Kantin

1K 77 2
                                    

Sasha POV

Fiuhhhh...Akhirnya selesai juga.
Aku mengeluarkan 1 kertas tugasku dari binder, dibawah tulisan rayuanku aku tulis nama lengkap & nama kelasku.
Annasha Precilla X IPA 1.
Aku beranjak dari kursiku, bismillah dalam hati.

"Yuk Zul, jadi anterin aku kan?" Tanyaku pada Zulfa

"Jadi donggg, yuuk?" Katanya sambil berdiri dan menarik tanganku.

"Makasih ya Zul," ucapku sambil berjalan keluar kelas

"Udah santai aja, jangan makasih-makasih terus, hahaha
Kalau kamu nganggap aku temen, aku senang sekali, dan jangan ada kata makasih terlalu banyak dalam pertemanan kita say, temen itu tulus tanpa pamrih..." Ucapnya bijak sekali

Aku tersenyum senang dan sedikit memeluknya sebentar.

"Makasihhhhh.." ucapku

Hahahahaha (kita tertawa bersama)

Kita berdua menuruni tangga menuju lantai 1 dan ke arah kantin, Zulfa sepertinya sudah lebih faham mengenai area sekolah ini.
Dia berjalan lebih cepat dariku agar aku mengikutinya.

"Tunggu Zul,"

"Ayo cepetan, nanti kamu telat lagi"

"O iya," balasku sambil mengikutinya untuk berjalan lebih cepat

Sampailah kita di kantin yang lumayan rame, mereka sudah mulai keluar meninggalkan kantin satu-persatu, dan itu artinya jam istirahat akan segera berakhir.

Zulfa berhenti di pintu masuk dan mencekal tanganku.

"Tuh liat, itu kak Iqbaal" katanya sambil menunjuk ke dalam kantin sebelah pojok kanan.
"Kamu masuk, aku tungguin disini ya" tambahnya

"Tapi.."

"Udah tenang aja, aku disini liatin kamu dari jauh kok, ayo cepet sana"

"Oke"

"Jangan bilang makasih lagi, hahaha"

"Hehehe iya enggak, tunggu sebentar ya"

"Oke good luck" jawab Zulfa sambil menepuk pelan pundak ku menyemangati

"Bismillah..." (Ucapku dalam hati)

Aku berjalan mendekati tempat duduk Iqbaal dan teman-temannya, aku juga liat Aldi disana, teman Iqbaal yang tadi di lapang.
Mereka tengah asik ngobrol sambil sesekali tertawa keras.
Aku sudah berdiri di samping Iqbaal, Aldi yang duduk di samping Iqbaal sudah melihatku terlebih dulu.

"Kak" ucapku

"Baal, yang Lo tungguin Dateng tuhh," seru Aldi sambil menyenggol lengan Iqbaal

Iqbaal menoleh padaku

"Hai, sini duduk" ucapnya sambil menggeser Aldi agar ada tempat untukku duduk

"Ohoooo, oke oke.." seru Aldi sambil menggeser duduknya

"Oh, aku ga lama kok kak, cuma mau ngasihin ini," ucapku sambil menyodorkan kertas yang udah aku lipat kepadanya

"Udah sini duduk aja dulu," katanya sambil menarik tanganku untuk duduk di sampingnya

"Weittss, oke oke bro semua, sepertinya kita harus pergi dari sini" seru Aldi sambil mengajak teman-temannya yang lain untuk pergi

"Oke Dech, kita duluan ya Baal, kita tunggu di ruang OSIS" seru teman Iqbaal yang lainnya sambil beranjak dari tempat duduknya dan diikuti teman-temannya yang lain untuk berlalu meninggalkan kantin, meninggalkan kami berdua dan hanya dibalas anggukan oleh Iqbaal yang kembali menatapku.

Aku duduk disamping Iqbaal dan masih memegang lipatan kertas ditanganku. Aku gugup dan sedikit canggung duduk sedekat ini dengan Iqbaal dan hanya berdua.

"Mana coba aku liat" katanya padaku

"Ini kak"

Aku menyodorkan kertas itu hati-hati kepadanya, dia menerima dan seperti meneliti kertas itu. Dia buka lipatannya dan dia melihatnya sekilas.

"Annasha Prescilla" ucapnya membaca nama lengkapku yang kutulis dibawah rayuan itu

"Iya kak" kataku

"Kamu asli orang Bandung?"

"Bukan kak, aku baru pindah kesini" jawabku sedikit masih gugup

"Tadinya orang mana?"

"Aku pindahan dari Jakarta kak"

"Kok masih kakak sih?"

"O iya maaf kak, eh Baal," kataku sambil menyipitkan mataku gugup

Dia terkekeh melihat kegugupanku.

Bel tanda masuk berbunyi.

"Udah masuk kak, aku duluan ya?" Pamitku padanya

"Tunggu dulu, tulis nomor kamu disini" ucapnya sambil mengeluarkan pulpen dari saku bajunya dan menunjuk ke arah kertas yang tadi ku bawa, dia menunjuk dibawah tulisan nama lengkapku

"Ohh" kataku sambil mengambil pulpennya dan bersiap menulis
"Nomor hp ku??" Tanyaku meyakinkan

"Iyaaa, masa nomor hp tetangga..hahaha"

Aku menulisnya hati-hati dan sambil berfikir, buat apa ya? Duh kok aku mau aja..huft tapi aku malas untuk berdebat dengannya takut hukumanku ditambah dan ini sudah bel masuk pula.

"Udah kak, aku ke kelas duluan ya," ucapku pamit

"Oke" jawabnya sambil mengambil kembali pulpen & kertas tadi
"Hati-hati yaa.." tambahnya dan..

Blushhh...
Membuat pipiku terasa panas dan mungkin warnanya sudah seperti kepiting rebus kalau ada yang liat.

Iqbaal POV

Aku melipat kertasnya dan memasukannya ke saku bajuku.

"Dia cantik banget" gumamku dalam hati

CINTA ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang