Mencoba membuat cerita ini tidak terlalu kejam dan berat sangat sulit hahaha
*****
Kamu tahu apa yang membuat orang bisa ketagihan selain obat-obatan terlarang? Hal yang bisa membuat orang gila dan melakukan apapun untuk mendapatkannya? Hal yang membuat orang berubah secara psikologi maupun biologis? Hal tersebut adalah seks dan Alkohol.
Bayangkan jika ketiga hal tersebut digabungkan, seks, alkohol, dan obat-obatan terlarang. Kamu tidak akan tahu berapa besar kerusakan yang akan terjadi. Tapi bagi keluarga Jamornhum, ketiganya adalah barang komoditi yang menguntungkan.
"Apa kamu memiliki listnya?" Tanya Paris.
Aku mengangguk dan menyerahkan list pelangganku pada Paris. Tidak banyak yang tahu daftar pelanggan yang memesan obat-obatan terlarang kami. Bahkan anak buahku hanya mengetahui beberapa bagian saja. Hanya aku, phana, dan kini paris yang mengetahui keseluruhannya. Beberapa orang bahkan rela mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan list tersebut. Seperti Jirakit misalnya. List ini berisi nama orang yang bersedia mengeluarkan berapapun atau memberi apapun untuk mendapatkan obat-obatan terlarang. Mereka adalah customer potensial. Phana akan melindungi mereka tidak peduli apapun risikonya.
"Jumlah yang menunggak cukup banyak. Mungkin kita harus memulai dengan mereka yang bisa memberikan keuntungan bagi kita" Ujarnya "bagaimana dengan pria ini? Apa kamu sudah menyelidikinya?" Tanyanya.
Aku mengeluarkan sebuah buku dan menyerahkannya pada Paris. Paris menatapku terkejut.
"Aku sudah menyelidiki mereka. Keluarga mereka. Latar belakang pekerjaan mereka. Aset mereka. Bahkan asuransi yang mereka ajukan" Ujarku.
Paris menatapku sesaat lalu senyum tipis tersungging di bibirnya. Sesaat aku pikir dia akan memujiku tapi ternyata tidak.
"Baiklah" Jawabnya datar "sekarang singkirkan mereka yang punya aset dan asuransi yang bisa menutupi hutang mereka. Phana akan mengatasinya. Kita membutuhkan seseorang yang tidak memiliki keduanya"
Aku menyerahkan sebuah tabel lain "ini mungkin yang kamu mau" Ujarku sambil menyerahkan tabel tersebut. Paris menatap tabel di tanganku. Aku membagi pelanggan yang berhutang dalam beberapa klasifikasi. Mereka yang memiliki cukup harta untuk mengganti kerugian, termasuk dengan uang asuransi mereka. Lalu mereka yang tidak. Aku bahkan menuliskan jumlah aset yang mereka miliki. Aku bisa melihat Paris meremas kertas di tangannya.
Maaf jika dia tidak menyukai pekerjaan sempurnaku.
"Terima kasih sudah menghemat waktuku"
Aku mencoba tidak memperlihatkan senyum penuh kemenanganku di depannya.
"Sekarang aku akan membereskan sisanya. Kamu tidak perlu khawatir" Ujarnya sambil berdiri dan hendak meninggalkanku.
"Tunggu"
Aku menahan tangannya. Paris menatap tanganku tajam tapi aku menolak untuk melepaskannya.
"Bukankah Khun Phana memintamu untuk mengajarkanku" Protesku. Paris menatapku dan tersenyum tipis. Dia mengenggam tanganku erat hingga aku terpaksa melepaskan genggaman tanganku darinya sebelum memar lain muncul di tubuhku.
"Kamu mungkin bisa membodohi Phana tapi tidak denganku. Wajah tampan dan akting murahanmu tidak akan mempan denganku" Ujarnya sebelum dia melangkah pergi.
"Apa kamu yakin?" Tanyaku.
Dia terdiam saat dia berada di depan pintu ruang kerjaku.
"Apa tidak apa melanggar perintah Khun Phana?"
Dia membalik tubuhnya dan menatapku dingin "Aku pikir aku tidak melakukan kesalahan. Tanpa aku perlu mengajarkanmu, kamu sudah memahami seluk beluk pekerjaan kami dengan baik. Aku sedikit terkejut tapi...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Internal Affairs
FanfictionManakah yang akan mereka pilih di antara cinta, keluarga, negara, dan kewajiban? Karakter milik chiffon_cake dan Ide cerita berasal dari film Internal Affairs milik Max and Felix Chong. I do not own the photos (If you do not want your photo to be in...