"Jika dulu aku mengabaikanmu. Maka, kini izinkan aku belajar untuk mencintaimu."
-Kamulah Takdirku-
🍃🍃🍃
•Bantu tandain kalau ada typo ygy
Hari ini hari apa? Mengapa hari ini terasa berbeda dari sebelumnya? Atau hanya perasaanku saja? Mungkin.
Setelah dari Kantor Kak Rafka aku langsung pulang tanpa mampir ke manapun, lagi pula aku mau mampir ke mana? Berbicara tentang hari ini, hari ini terasa berbeda dari hari kemarin. Suasana hatiku juga terasa lebih baik, apalagi setelah mengantarkan makan siang untuk Kak Rafka.
Bibirku ini tidak henti-hentinya tersenyum, hatiku juga terasa tenang. Aku heran, mengapa rasanya ingin terus tersenyum. Bukan aku saja yang heran, Bi Imah juga ikut heran karena diriku.
Lamunanku buyar saat suara nada dering handphone terdengar dari benda pipih hitam milikku. Bibirku melengkung ke atas saat melihat nama umi tertera di layar kaca.
"Assalammualaikum, Syakilla?"
"Wa'alaikumussalam, iya ada apa umi?" jawabku.
"Killa udah sampai rumah, nak?" tanya umi dari sebrang sana.
"Alhamdulillah udah umi. Tadi abis anterin makan ke kantor Kak Rafka, Killa langsung pulang ke rumah.
"Enggak apa-apa, sayang. Umi cuma mau mastiin aja kalau Killa udah sampai di rumah atau belum."
"Ohh gitu, iya alhamdulillah umi Killa udah sampai."
"Alhamdulillah, kalau begitu umi tutup ya. Assalammualaikum."
Kujawab salam kemudian mengakhiri perbincangan. Kemudian aku melangkah ke arah meja rias, lalu melepas hijabku dan menyisir rambutku. Setelah itu, aku mencepol rambutku asal. Aku kembali melangkah menuju kamar mandi, berniat untuk mandi. Cuaca hari ini terasa sedikit panas. Membuatku gerah, dan ingin mandi.
Setelah selesai mandi, aku langsung mengganti pakaian dengan gamis dan pashmina berwarna navy. Setelah aku merasa sudah bersih dan rapi, aku langsung melangkah turun ke bawah untuk menonton TV.
"Masya Allah nyonya rapi banget, mau ke mana?" tanya Bi Imah.
Memang sudah menjadi tradisi kah? Sudah mandi dan pakaian rapi selalu disangka mau pergi? Dan selalu ditanya 'mau ke mana?
Aku terkekeh. "Gak kemana-mana kok bik, Killa mau nonton Tv aja. Gabut di kamar."
"Ohh gitu…, mau Bibi ambilin cemilan?"
"Boleh deh bik. Tolong ambilin keripik singkong yang ada di lemari dapur ya, bik."
Bi Imah mengangguk, lalu melangkah menuju dapur. Sedangkan aku melanjutkan langkahku menuju ruang TV. Duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan layar kaca TV.
Tak menunggu lama, Bi Imah datang dengan membawa nampan berisi setoples keripik singkong dan segelas teh manis yang langsung diletakkan di meja yang ada di hadapanku.
"Ini nyonya, teh sama kripiknya."
"Wihh makasih bibi," ujarku sambil tersenyum.
"Sama-sama, nyonya. Kalau begitu Bibi ke belakang dulu," pamitnya yang langsung aku tanggapi dengan anggukan serta senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamulah Takdirku [TAMAT]
Romansa[DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA] ⚠️ Dilarang berkomentar dengan kata-kata kasar! ⚠️ Awas Emosi ⚠️ Awas Baper Benci menjadi cinta. Ketika cinta tak terbalas, maka doa lah yang bertindak. Ketika kamu sudah Allah takdirkan untukku...