Sasha POV
Iqbaal mulai melajukan mobilnya. 5 menit berlalu, suasana masih hening dan aku merasa Iqbaal masih memikirkan hal-hal yang membuatnya fikirannya tidak tenang dan mungkin ngga enak hati.
Aku memberanikan diri untuk mengulurkan tanganku, mengusap pelan punggung tangan kirinya yang sedang memegang persneling.
Dia melihat ke arahku dan berusaha tersenyum padaku sambil mengedipkan matanya dan mengangguk pelan, mengisyaratkan padaku bahwa dia baik-baik saja.Aku kembali menarik tanganku namun dengan cepat dia mencekalnya dan menepikan mobilnya. Aku agak kaget dibuatnya, tapi aku berusaha untuk bersikap senormal mungkin meskipun dadaku saat ini terasa berdebar dan aku takut Iqbaal mendengar detaknya yang berdegup lebih kencang.
Masih dengan memegang tangan kananku, kemudian dia menarik tanganku yang satunya lagi. Dengan tatapan matanya yang lembut dan sayu dia memandang manik mataku. Diangkatnya kedua tanganku dan dia mencium tanganku lembut dan lama, dengan matanya yang tak lepas dari mataku.
Tuhaaaan, jantungku makin berdegup kencang dibuatnya. Aku berusaha membuat senyum dibibirku meskipun itu tak dapat menutupi rasa gugupku.
"Makasih bnyk untuk hari ini Sha.. kamu baik sekali sama aku..." Katanya.
Dan dia merengkuh punggungku, dengan tangan kirinya yang memegang pundak kiriku lalu menempatkan kepalaku di dadanya.
Tangan kanannya terus bergerak mengusap-usap rambut di kepalaku."Aku sayang banget sama kamu Sha..."
Aku hanya membiarkannya melakukan itu padaku, aku hanya mendengarkan dengan seksama ungkapan hatinya yang kurasa tulus diucapkannya padaku.
Akhirnya akupun membalas memeluk tubuhnya dan kepalaku bersandar di pundak kirinya.Kurasakan Dia mempererat pelukannya pada tubuhku.
"Jangan tinggalin aku ya Sha..." Ucapnya kali ini seperti bertanya dan mengharapkan jawabannku.
"Iya.." jawabku dengan suara tercekat dan mengusap punggungnya.
Dia merenggangkan pelukannya dan kini menatap mataku dengan jarak yang sangat dekat.
"Janji ya Sha... Kamu ngga akan ninggalin aku... Kamu akan selalu bersama denganku..." Tanyanya seperti mencari kesungguhan di manik mataku.
Aku hanya bisa mengangguk dan tetap menatap matanya, berusaha tersenyum manis padanya. Berharap dia yakin denganku, seyakin perasaanku padanya kali ini.
Dia meneliti wajahku dari dekat, mengabsen kedua mataku dengan tatapan sayunya, memandang hidung dan kemudian bibirku. Membuat jantungku berdegup kencang sekali serasa mau copot ya ampuuun.
Dia kembali menatap mataku dan tersenyum."Aku percaya sama kamu Sha, aku yakin kamu ngga akan pergi dan menghianatiku." Ucapnya lembut dan membelai rambut di samping kepalaku bagian kiri dengan tangan kanannya.
Kini tangan itu memegang tengkukku dan menahannya. Dia memiringkan kepalanya dan kemudian bibirnya mendarat di pipi kananku. Dalam dan tidak terlalu cepat. Lalu dia kembali menatap mataku dengan tersenyum lebih manis sekarang."Makasih ya Sha.. makasih banyak udah mau sama aku.." ucapnya lirih dan memelukku kembali dengan erat kemudian melepaskannya.
Dia kembali menatap mataku dan kali ini agak tajam."Mau pulang ngga nihhh??? Atau mau terus peluk-pelukan aja sampe besok??" Tanyanya dengan senyum jail dan membuat fikiranku seketika buyar dengan ulahnya itu.
"Ihhhh apaan sihhh, pulang lahhhh" jawabku sambil mengerucutkan bibirku kesal.
Cepet banget dia berubah dari cowok yang romantis dan menghanyutkan menjadi cowok yang kembali menyebalkan dan senang sekali menggodaku. Sebel deh.
Iqbaal POV
Hahahahaha
Aku tertawa sambil kemudian melajukan kembali mobilku menuju rumah Sasha. Senang sekali melihat tingkahnya yang selalu lucu dan menggemaskan itu.
Sepertinya dia kesal sekali dengan pertanyaanku yang sengaja menggodanya.Padahal sumpah, itu juga aku lakukan untuk berusaha menetralkan kembali irama jantungku yang berdetak lebih kencang dan kepalaku yang fikirannya sempet agak diluar kendaliku.
Aku sayang sekali padanya. Dan aku akan selalu menjaga dan melindunginya dari siapapun yang berniat jahat padanya, terutama dari laki-laki jahat yang ingin menyakiti dan merusaknya. Dan itu termasuk dari diriku sendiri...hihi
Aku harus berusaha melindunginya dari fikiran atas naluri lelakiku yang kadang susah dikontrol apalagi dengan perempuan secantik dia dengan bodynya yang seperti model-model gadis sampul dan bahkan sepertinya kelak akan masuk kriteria model majalah dewasa.
Astagaaa..maafkan kelancangan fikiranku kali ini...hahahaha
Pacarku ini memang menggiurkan sekali bagi laki-laki normal pada umumnya. Dia cantik dan nyaris sempurna, bahkan terasa sempurna bagiku.
Tapi, dia sekarang pacarku. Dan hadapi aku dulu bagi laki-laki yang ingin mendekatinya. Hahaha"Laper ngga sayang,?" Tanyaku padanya.
"Lumayaaan," jawabnya kembali ceria.
"Tapi kata mama, kamu harus makan dirumah aku. Mama masak." Serunya sambil menoleh ke arahku."Alhamdulillah..., Rezeki anak Sholeh.." ucapku sambil kemudian tertawa dan Sasha pun ikut tertawa bersamaku.
"Sekarang malam Minggu Sha.." ucapku sedikit berbisik padanya.
"Teruss??" Tanyanya polos sekali.
"Yaa, ini kan malam Minggu pertama kita Sha... Aku mau apel lah sama kamu." Jawabku sambil menarik turunkan alisku dan melihat ke arahnya.
"Hahahaha ya udah sekarang sekalian.." jawabnya.
"Ngga bisa Sha, ini belum malam-malam. Baru juga mau sore." Jawabku.
"Ohhhh" katanya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Terus.. jadinya gimana??" Tanyaku kemudian.
"Yaa, ngga gimana-gimana. " Jawabnya polos.
"Ya ampun Shaaaa!" Seruku sambil mengacak rambut di pucuk kepalanya.
"Hahahha iya udah, terserah kamu aja. Aku ikuttt" jawabnya yang sangat menyenangkan hatiku.
Hmmmm...
Aku berfikir sejenak."Ya udah kalo gitu, sekarang aku ngga turun dulu ya,? Bilang aja sama mama, nanti aku kerumahnya abis Maghrib, aku perlu siap-siap dulu. Mau ajak kamu keliling kota Bandung malem ini, mau kan??" Tanyaku antusias.
Dia tersenyum mendengar rencana ku.
"Iya mau. Tapiii, kasian mama udah masak buat kamu. Kamu makan dulu aja bentar ya?? Abis itu kamu pulang sambil ijin buat nanti malem ke mama."
"Hmmm oke deh, biar aku ijin dulu sama mama kamu ya?"
"Iya... Nnti malem kalo papa udah pulang, biar mama bantuin ijin sama papa aku..."
Deg
"O iya, papa kamu pulang hari ini ya??" Tanyaku
"Iya.. tapi kata mama kayanya pulangnya agak malem, soalnya masih ada yang harus diberesin dulu."
"Ohhh oke-oke." Jawabku lumayan agak tenang.
Aku belum pernah ketemu papanya Sasha. Rasa nervous nya, melebihi kegugupanku waktu mau bertemu mamanya pertama kali. Apalagi, sekarang statusku yang udah jadiin anaknya sebagai pacar. Duhhh, mudah-mudahan papa nya memberi restu dengan mudah seperti mama nya, aamiin.
Sampai dirumah Sasha aku parkir di depan rumahnya. Dan kemudian turun mengikuti langkah Sasha.
Sudah ada mamanya yang sepertinya menunggu kami dari tadi, rasanya jantungku agak berdegup kencang sekarang, mengingat kali ini selain aku numpang makan dirumahnya, aku juga akan meminta ijin padanya untuk mengajak putri satu-satunya itu jalan-jalan untuk pertama kalinya menikmati suasana kota Bandung di malam hari. Semoga mamanya memberi ijin dengan mudah dan tetap merestui hubungan kami yaaa. Aamiin. Dan ini aamiin paling serius yang aku ucapkan untuk saat ini. Hehehehe