"Selagi Allah mencintaiku, aku tak peduli seperti apapun sikap manusia padaku."
-Kamulah Takdirku-
🍃🍃🍃
•Bantu tandain kalau ada typo ya hehe"Syakilla, abi dan umi udah memutuskan untuk menjodohkan killa."
Muhammad Hasan, nama abiku tercinta. Ia berbicara tanpa dosa. Tak memikirkan sekaget apa aku setelah mendengar ucapannya. Tapi, aku mencoba biasa saja. Aku berpikir mungkin saja Abi hanya bercanda. Aku menatap keduanya bergantian, umi duduk di sebelah kiri dan abi di sebelah kanan.
Aku tertawa. "Haha, abi sama umi becandanya gak lucu."
Abi dan umi terkekeh. Kemudian abi menjawab "Siapa yang becanda? Ini serius."
"Abi serius?" Kulihat abi langsung mengangguk membuat melotot. Dengan cepat aku menggelengkan kepala. "Killa gak mau!"
"Kenapa?" tanya Abi dengan tenang. Berbeda denganku yang kini sudah berkeringat dingin. "Menikah itu ibadah."
Aku tidak habis pikir dengan Abi. Mengapa laki-laki paruh baya itu bisa berbicara setenang dan semudah itu sedangkan aku sudah panik tak karuan.
"Killa tau, tapi Killa tetap gak mau!" tolakku lagi. "Menikah bukan bahan candaan, bi. Gak mungkin Killa nikah sama cowok yang gak Killa kenal." Aku terkekeh diakhir kalimat.
Aku bingung dengan jalan pikiran kedua orangtuaku, mereka menjodohkanku seolah aku tidak laku saja. Lagi pula aku punya pilihan sendiri, aku tidak mau menikah dengan laki-laki yang tidak aku kenali dan cintai.
"Killa mengenalnya dia Muhammad Rafka Al-Faizan, kakak kelasmu waktu SMA."
Aku membeku mendengar penuturan Abi. Tadi Abi menyebut nama Rafka? Kakak kelasku sewaktu SMA? Ini tidak mimpi?
"Becanda mulu abi mah." Aku menatap ke arah umi, menggoyang-goyangkan tangannya. "Umi, liat abi becandanya gak lucu." Aku merengek, namun umi hanya terkekeh sambil mengusap-usap kepalaku.
"Abi serius sayang. Dia Rafka, kamu kenal kan?"
Aku menelan ludah. Ini serius aku akan dijodohkan dengan laki-laki yang selalu aku sebut dalam doa-doaku. Tentu saja aku mengenalnya, bagaimana mungkin aku tidak mengenali laki-laki yang amat aku cintai.
Benarkah ini Ya Allah? Dia orang yang sama dengan orang yang aku sebut dalam doaku?
"Dia penghafal Al-quran, dia pantas untukmu," ucapnya lagi.
Aku mengerjapkan mataku, harus apa aku sekarang? Aku senang mendengar kabar ini, aku senang jika Kak Rafka akan dijodohkan denganku. Tetapi, aku juga belum siap untuk menikah.
"Killa kenal Kak Rafka. Tapi, maaf banget Killa gak bisa. Abi sama umi tau kalau Killa belum siap buat menikah."
"Siap gak siap, Killa tetap dijodohkan. Abi dan umi udah ngurus semuanya."
Aku menggeleng cepat. "T-tapi abi..."
"Ini demi kebaikanmu, Killa." Abi memotong ucapanku.
Aku terdiam. Tersenyum tipis pada keduanya. "Baik untuk kalian belum tentu baik untuk Killa. Yang ngejalanin ini semua Killa."
"Umi dan abi mau yang terbaik buat Killa. Umi dan abi mau Killa ada yang jagain." Ummi mengambil alih, ia berbicara dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku [TAMAT]
Romansa[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Dilarang berkomentar dengan kata-kata kasar! ⚠️ Awas Emosi ⚠️ Awas Baper Benci menjadi cinta. Ketika cinta tak terbalas, maka doa lah yang bertindak. Ketika kamu sudah Allah takdirkan untukku...