Sasha POV
Pulang sekolah, seperti biasa aku menunggu Iqbaal di parkiran.
Dia sudah chat aku dan menyuruhku untuk menunggunya sebentar lagi, katanya ada yang harus dia selesaikan dulu di sekertariat.
Sebenarnya dia sudah menyuruhku datang ke sekertariat untuk menunggunya disana, tapi aku menolaknya. Aku tidak mau mengganggu aktivitas dia, aku memilih menunggunya disini seperti biasa.
"Hai.. kamu Sasha kan??" Sapa seseorang dari sampingku dan aku kemudian menoleh ke arahnya.
"Iya teh..." Jawabku agak kaget dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Santai aja lagi... Aku tau kok, kamu sekarang pacar Iqbaal kan??" Katanya yang sepertinya mau berdamai denganku.
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaannya.
"Kamu ngapain sendirian disini? Nungguin Iqbaal ya??" Tanyanya dengan raut wajah lebih bersahabat, tidak seperti terakhir kali aku bertemu dengannya di kantin.
"Iya teh.." jawabku singkat.
Aku agak aneh dengan sikapnya yang sekarang tiba-tiba saja sangat ramah padaku.
Tapi aku harus menepis prasangka burukku, mungkin dia sekarang sudah berubah dan mau meneriman kenyataan bahwa yang sekarang jadi pacarnya Iqbaal itu aku. Mungkin juga tadi Iqbaal sudah berbicara dengannya dan berhasil meyakinkannya. Aku tidak tau. Biarkan saja. Aku akan bersikap baik pada orang yang bersikap baik juga denganku.
Dia beralih dan sekarang posisinya berdiri di hadapanku.
"Aku tau sekarang Iqbaal sayang sama kamu. Selamat ya,? Semoga kalian langgeng..." Katanya sambil menepuk pelan pundakku.
"Ya teh, makasih.." jawabku sambil berusaha tetap tersenyum padanya.
"Oke, aku duluan ya.." serunya sambil berlalu dan melambaikan tangannya padaku setelah melihatku mengangguk dan tersenyum kepadanya.
Iqbaal POV
Dari jauh aku melihat Sasha sedang berhadapan dengan Jeni, aku tau betul dia. Aku lihat Jeni seperti menepuk-nepuk pundak Sasha, entah apa yang mereka bicarakan.
Aku mempercepat langkahku, dan kulihat Jeni meninggalkan Sasha sendirian disana.
Dengan tergesa aku menghampiri Sasha.
"Hey...lama ngga??" Tanyaku pada Sasha dan memperhatikan raut mukanya yang kelihatan bingung dan sedikit kaget dengan kedatanganku.
"Engga kok.." jawabnya sambil tersenyum dan masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah aku bukain.
***
"Ngobrolin apa tadi sama Jeni??" Tanyaku menyelidik pada Sasha.
"Ngobrolin kamu," jawabnya yang sepertinya asal.
"Kok, ngobrolin dibelakangku sihh??" Tanyaku menggodanya.
"Kalau di depan mah namanya diskusi, bukan ngobrolin...hahahaha" tawanya renyah sekali menjawab pertanyaanku.
"Udah pinter jawab ya..sekarang??" Aku mencubit pipinya gemas.
"Awsss...sakit ihhh. Kan pacarnya ketua OSIS...hahahaha" dia kembali tertawa dan sepertinya sekarang dia meledekku.
Aku gelitikin pinggangnya sampai dia berhenti tertawa dan minta ampun.
"Iya..iya udah, ampun..." Dia berteriak dan menahan sebelah tanganku yang tadi menggelitiki pinggangnya.
"Ehh, ini kita mau kemana??" Tanyanya yang baru sadar kalau jalan yang kita lewati bukanlah jalan menuju rumahnya.