67 || Andai...

2.9K 96 14
                                    

Seiring senja menjelang, Daniel duduk sendirian di balkon masionnya yang megah. Cahaya remang-remang dari lampu jalanan menyinari wajahnya yang penuh pemikiran. Di keheningan malam, pikirannya terlempar ke masa lalu yang jauh, menuju momen-momen indah bersama mantan kekasihnya siapa lagi kalau bukan clara, cinta pertamanya di masa SMA.

Hembusan angin malam membawa Daniel berkelana ke masa lalu, memori akan senyum manis Clara dan tatapan hangatnya yang menghangatkan hati Daniel saling beradu di tengah dinginnya malam.

Dia mengenang saat-saat mereka bersama, bertukar cerita, impian, dan canda tawa. Kenangan itu terasa begitu hidup baginya, seolah-olah waktu tidak pernah berlalu. Namun, saat realitas kembali menyapanya, Daniel sadar bahwa Clara telah pergi dari kehidupannya, meninggalkan dia dengan rasa kehilangan yang tak terobati.

Dalam keheningan yang menyayat hati, ponselnya bergetar di saku celana. Sebuah pesan masuk dari Maxime, sahabat lama yang selalu memberinya dukungan dan inspirasi. Daniel membuka pesan itu dengan cepat.

Whatsapp

Trio Mapan

Maxime
woy Niel, gue ramal Lo sekarang lagi dibalkon mikirin pesona kakak mantan kan

Alby
Gila Lo Bray sok jadi cenayang

Maxime
Gimana gue gatau kelakuan daniel, orang gue aja dibawah rumahnya sih bocil ingusan

Daniel
Dasar gblk nih anak. Ngapain Lo dibawah, naik sini

Maxime
Gue kan gamau ganggu kegalauan bapak CEO merebutkan kembali hati ibu dokter gimana sih...

Alby
Tapi beneran deh, Clara cantiknya gaada obat semenjak balik dari LN

Daniel
Dari dulu emang cantik

.......

"Screenshot kirim ke Clara pasti seru nih...." Ucap Maxime dari belakang yang mengejutkan Daniel.

"Lo jangan macem² max" ucap Daniel dengan tatapan elangnya.

"Kalem mas broooo, eh Niel gue pengen ngomong sama Lo"

"Hm?"

"Gue tau lo pasti mikir gimana caranya dapetin tuh cewek lagi kan. Gue sih ada cara gimana naklukin Clara. Makannya gue sengaja malem² Dateng kesini demi sahabat gue" ucap Maxime dan ia pun mendekati Daniel dan berbisik bagaimana caranya.

"Oke gue coba"

"Quotes yang pernah gue baca mungkin bunyinya seperti ini ''Ingatlah apa yang membuat kalian jatuh cinta pertama kali. Temukan kembali keberanian dan kejujuranmu. Percayalah, cinta sejati tak akan pernah padam."

Dengan hati yang berdebar, Daniel menelan ludah. Setiap kata dari Maxime menusuk hatinya dengan tajam, rasa yang pesimis dan menghantui kini hilang dan keberanian di dalamnya muncul. Dia menghela nafas dalam-dalam, menyadari bahwa mungkin ada harapan bagi mereka berdua setelah drama semua ini.

Namun, sebelum dia bisa membalas perkataan Maxime, layar ponselnya kembali berkedip. Kali ini, pesan datang dari mantan kekasihnya. Jantung Daniel berdegup lebih cepat saat dia membaca kata-kata yang dipenuhi oleh kehangatan dan kebaikan dari wanita yang pernah mencintainya.

WhatsApp

My doctor

Hii pak CEO, maaf malem² chatnya habisnya baru ada waktu buat main ponsel jam segini.
Thanks for time bapak CEO. Makasih juga udah mau bantuin aku buat nyatuin mereka berdua.

Whatever makes you happy I will
definitely be there first in line

Manis bener kata2nya

Just for u

Dih gombal..

Suka kan?

Kepo

Gue ramal pipi Lo skrng persis 🦀

Dih sok tau

Udah ngaku aja

So tau

Nantangin ceritanya
Okey, tunggu waktunya

Time? What time?

Jangan aneh2 kamu

Good night sayang

-------

Pesan Terakhir dari Daniel pun mampu membuat Clara salah tingkah diseberang sana. Ia pun tersenyum dan mematikan ponselnya. Gadis itupun menatap langit-langit kamarnya dan flashback kemasa itu.

"Andai dulu kita ga pisah, pasti sekarang gue orang yang paling beruntung didunia bisa dicintai dan dirayakan sekecil apapun itu." batin Clara diseberang sana.

Daniel terdiam, tersentuh oleh kata-kata Clara yang memikat. Dia merenung sejenak, membiarkan setiap kata meresapi pikirannya.

"Clar, gue sayang sama Lo bahkan sampai detik ini. Disisi lain gue juga sadar kesalahan gue dulu udah bikin Lo jauh dari gue. Dan mulai detik ini gue gamau Lo hilang untuk kedua kalinya. Gue siap berjuang apapun resikonya" batin daniel.

Maxime yang tidak ingin mengacaukan sahabatnya yang kasmaran pun izin balik dari rumahnya dan dalam hitungan detik cowok itupun sudah tak berada lagi didalam kamarnya dan kini tersisa dia seorang.

Di bawah langit yang penuh bintang, di balkon masionnya yang sunyi, Daniel kembali duduk dikursi balkonnya sambil meminum kopinya dan tersenyum. Senyum itu penuh dengan harapan dan kebahagiaan, karena dia tahu bahwa kisah cinta mereka masih memiliki banyak hal yang harus ditulis, dan dia bersedia melangkah maju, satu langkah pada satu waktu.

Setelah kopinya habis diminum Daniel pun kembali ke kamarnya dan menutup pintu balkon dan mematikan lampu kamarnya dan terlelap di kasur king size miliknya.

ketua osis kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang