Kamulah Takdirku-Part 27

38K 3.5K 20
                                    

"Aku sangat percaya bahwa suatu saat nanti segala doa-doa yang aku panjatkan akan dikabulkan satu persatu-satu."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo ygy

Sesuai niatku dan Mas Rafka, hari ini kami akan menemui Vino dan ibunya. Bersyukurlah hari ini Mas Rafka tidak sibuk, sudah hampir satu minggu aku menunggu Mas Rafka terlepas dari kesibukannya. Sengaja hari ini kami ingin menemui Vino dan juga ibunya. Karena besok kami tidak bisa karena harus mendatangi acara pernikahan Kak Rizky dan Nadira.

Aku, Mas Rafka, dan Vino menelusuri jalanan sempit yang ada di salah satu gubuk tempat Vino tinggal. Mobil kami titip di depan gang sana, dikarenakan jalanan kecil dan tidak memungkinkan mobil lewat.

Aku mengelus-elus kepala Vino, mengulas senyuman. "Kira-kira ibu bakalan senang gak dengar kabar baik ini?"

Vino mendongak sambil tersenyum lebar. "Semoga ya kak, soalnya Vino sebelumnya udah bilang sama ibu tapi ibu nolak karna katanya gak enak udah banyak ngerepotin."

"Doa aja, semoga ibu mau." Mas Rafka tersenyum sambil mengusap-usap rambut Vino.

Langkah kami terhenti saat Vino berteriak sambil menunjuk ke arah rumah papan yang berukuran kecil. Tampak usang namun masih layak untuk ditempati.

"Itu kak! Itu rumah Vino!" serunya antusias, aku dan Mas Rafka saling tatap. Seolah paham, Mas Rafka mengulas senyuman sembari mengelus-elus kepalaku.

"Kita bantu semampu kita sayang."

"Ayo kak!" Vino menarik tanganku dan juga tangan Mas Rafka. Kami mengikuti, lalu berhenti sebentar untuk membuka sepatu dan kembali berjalan untuk masuk ke dalam.

"Maaf ya, rumah Vino jelek."

Aku meringis mendengar ucapannya, sontak aku menggeleng.

"Jangan ngomong gitu sayang." Aku mengusap pipinya.

Uhukuhuk!

Pandangan kami beralih pada suara itu. Aku dan Mas Rafka langsung mengikuti Vino yang sudah berlari masuk terlebih dulu.

"Ibu! Ibu gapapa? Tunggu bentar, Vino ambilin air." Vino panik, ia langsung membantu ibunya untuk duduk kemudian melenggang pergi. Tak lama, ia kembali dengan membawa segelas air putih.

Aku terkesan. Vino memperlakukan ibunya dengan sangat baik.

"Pelan-pelan, bu." Vino membantu ibunya untuk meminum. "Udah?" tanyanya memastikan. Setelahnya, ia menyimpan gelas tersebut.

Vino beralih menatap kami, "Astagfirullah, kakak kenapa masih berdiri di situ? Sini duduk!" ajaknya sambil menarik tanganku dan Mas Rafka. Kami manut, kami duduk dihadapan mereka.

"Ibu, kenalin ini Kak Killa dan Kak Rafka."

Aku dan Mas Rafka tersenyum dan menyalami punggung tangan sang ibu.

"Ibunya Vino," ujarnya sambil tersenyum. "Masya Allah, ternyata kalian orang baik yang selalu nolongin kami? Ngasih kami makanan dan keperluan lainnya? Masya Allah…, terima kasih nak."

Kamulah Takdirku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang