Kamulah Takdirku-Part 18

49.9K 4.5K 173
                                    

"Aku ikhlas dengan semua yang sudah terjadi kemarin, bahkan hingga hari ini aku sudah menyiapkan hati yang lapang untuk menerima segala ketetapan-Mu."

-Kamulah Takdirku-

🍃🍃🍃

•Bantu tandain kalau ada typo ygy

Aku melangkah tergesa-gesa dengan perasaan berbunga-bunga, tanganku berkeringat dingin, jantungku berdegup kencang, belum lagi kedua pipiku yang memanas. Aku sangat bahagia, Kak Rafka sudah bisa menerimaku. Ia bersikap lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Disaat aku berdoa dengan bersungguh-sungguh, berserah dan selalu percaya pada kehendak-Nya. Dari sekian kalinya aku berdoa, kini Allah telah mengabulkan doaku.

Alhamdulillah, terima kasih Allah.

Aku memasak dengan perasaan yang sangat bahagia, percaya enggak percaya suasana hati sangat mempengaruhi rasa makanan yang kita masak. Di saat suasana hati sedang kurang baik, ada saja rasa yang kurang dari makanan yang dimasak. Berbeda jika suasana hati sedang sangat baik, maka makanan yang dimasak juga akan terasa sangat enak.

Kak Rafka sedang tidak enak badan akibat kehujanan tadi. Aku berniat akan memasak sup ayam untuknya. Kebetulan bahan-bahan yang aku butuhkan semuanya ada di kulkas.

Aku tidak sendiri di dapur, tetapi ada Bi Imah bersamaku. Saat ia menawarkan diri untuk membantuku, aku tidak menolak. Aku memang butuh bantuan agar semuanya cepat selesai.

"Bibi, di atas meja makan ada martabak, tolong pindahin ke piring ya. Terus, tolong siapin mangkok beserta air dan handuk kecil untuk mengompres Kak Rafka. Soalnya Killa mau masak sup ayam untuk Kak Rafka. Killa minta tolong ya bik."

Bi Imah mengangguk paham, "Iya nyonya, bibi kerjakan sekarang."

"Terima kasih, bibi."

Bi Imah mengangguk, "Sama-sama, sudah tugas saya nyonya," ucapnya lalu segera pergi untuk melaksankan perintahku.

🍃🍃🍃

Aku sudah berada di kamar Kak Rafka. Membawa makanan untuk suamiku itu. Dan dibantu oleh Bi Imah yang membawa alat kompres. Aku meletakkan nasi, sup ayam, dan martabak yang aku bawa di atas meja yang ada di samping ranjang Kak Rafka, begitu juga dengan Bi Imah yang melakukan hal sama sepertiku.

"Kalau begitu Bibi permisi ya, nanti kalau butuh sesuatu langsung panggil aja ya," ucap Bi Imah.

Aku mengangguk pelan, "Iya bik, sekali lagi makasih ya."

Bi Imah mengangguk sambil tersenyum, lalu ia melangkah ke luar.

Sepeninggalan Bi Imah, aku melangkah mendekati Kak Rafka. Duduk di sisi kasurnya. Kak Rafka masih terlelap, ku lihat ia sudah mengganti pakaiannya dengan sweeter yang tadi aku berikan.

Aku mengulas senyuman, ini untuk pertama kalinya aku bisa bebas memandangi wajahnya tanpa takut ketahuan atau dibuat salah tingkah.

Aku mengangkat tanganku dengan pelan, hendak menyentuh dahi Kak Rafka. Namun tanganku tiba-tiba saja dipegang dan dipeluk oleh Kak Rafka. Aku tersentak kaget sambil menutup mata.

"Hufftt...," aku bernapas lega sambil mengelus dada. Dengan pelan aku menarik tanganku dari pelukan Kak Rafka. Namun laki-laki itu memeluk tanganku sangat erat. "Kak..., ayo bangun..." ucapku pelan sambil menggoyangkan tanganku yang semakin erat ia dekap.

Kamulah Takdirku [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang