tersenyum tipis "Aku tidak melakukan apapun. Apa yang Mingkwan lakukan adalah murni keputusannya sendiri"
Earth tersenyum tipis.
"Ehm... Aku harus pergi" Ujar Beam.
"Aku akan mengantarmu" Ujar Earth. Beam tidak mengatakan apapun dan mengikuti Earth. Dua orang penjaga di gerbang terlihat tertidur lelap. Earth menggeleng.
"Aku akan mengganti mereka" Tegas Earth.
Beam tertawa kecil. Mereka berhenti dan berdiri di depan gerbang tanpa mengatakan apapun sesaat. Setelah beberapa lama, tiba-tiba Earth menarik Beam dan memeluknya. Beam terkejut.
"Berhati-hatilah" Ujar Earth. Beam mendesah. Dia menepuk punggung Earth.
"Jangan khawatir. Aku akan menjaga diriku baik-baik" Ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Internal Affairs
FanficManakah yang akan mereka pilih di antara cinta, keluarga, negara, dan kewajiban? Karakter milik chiffon_cake dan Ide cerita berasal dari film Internal Affairs milik Max and Felix Chong. I do not own the photos (If you do not want your photo to be in...