Iqbaal POV
Aku senang melihat dari atas, Sasha hari ini datang ke Sekolah. Ingin rasanya aku menemuinya saat ini, terutama untuk minta maaf padanya. Tapi ada tanggung jawab lain yang harus aku selesaikan sebelum bel masuk berbunyi.
Semua bergegas melaksanakan tugasnya masing-masing setelah bel berbunyi. Seperti biasa, tinggal aku dan Aldi yang masih tersisa di sekertariat. Karena Aldi adalah wakilku di OSIS, entah suara siapa saja yang memilih dia, hingga perolehannya bisa cuma selisih sedikit saja denganku. Tapi aku cukup di untungkan lah, dengan terpilihnya dia menjadi wakilku..hehehe
Sasha, aku harus segera menemuinya.
Aku mengirim pesan WA ke bang Kiki dan tak lama dia membacanya.
Dengan perasaan yang cukup degdegan aku menunggu balasan WA dari bang Kiki. Setelah semalam, tak ada satupun pesan WA dariku pada Sasha yang dibalasnya. Bahkan sepertinya dia mematikan data selularnya karena aku tidak bisa menghubungi ponselnya ketika aku telfon setelah WA nya centang dua, tapi tidak berubah warna menjadi biru sampai pagi ini. Aku berusaha mengerti dengan perasaan Sasha.
Ada pesan masuk dari bang Kiki,
dia bilang Sasha menolak menemuiku dengan alasan sakit.Rasa kecewa tiba-tiba muncul dihatiku, kenapa Sasha tidak mau menemuiku padahal dia Sekolah.
Sakit apa dia sampai tidak bisa menemuiku padahal dia ada di kelasnya. Kenapa juga bang Kiki bisa menerima begitu saja alasan sakitnya tanpa bisa memaksanya untuk menemuiku.Arrrrgggghhhhh aku mengacak rambutku.
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul bertubi-tubi di kepalaku. Aku harus menemuinya sekarang juga. Segera.
"Di, aku ke kelas IPA 1 dulu ya, ada perlu. Sementara kamu yang handle semuanya selama aku nggak ada di sekretariat" ucapku tegas
Aldi tidak berani bertanya padaku, mungkin karena melihat mimik mukaku yang berubah semenjak menerima pesan balasan dari bang Kiki tadi. "Oke" cuma itu yang Aldi bilang.
Sampai di depan pintu kelas IPA 1 aku berhenti dan mengetuk pintunya.
Tak lama Revi keluar dan bertanya padaku."Ya kang.. ada apa,?"
"Aku ada perlu sama Annasha, tolong panggilin dia"
"Baik kang, sebentar.." dan aku hanya mengangguk.
Agak lama, dan akhirnya Sasha datang. Dia keluar kelas dan pintu kelasnya segera aku tutup setelah aku berterima kasih pada Revi dan beralasan akan membawa Sasha ke UKS karena dia sakit.
Aku menatap tajam matanya yang sedang memandangku seolah mempertanyakan alasanku memanggilnya. Kemudian dia menunduk.
Dengan sedikit kasar aku menarik tangannya pergi dari depan kelasnya.
Dia tampak kaget dan "awwwsss... Sakit kak, pelan-pelan" katanya mengaduh dan menghentikan langkahnya yang ku paksakan untuk berjalan cepat mengikuti langkahku.
Aku berhenti dan menarik nafas. Aku berbalik dan menatap wajahnya yang sedang menunduk.
"Kamu kenapa sih Sha.. kamu sakit apa,?? Apa yang sakit?? Sampai-sampai kamu nggak mau menemuiku dengan alasan sakit padahal kamu ada disini, ada di sekolah ini..!" Aku bertanya padanya dengan suara agak bergetar menahan emosiku
Dia tetap menundukkan kepalanya dan kulihat dia menggigit bibir bawahnya seperti sedang menahan sesuatu yang ingin dia katakan atau bahkan ingin meluapkan perasaan atau emosinya padaku.
Aku menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku pegang tangannya yang satu lagi dan berbicara lebih lembut dengannya.
"Oke Sha, aku mau bicara sama kamu. Tolong, kamu mau ikut denganku sekarang ya,? Plisss.." ucapku memohon padanya dan kemudian dia hanya mengangguk pelan tanpa memandangku.