Dengan sedikit berlari aku menghampiri teman-temanku yang tadi masih di lapangan sekolah untuk mengerjakan tugas sebagai hukuman keterlambatan kami, mereka terlihat berpencar di berbagai penjuru lapangan. Dan mereka tampak sedang mencari&menulis.
Aku menghampiri teman-teman yang perempuan dan kemudian menegur mereka berdua.
"Hai.. kenalin, namaku Sasha." Ucapku sambil mengulurkan tangan
"Hai, aku Yori" jawab cewek berwajah sedikit oriental, cantik&berkulit putih dengan senyumnya yang mengembang sambil menjabat uluran tanganku.
"Oh hai, kamu udah balik ya... Aku Zulfa, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Zulfa yang manis, terlihat baik&ramah serta terkesan lebih bersikap dewasa dibanding kami berdua, terlihat dari tutur katanya sembari menjabat tanganku dan melihat kearah lututku
"Aku baik kok, udah ga apa2" sahutku meyakinkan
"Kalian udah dapat bahan untuk tugasnya?" Tanyaku pada mereka berdua yang sedang sibuk berfikir sambil sesekali menulis di buku catatannya"Aku udah nih, tapi masih mikir bikin kata-katanya" jawab Yori sambil menunjukkan daun kering yg di pegangnya sambil kembali terlihat sedang berfikir keras.
Aku melihat ke arah Zulfa yang sama kelihatan sedang berfikir sambil memegang batu kerikil.
"Apa??? Daun kering? batu kerikil..?? Batinku
"Okey, waktu kalian tinggal 5 menit lagi!" Seru seseorang dan kulihat itu Iqbaal.
Suaranya membuyarkan lamunanku, dan..
"ahhhh aku harus cepet-cepet nih.." batinku sambil memijit pelipisku"Kenapa, kamu pusing?" Tanyanya yang sepertinya ditujukan padaku
"Eh, oh engga kok kak, permisi" jawabku sambil berlalu meninggalkannya, sedikit berlari ke sisi lapangan yang lain sambil bertolak pinggang
"Duhh, apa ya? Ini 5 menit lagi mampus gue" arrrghhhhPandanganku menyebar meneliti sekitarku.
"Ya Tuhannn, tolonglah hambamu iniii" batinku putus asa
"Semuanya, 2 menit lagi ya..!" Seru Iqbaal kemudian yang sekarang sudah berdiri di tengah lapang bersama temannya yang selanjutnya aku tahu kemudian namanya Aldi.
"Mampus..!!!" Batinku
"1 menit..!" teriak Aldi kemudian
"Ohhh my..." Batinku sambil menepuk jidatku hampir pasrah
Kemudian...
"Okey, 10...9...8...7...6..." Aldi menghitung mundur dan tangannya memberi kode untuk kami berkumpul di tengah lapang
Aku mengambil ranting pohon kering dan berlari ke arah mereka berkumpul, dan...
"Tiga..dua...saaaa tuuuu!" pungkasnya sambil melipat tangannya di dada
Aldi melihat ke arah Iqbaal dan kemudian Iqbaal berjalan maju mendekati barisan kami.
"Baiklah, kerja kalian cukup bagus dan tepat waktu" ucapnya tersenyum smirk
Aku menatapnya sedikit kesal dengan perasaan yang tidak jelas, dan kemudian cepat-cepat menunduk ketika pandanganku bertemu dengan matanya yang tajam dan terkesan sedikit mengintimidasi.
"Okey, kalian berempat ikut Aldi ke lapang sebelah kanan untuk menunjukkan hasil karya kalian, dan kalian bertiga yang cewek-cewek, ayo ikut aku ke sebelah kiri lapang" ucapnya sambil berjalan ke arah kiri lapang dan diikuti oleh kami bertiga
"Baal, kok gue??" Tanya Aldi
"Udaaahhh, cepet kerjain...udah siang nih panass"
"Tapi bro..."
"Sukses cuyyy" balas Iqbaal dengan sedikit terkekeh
"Dasar lu..." Umpat Aldi kesal sambil berlalu ke arah sisi kanan lapangan
Kami berbaris bertiga, dari kanan Yori, Zulfa dan aku.
Aku sendiri deg-degan banget rasanya.
Parah.Iqbaal memandangi kami bertiga dengan mata tajamnya disertai senyum smirk' nya yang bikin aku khususnya sedikit bergidik.
"Kalian berdua, sudah mencatat tugas kalian?" Tanya Iqbaal sambil menunjuk ke arah Yori & Zulfa
"Sudah kak" jawab Yori & Zulfa bersamaan sambil mengangguk
"Okey, aku lihat kalian berdua sudah mencatatnya, serahkan catatan kalian padaku.. dan kalian berdua silahkan lihat papan pengumuman itu untuk melihat dimana kelas kalian berada, selanjutnya masuklah ke kelas kalian masing-masing" perintahnya panjang menjelaskan
Aku terdiam dan bingung
"Gimana nasibku??" Batinku"Dan kamu, saya lihat kamu tidak mencatat, jadi bacakan sekarang dihadapanku tugas kamu!" Tegas Iqbaal
Yori & Zulfa hanya berlalu meninggalkan Sasha menjalankan perintah Iqbaal dan terlihat sangat mengasihani Sasha.
"A..aku ngga sempet nyatet kak, maaf"
"Jadi??"
"Tapi aku menghafalnya kok"
"Okey, bacakan sekarang!"
Sasha menunduk dan seperti membaca mantra sebelum memulai membacakan tugasnya.
"Bismillah..Ya Allah, lindungi akuuu" gumam Sasha pelan, untuk menguatkan hatinya"Eh bentar, kamu kan mau merayu.. Jadi bacakan sambil tatap mata aku" perintahnya lagi
Fiuhhhh
"Bismillah.." ucapku dalam hati sambil tetap menunduk dan memejamkan mata, lalu aku menguatkan hatiku untuk berani mengangkat kepalaku dan menatap mata tajam Iqbaal"Kamu tahu perbedaan kamu dengan ranting ini apa?"
"Apaaa??" jawabnya sambil mendekatkan wajahnya dengan wajahku
Jantungku berdegup kencang dan nafasku agak sedikit susah dikendalikan ritmenya kala memandang wajahnya sedekat ini.
Aku agak memejamkan mata sebentar dan kemudian lebih mengangkat daguku sebagai usaha untuk mengontrol kegugupanku."Kalau ranting ini, bisa patah dan menjadi dua... Sedangkan kamu, bisa membuat patah hati jika mendua.." ucapku sambil sedikit memelankan volume suaraku dan sedikit menyipitkan mataku karena malu & rasanya ingin hilang dari hadapan Iqbaal saking malunya
Kami berdua masih berhadapan dengan wajah sangat dekat, lalu Iqbaal menyeringai dan agak memundurkan sedikit kepalanya sambil memicingkan matanya.
Aku tak sabar melihat reaksinya.
Dan.."Baik, cukup kreatif... Aku tunggu tugasmu tadi di catat, dan serahkan kepadaku setelah jam istirahat."
"Sekarang kamu boleh istirahat & jangan lupa catatan tugasmu, serahkan tepat waktu atau hukumanmu akan ku tambah" tambahnya dengan senyum smirk khas dia sepertinya.
Fiuhhhh..
Aku bisa menarik nafasku dengan lega dan hendak beranjak dari tempatku untuk meninggalkan Iqbaal."Hehh tunggu," seru Iqbaal sesaat setelah aku membalikkan badanku
Aku berbalik badan kembali menghadapnya
"Ya kak?"
"Memangnya yang tadi pantun ya??"
"Bukan sihh"
"Terus???"
"Tapi itu rayuan kan kak?? Plisss"
Dia tersenyum manis, senyum manis yang pertama kalinya aku lihat darinya, benar-benar manis ya Allah, paraahhhhh.
"Okey, aku tunggu setelah istirahat jika mau aku ampuni kesalahanmu itu, jangan lupa lihat dulu kelasmu di papan itu" tambahnya sambil menunjuk papan pengumuman di sisi lapang
Aku berlalu darinya dengan sedikit berlari, dan sangat lega.
Sambil senyum-senyum sendiri...
Ehhhh...
Duuuhhhhh