K2SO4

26.9K 6.3K 3.4K
                                    

setelah itu terdengar suara tertawa yang terdengar dari jauh sana. mereka lantas memandang satu sama lain. suara tertawanya tidak asing dan terdengar khas.

"lu mikirin apa yang gua pikirin?" tanya jaemin.

hendery mengangguk. "mereka lagi seneng-seneng."

jaemin tepok jidat, emang gak ada gunanya berekspetasi pada hendery. "itu ketawanya mark anjir!"

"lah iya ya!"

jaemin melihat sekeliling. rumah dengan bentuk dan material yang sama dengan rumah tempatnya terbangun berjejer dengan jumlah yang tidak sedikit. bisa dibilang seperti perumahan, tapi versi low budget. dan perumahan ini dikelilingi oleh hutan yang entah seluas apa.

langitnya tidak seperti saat dalam permainan werewolf yang hanya gelap kelam. langit disini sepertinya normal, dan sepertinya saat ini sedang menunjukkan langit petang.

"der."

hendery yang sedang mencoba memegang tanah mendongak. "apaan?"

"kita nih di perumahan akhirat?" jaemin kembali melihat sekeliling. "tapi kok serem sih? kita dapet neraka apa gimana?"

hendery yang sedang berjongkok menatap ke depan, ke ujung jalan disana. "iya kali. noh terang, ada api gede." ia menunjuk lurus.

"kalo ini neraka dan itu api, kenapa kita denger mark ketawa?" tanya jaemin.

"digodain malaikat kali."

"NGACO EMANG NGOMONG SAMA LU." jaemin merajuk, ia memilih mengambil langkah ke depan duluan, meninggalkan hendery yang masih sempet-sempetnya menulis sebuah kalimat di tanah.

hendery was here

"WOI JANGAN TINGGALIN GUA!" hendery langsung berlari mengejar saat sadar ditinggal jaemin.

kini mereka berjalan bersisihan. langkahnya memelan kala mereka sudah dekat dengan kobaran api.

"HEY! SAMPAI JUMPA DI LAEN HAREEEEEE" yang terdengar malah seperti paduan suara yang menyanyikan lagu di perpisahan sekolah.

jaemin jadi ragu, ia menatap hendery di sampingnya. sementara hendery, malah berbeda 180 derajat. senyum hendery semakin lebar, mukanya sumringah, lalu ia segera lari menuju tempat itu, meninggalkan jaemin di belakang

"EMANG BOCAH KAMPRET!"

mau tidak mau, jaemin menyusul.

sampai disana, hendery berseru pada seseorang yang dikenalnya. "woi bro!"

"weh brooo... lu yang mati ya kali ini." keduanya kemudian melakukan handshake.

"selamat ya bro dah mati," ujar sohibnya itu. haechan.

"kita dah mati beneran?"

"gatau juga gua. lu liat kan kita masih nginjek bumi, diatas juga masih langit. kata senior disini sih kita masih di bumi, tapi beda alam."

"beda alam? disini ada senior?" hendery makin gak ngerti.

"sini ikut gua."

sementara hendery dibawa haechan untuk bertemu senior, jaemin tidak sanggup berkedip saat melihat teman-teman lainnya juga ada disini, ten, jisung, pokoknya semua temannya yang sudah mati di permainan tadi, termasuk kun.

tidak hanya teman-temannya saja, jaemin juga melihat lumayan banyak orang yang terlihat asing olehnya.

"ceileh mati lu." seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"NO LU KOK MATI DULUAN SI BANGSAT!" jaemin memeluk erat sahabatnya itu. dia kira bertemu dengan jeno lagi adalah hal yang mustahil.

jeno terkekeh, namun berakhir batuk-batuk karena jaemin malah jadi memukul-mukul punggungnya kencang.

ー; werewolf | nct ot21 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang