Iqbaal pov
"O hai.."
"Gimana Zee? Maaf dari tadi aku ngga pegang hp..""Ohhh pantesaannn, kirain..."
"Hehe kirain apa nih??"
"Kirain sengaja ngindar dan jadi sombong sama aku.."
"Ah engga kok.."
***
Sasha turun dari kamarnya dan membawa minum untukku. Dia memperhatikanku yang masih sibuk dengan handphone di telingaku.
Agak salting sih, diliatin dia gituuu. Sepertinya dia penasaran dengan siapa aku ngobrol di telfon saat ini.Dia mengambil tempat duduk disampingku. Agak berjarak, mungkin dia merasa takut disangka ingin menguping obrolanku.
Tapi aku sengaja mengulurkan tanganku padanya, memintanya untuk duduk mendekat denganku, dan dia menuruti keinginanku.
Tentu saja aku sambil tetap bertelfonan.Rasanya pembicaraan Zee udah kemana-mana, mendekati ngga penting gitu buat diceritain ke aku. Tapi aku tetap berusaha dengan baik dan bersikap seperti mendengarkan dia bicara dengan serius.
Tapi sepertinya telfon ini harus segera di akhiri, sebelum Sasha bete lagi.
Lagian, Zee terlalu banyak bicara kali ini..sampai-sampai ngga bertanya aku sedang apa dan dimana. Dia hanya sibuk membicarakan tentang dirinya sendiri. Semacam pengumuman gitu.
Aku lihat Sasha kembali melihatku sambil sesekali melihat hp nya. Tanganku kembali terulur, kali ini meraih kepalanya dan mengusap-usap rambut di pucuk kepalanya. Aku pandangi dia yang kali ini dengan senyum terukir di bibirnya. Sepertinya usapanku mengurangi kebeteannya.
Rasanya aku kangen sama dia dengan posisi duduk sedekat ini. Kujumput rambut di pipinya dan menyelipkannya ke bagian belakang telinganya. Wajahnya makin cantik dengan rona merah di pipinya. Ibu jariku mengusap lembut pipinya. Dan kuraih kepalanya dan menempatkannya di dada kiriku, aku kangen dia. Rasanya sudah lama ngga bertemu. Memang rasa kangen itu selalu ada setelah kita bertengkar. Bener ngga sih?? Aku sih gitu...hehehe.
Kurasakan kedua tangannya melingkar di pinggangku, menyembunyikan wajahmu yang kian merona di dadaku saat ku cium lama pucuk kepalanya.
"Aku kangen.." bisikku. Dan dia mempererat pelukannya."Apa Baayy? Kamu ngomong apa??" suara Zea di telfon mengembalikan kesadaranku.
"Eh, engga Zee maaf..ini aku ngomong ke Sasha.."
"Ohh kamu lagi sama Sasha??!"
"Iya...ini aku lagi di rumah Sasha, Zee.."
"Ohhh, sorry deh aku ganggu kalian!!"
"Ah engga kok Zee, aku lag...."
"Oke udah dulu ya...bye.."
Tut..tutt..tuuttt...
"Telfon dari Zea??" tanya Sasha mengangkat kepalanya dan memandangku.
Aku tersenyum padanya.
"Iya sayang.." ku usap pipinya yang mulai berubah rautnya.
***
Akhirnya pesanan kita datang. Sasha mengambilnya dan menyajikannya di meja depan tv. Di depan tempat dudukku.
"Jangan jauh-jauh dongg, sini..." Ucapku menepuk tempat disamping aku duduk sekarang.
"Disini aja!" ucapnya ketus sambil membuka makanannya.