focus : chenle
chenle ini kaya lucas. dia selalu sembunyi di tempat yang sama sejak awal permainan dan keberuntungan berpihak pada mereka karena tempat tersebut nyaman, aman-tidak fitnahable, dan mereka tidak pernah menjadi target werewolf.
disana, chenle selalu sendiri. sebenarnya di awal ia bersama jisung, tapi di sesi ketiga temannya itu memilih mengganti targetnya kemudian pergi bertugas, yang naasnya langsung gugur. jadilah sekarang, chenle selalu sendiri di rumah pohon.
entah yang lain pada malas manjat pohon atau karena lupa kalo ada rumah pohon di halaman belakang. padahal menurut chenle tempat ini adalah sebaik-baiknya tempat bersembunyi. meskipun kecil, menurut chenle disinilah satu-satunya tempat yang tidak terlalu mencekam. selimut tebal, karpet halus, serta dekorasi yang membuat chenle betah berlama-lama disini.
"hoiii!"
saat sedang berbaring sekaligus bermain cacing di ponsel, chenle mendengar suara yang datang entah darimana. suaranya persis seperti suara moderator.
tadinya ia bersikap masa bodoh dan tetap bermain cacing, masalahnya udah satu juta, kan sayang. lagipula ia pikir suaranya tidak nyata, maksudnya, ia sedang berhalusinasi.
oh, by the way, tidak ada sinyal bukan berarti ponsel tidak berguna disini. dan chenle memanfaatkannya.
untuk apa?
tentu saja main cacing!
apapun keadaannya tetaplah bermain cacing!
"chenle it's your turn!"
hingga suara itu terdengar lagi, akhirnya chenle menyudahi acara bermain game-nya. kemudian ia mencoba menengok ke luar lewat jendela berukuran 50x50 cm, dari tempatnya chenle bisa melihat orang-orang yang berada di dekat dinding kaca yang menghadap ke rumah pohon.
anehnya, ia lihat seperti tidak terjadi apa-apa. seolah hanya chenle yang bisa mendengar suara itu.
"kopok eeee anak siapa sih?"
ok. chenle emosi kalo udah diejek gini.
"apaan sih?!" ia mengomel. entah pada siapa.
"yang bisa denger suara saya cuma kamu. sekarang merem dan pilih satu orang."
chenle menurut. ia memejamkan matanya, memilih satu orang, lalu WOW!
ia segera menengok ke luar melalui jendela tadi. sambil memangku tangan di jendela, chenle sekarang persis seperti orang menunggu kurir datang mengantar paket.
mata chenle sekarang seperti mata elang. pandangannya tidak akan lepas dari dinding kaca di lantai dua dan tiga sedikit pun. siapapun yang ada disana akan tertangkap pandangan matanya, hingga akhirnya netra chenle menangkap sosok yang ia cari.
renjun yang ada di lantai tiga, sedang melangkah secara diam-diam, sesekali bersembunyi. sepertinya sedang mencari sesuatu? atau seseorang?
yang pasti, selama gerak-gerik renjun terpantau oleh chenle, ia akan selalu memandang ke arahnya.
meski jarak pandangannya yang terbatas karena melihat dari rumah pohon, tapi sepertinya chenle menyadari bahwa ada seseorang yang juga selalu berada di dekat renjun.
[werewolf | nct ot21]
focus : renjun
setelah membaca secarik kertas yang sempat dibuang tadi, renjun siap untuk menggunakan peluru terakhirnya.
RENJUN READY FOR HIS COMEBACK!
ia segera berusaha mencari sosok itu dengan cepat tapi juga waspada.
pertama, renjun menelusuri lantai satu.
tidak ada.
kemudian ia beralih ke lantai dua.
orang itu ada di sana.
renjun melihatnya keluar dari suatu ruangan yang terletak di pojok. ia segera menjauh mencari tempat sembunyi sementara, saat sadar orang itu berjalan ke arahnya.
kala renjun merasa jaraknya dengan orang tersebut sudah pas, ia mulai mengikutinya. melangkah dengan hati-hati dan terkadang bersembunyi agar tidak disadari eksistensinya.
orang itu menaiki tangga menuju lantai tiga dan renjun masih mengikutinya. tentu saja. jangan sampai targetnya lepas.
di sesi permainan kali ini pun, renjun merasa diikuti. padahal ia sedang mengikuti seseorang, tapi dirinya sendiri juga diikuti.
yang renjun tidak tahu,
orang yang mengikutinya bukan lagi seorang.
werewolf | nct ot21
to be continue____________
kasih semangat buat renjun guys wkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
ー; werewolf | nct ot21 ✔️
Fanfiction❝play your role and win the game.❞ [highest rank] #1 in nct #3 in fiksipenggemar #62 in fanfiction ℹ️genre : fanfiction, mystery, thriller, comedy, teka-teki