Bayar Pajak

752 59 4
                                    

Sasha POV

Bel istirahat sudah berbunyi, hampir seluruh siswa di kelas berhamburan keluar. Zulfa mengajakku ke kantin, kita makan gratis katanya. Aku nurut aja ngikutin dia.

Baru keluar kelas, Yori juga sepertinya sudah sengaja menunggu kami di luar kelas.

"Yuk? Lama banget sihh.." ajak Yori

"Ieu biasa ngajakin princess harus di rayu2 dulu.." katanya menggodaku.
(Ieu = ini)

Aku hanya tersenyum menanggapinya dan mengikuti mereka berdua berjalan ke arah kantin.

Kami duduk di kursi depan stand bakso di kantin. Aku duduk di samping Zulfa, dan Yori duduk di depan Zulfa.

"Kela urang telfon heula" ucap Yori pada kami.
(Kela = sebentar, urang = kita, heula = dulu)

Kami berdua menunggunya menelfon seseorang, dan aku hanya memperhatikannya yang hendak menelfon seseorang. Sampai sekarang kami belum memesan apa-apa.

Akhirnya, aku ijin ke Zulfa untuk memesan minuman botol. Sambil menunggu orang yang Yori telfon.

Dengan membawa 3 botol minuman, aku menghampiri kedua temanku.
Tapi, kulihat disana sepertinya sudah ada orang lain selain Zulfa dan Yori.
Ya, itu Iqbaal dan Aldi.

"Wahh nu bener maneh?? Jadi geus jadian yeuh??" Itu yang terdengar olehku, ditanyakan Wati pada Aldi.
(nu bener maneh = yang benar kamu)

Aku kembali duduk di samping Zulfa, berhadapan dengan Iqbaal.
Sial, jantungku berpacu lebih cepat sekarang. Aku degdegan duduk berhadapan dengan dia, apalagi setelah statusku jadi pacarnya. Duhhhhhh. 

"Haii.." sapaku pada Iqbaal dan Aldi mencoba menetralkan kegugupanku. 

Iqbaal hanya tersenyum padaku dan mengangguk, matanya tak lekang dari mataku, dan itu membuat diriku makin salah tingkah dibuatnya. Itu berhasil bikin jantungku tambah berdebar, fiuhhhhh aku harus segera menetralkan perasaanku yang ngga karuan saat ini.

Aku duduk dihadapannya dengan kepalaku yang otomatis agak menunduk.

"Kamu mau makan apa,?" Tanya Iqbaal padaku.

"Ciehhhhhh wit wiwwww..." Seru Aldi, Yori dan Zulfa menggoda kami.

Aku makin salah tingkah dan sepertinya mukaku warnanya udah seperti kepiting rebus.

Hanya terdengar suara mereka tertawa yang sepertinya menertawakanku, atau menertawakan Iqbaal juga.

"Samain aja" jawabku pelan.

Iqbaal beranjak dari duduknya, menarik kursi disampingnya dan kini dia duduk disampingku.

"Jangan diledekin donggg, kasian kan pacar aku jadi malu.." ucap Iqbaal sambil menatapku yang menunduk dari samping.

Hahahaha mereka semua tertawa dan Akupun ikut tertawa dibuatnya meskipun tidak sekencang mereka.

"Baso aja ya?" Tanya Yori padaku

"Iya boleh" jawabku

Yori beranjak dari tempat duduknya dan memesan bakso bersama Zulfa.

"Kok masih malu-malu sihh?" Tanya Iqbaal sambil menyenggolkan lengannya pada lenganku.

"Ihhhh..." Jawabku sambil mendorong lengannya, dan dia pun hanya tertawa bersama Aldi.

Akhirnya Iqbaal berhasil mengajakku mengobrol dengannya, mengusir rasa canggung dan malu yang dari tadi menghinggapiku. Dia mengobrol dengan posisi yang sama, wajahnya agak menunduk dan melihat ke arahku. Matanya tidak lepas dari wajahku, meskipun hanya memandangku dari arah samping.

"Duh urang jadi obat nyamuk" seru Aldi

"Hahaha makanya punya pacar lu, tuh si Revi kayanya kosong...kasian dari SMP ngejar-ngejar mulu.." ledek Iqbaal pada Aldi.

"Sialan," gerutu Aldi dan Iqbaal hanya tertawa menanggapinya.

Tak lama Yori dan Zulfa membawa nampan berisi bakso pesanan kami, dan 2 minuman milik Iqbaal dan Aldi.

Iqbaal POV

Selesai membayar pajak pada mereka, aku harus segera pergi dan menyiapkan upacara penutupan MOPD untuk hari ini. Ada beberapa kategori hadiah yang harus kami umumkan untuk sekedar mengapresiasi kerja keras peserta MOPD yang telah dengan giat mengikuti rangkaian kegiatan dari awal sampai akhirnya kegiatan MOPD ini selesai.

"Aku duluan ya, nyiapin dulu buat nanti" pamitku pada Yori, Zulfa dan Sasha. Sambil mengajak Aldi bersamaku tentunya.
"Nanti tunggu aku di parkiran ya?" Ucapku pelan setengah berbisik pada Sasha, dan dia hanya mengangguk menjawabnya. Tanganku otomatis mengusap punggungnya sekilas sebelum beranjak dari tempat dudukku.

"Jagain pacar aku ya Yor, jangan sampe lecet..." Seruku pada Yori.

"Siaap lahh, jangan kuatirrr.. asal lancar Weh traktiranna...hahaha" jawab Yori sambil tertawa bersama Zulfa. Dan aku hanya tertawa mendengarnya seraya melambaikan tangan pada mereka, kemudian segera berlalu menuju sekertariat.

Sasha POV

Setelah Iqbaal dan Aldi pergi, aku pun bersiap pergi meninggalkan kantin. Tapi pundakku serasa ada yang mencekal dari belakang saat aku hendak berdiri dari tempat dudukku.

"Heii anak baru, tunggu dulu" ucapnya berhasil membuatku duduk kembali.

"Weyy, Aya naon yeuhh??" Tanya Yori setengah berteriak padanya. Pada Jeni yang tiba-tiba menghampiri kami.
(Aya naon yeuh = ada apa nih)

Jeni duduk di hadapanku, dengan kedua temannya berdiri di belakang dia.

"Tenang Yor, aku cuma ingin bicara sama dia kok, bentar.." katanya pada Yori.

Aku hanya mengangguk pada Yori, mengisyaratkan kalau aku mau bicara dengan Jeni dan aku ngga apa-apa berbicara dengannya.

Yori mengerti dan dia kembali duduk bersama Zulfa ditempat semula. Mereka memperhatikanku dan Jeni.

"Nama kamu Sasha ya,?" Tanya Jeni ketus padaku.

"Iya.." jawabku pendek.

"Aku Jeni, senior ekskul Pramuka disini." Terangnya dengan ucapan penuh penekanan dan matanya Tek lepas dari mataku. Aku hanya mengangguk mendengarkan penuturannya.

Aku berusaha mengimbangi pandangannya. Dengan berusaha tetap tenang.

"Aku juga pacar Iqbaal!" Tegasnya dan kulihat Zulfa kaget dan Yori seperti hendak menyanggah dan akan berdiri mendengar ucapannya. Tapi aku berusaha tersenyum pada Yori dan mengkode dia untuk tetap duduk dengan tenang.
"Kamu ada hubungan apa sama Iqbaal??" Tanyanya padaku kemudian.

"Engga kok teh, cuma temen.." jawabku berusaha tetap tersenyum.

"Oke kalo gitu, aku ngga suka kamu deket-deket lagi sama Iqbaal. Dan mulai sekarang, kamu ngga usah coba-coba lagi deketin dia!" Serunya setengah berteriak dan bersiap meninggalkan kami.

Yori sudah berdiri. "Heyy, denger ya??!" Seru Yori dan kemudian Zulfa berhasil mencekal tangannya dan aku mengkode Yori untuk tetep tenang dengan gerakan mata dan kepalaku.
"Huhhh" ucap Yori kesal sambil memukul meja.

Jeni dan teman-temannya hanya tertawa smirk kemudian berlalu meninggalkan kami.

"Kamu ngga apa-apa kan Sha?" Tanya Zulfa khawatir.

"Engga kok, aku ngga apa-apa" jawabku menenangkan mereka.

"Kok kamu bisa sih diem aja digituin sama dia?!" Tanya Yori kesal.

"Udahlah Yor, aku udah tau cerita tentang dia kok dari Iqbaal. Makanya, kita jangan sama kaya dia, kalo kita sama... Terus, apa bedanya kita sama dia??" Terangku mencoba meredam emosi Yori yang sepertinya masih sangat kesal.

"Huhhh, bener-bener dapetin malaikat sekarang si Ale. Bisa dapetin pacar sebaik kamu." Seru Yori sambil merengkuh pundakku dan menepuk-nepuknya pelan.

Aku senang mendengar ucapan Yori yang sepertinya sudah mulai tenang.

"Saha heula atuh, teman sebangkunyaaa..." seru Zulfa bangga menepuk dadanya sendiri, dan akhirnya kami pun tertawa bersama kemudian beranjak meninggalkan kantin menuju ke kelas kami. 

CINTA ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang